Berempat.com – Perusahaan rintisan (startup) Indonesia rupanya sering dianggap sebelah mata oleh investor global. Salah satunya adalah Sequoia Capital, perusahaan modal ventura yang berada di salah satu deretan investor Google.
Pandangan sebelah mata itu dapat dilihat dari kinerja perusahaan rintisan Indonesia yang sering diproyeksikan tak dapat berkembang pesat. Namun, nyatanya perusahaan rintisan Indonesia justru mampu berkembang pesat. Terbukti setidaknya ada 4 perusahaan rintisan berlabel Unicorn di Indonesia; GO-JEK, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
Managing Director Sequoia Capital India Shailendra Singh pun mengakui bahwa perusahaannya sering salah menyusun estimasi perkembangan sebuah perusahaan rintisan di Indonesia. GO-JEK menjadi salah satu contoh perusahaan rintisan Indonesia yang diproyeksikan oleh Sequoia tak akan berkembang pesat. Namun, nyatanya hanya dalam beberapa tahun perusahaan yang dibosi oleh Nadim Makariem itu sudah mampu menyandang gelar Unicorn.
Misalnya, saat Sequoia ikut mendanai GO-JEK dan memperkirakan GO-JEK baru akan mencapai 500.000 pesanan dalam beberapa bulan. Tapi, nyatanya perusahaan berjaket hijau itu bisa melampaui target tersebut dalam sebulan.
“Jika banyak yang bilang kami hebat karena menjadi salah satu pendukung terawal Go-Jek, menurut saya itu salah. Seharusnya kami lebih agresif,” ungkap Singh saat berbicara di Nexticorn International Summit di Bali, Rabu (9/5).
Hal yang sama juga pernah terjadi pada Tokopedia. Singh mengaku kagum terhadap Tokopedia berkat pertemuannya dengan William Tanuwijaya. Karena itu Singh langsung bersedia mengucurkan dana 2 hari berselang kepada Tokopedia.
“Estimasi kami terus-terusan salah. Setiap perusahaan berhasil mengejutkan kami,” ujar Singh.
Namun, Singh menyatakan kalau model finansial memang sering kali salah dalam memproyeksikan perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Salahnya pun bervariasi, bisa dari segi negatif atau positif. “Untungnya di Indonesia selalu di sisi positif,” tukasnya.