NJOP DKI Jakarta Naik, Konsumen Bakal Beralih ke Kota Penyokong

0
1176
Ilustrasi properti di Jakarta. (Beritasatu.com)
Pojok Bisnis

Berempat.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk wilayah DKI Jakarta sebesar 19,54%. Dengan demikian maka nilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pun turut naik. Menanggapi hal tersebut, Country Manager Rumah.com Marine Novita menilai bahwa kebijakan tersebut dapat memengaruhi bisnis properti.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Nilai NJOP saat ini berkisar pada Rp 4,7-Rp 4,8 juta per meter persegi. Dan umumnya, pemilik lahan akan mematok harga lebih tinggi sekitar 30% dari NJOP. Karena itu, Marine menilai dengan kenaikan ini akan banyak konsumen yang beralih ke kota penyokong untuk membeli properti.

“Penyesuaian NJOP ini dikhawatirkan dapat menurunkan daya tarik properti, khususnya hunian. Pencari properti akan makin bergeser ke Bodetabek (Bogor, Depok, Tangeran, dan Bekasi). Apalagi dengan pembangunan infrastruktur penghubung yang masif saat ini,” terang Marine dalam keterangan resminya, Selasa (17/7).

Menukil dari data Rumah.com Property Index, harga properti di DKI Jakarta pada kuartal II-2018 cenderung stabil. Kenaikan harga tercatat di kisaran 2,24% secara kuartal on kuartal (qoq). Kenaikan tersebut mengoreksi penurunan yang sempat terjadi pada kuartal sebelumnya sebesar 0,39% (qoq). Sementara itu, kenaikan harga properti di Jakarta secara tahunan pada kuartal II-2018 naik 6,22%.

Top Mortar gak takut hujan reels

Marine pun memaparkan. Menurut data dari Rumah.com Property Index, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat menjadi wilayah yang mencatatkan peningkatan tertinggi. Pada kuartal II-2018 kenaikan di Jakarta Selatan mencapai 2,3% (qoq). Sebelumnya kawasan ini mengalami penurunan sebesar 0,04%.

“Kebanyakan pencari hunian tampaknya sudah menyerah mencari properti di Jakarta Selatan dan Pusat, karena harga yang sudah sangat tinggi. Harapan lebih besar terdapat di Jakarta Timur, di sekitar Cibubur, Cipayung, Ciracas, dan sekitarnya,” terang Marine.

Khusus Jakarta Timur, sambung Marine, akan menjadi pilihan utama dibanding kawasan lain di Jakarta karena dinilai masih memiliki harga yang terjangkau. Apalagi, saat ini pemerintah telah membangun jalan tol dan Light Rail Transit (LRT).

“Jika melihat fitur Project Review Rumah.com, masih ada hunian jenis rumah dengan harga Rp 500 jutaan dan apartemen dengan harga Rp 250 jutaan di Jakarta Timur,” imbuh Marine.

Pernyataan Marine mengenai kenaikan NJOP yang dapat memengaruhi bisnis properti di Ibu Kota pun didukung oleh hasil survei yang dilakukan oleh Rumah.com. Survei Property Affordability Sentiment Index Semester II 2018 tersebut dilakukan kepada 1.000 responden dari seluruh Indonesia. Hasilnya, sebanyak 51% responden meyakini kenaikan NJOP akan berpengaruh terhadap harga properti di DKI Jakarta. Sementara, hanya 18% meyakini kenaikan NJOP tidak akan berpengaruh terhadap harga properti.

Sementara dari sisi pengembang, Direktur PT. Bakrie Pangripta Loka Andre R. Makalam tak menampik bahwa kenaikan NJOP akan menyebabkan kenaikan harga properti secara proporsional. Lebih lagi dilandaskan pada zonasi.

“Kenaikan akan tergantung dari zona properti. Di Sentra Timur, kenaikan untuk unit baru yang akan diluncurkan akan berada pada kisaran 5%. Yang akan merasakan dampak paling besar adalah Jakarta Selatan, terutama untuk properti kelas atas,” ujar Andre.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.