Berempat.com – Sudah bukan hal aneh apabila promo gencar-gencaran diterapkan oleh sebuah restoran yang baru saja buka. Tujuannya tentu saja untuk bisa menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Karena dengan promo yang menarik, otomatis konsumen akan mau datang untuk mencicipi menu yang disajikan dan merasakan langsung tempat serta pelayanannya.
Namun, sepertinya tak semua promo dapat berjalan baik. Malah, bila tak dihitung secara detail promo yang diterapkan bisa mengancam kelangsungan bisnis. Seperti yang terjadi di Chengdu, Cina, saat sebuah restoran harus bangkrut hanya setelah 2 pekan buka. Restoran bernama Jiamener tersebut menawarkan promo makan sepuasnya (all you can eat) tanpa batasan.
Melansir dari Independent, Senin (25/6), Jiamener sejatinya sudah beroperasi sejak Desember 2017. Namun, restoran tersebut baru memulai promo pada 1 Juni 2018 dengan mengusung strategi makan sepuasnya. Cukup membayar 120 yuan atau sekitar Rp 260 ribu, pelanggan akan mendapat kartu anggota dan bebas makan sepuasnya selama sebulan.
Karena begitu menarik, otomatis banyak pelanggan yang datang. Apalagi, Jiamener merupakan restoran yang menyajikan hot pot, yakni hidangan berkuah khas Cina yang berisi daging, sayuran, makanan laut, tahu, dan kentang. Jenis sajian tersebut sangat diidolakan masyarakat Cina.
Berkat promo tersebut, dalam sehari Jiamener bisa melayani lebih dari 500 pelanggan. Bahkan, ada juga pelanggan yang datang sejak pagi dan tak beranjak hingga malam. Namun, keberhasilan promo tersebut dalam mendatangkan pelanggan justru membawa kebangkrutan bagi restoran. Hanya dua pekan berjalan, restoran terpaksa tutup karena harus berutang sampai 500 ribu yuan atau Rp 1 M.
Salah satu pemilik Jiamener, Su Jie pun mengaku bahwa kebangkrutan tersebut karena buruknya manajemen pada pihaknya.
“Ini bukan karena selera makan tinggi para pengunjung, masalah utamanya adalah manajemen kami yang buruk,” ujar Su Jie.
Memang, saat restoran menyatakan tutup, banyak konsumen di media sosial yang menganggap promo tersebut bukanlah ide bagus.