Saya tidak setuju dan ingin menggarisbawahi kata-kata “selalu gagal” yang Anda tuliskan dalam surat Anda. Kata-kata “selalu” kurang baik dipakai dalam pernyataan ini. Kata ini sangat tidak memotivasi dan menunjukkan bahwa Anda sudah mulai menyerah. Jika Anda sering menggunakan kata “selalu gagal”, maka kemungkinan usaha berikutnya akan gagal juga. Bukankah Anda sendiri yang mengatakan selalu gagal?
Mari kita gunakan kata “belum berhasil”. Thomas Alfa Edison bereksperimen 1.000 kali hingga akhirnya dapat menciptakan lampu pijar yang menggantikan lampu minyak. Teman-temannya bilang bahwa Thomas gagal 1000 kali, tapi si jenius ini mengatakan “Saya berhasil mengetahui 1000 cara yang membuat lampu pijar tidak menyala”.
Pesan dari cerita ini adalah, jadilah kegagalan sebagai sebuah ilmu, sebagai pengetahuan bahwa yang gagal kemarin itu ada sebab musababnya. Jadi dalam pengalaman enam kali gagal dalam Anda menjalankan usaha, Anda perlu tahu penyebab kegagalan dari masing-masing usaha yang Anda jalankan. Dengan mengetahui penyebabnya mustinya Anda tidak akan mengulangi penyebab kegagalan tersebut.
Coba Anda renungkan penyebab kegagalan usaha-usaha yang Anda lakukan. Apakah Anda kurang tekun? Kurang bisa berpromosi? Boros menggunakan uang? Tidak bisa memprediksi jumlah pelanggan? Barang Anda kurang bermutu dibanding pesaing? Carilah. Tanyakan kepada orang yang sudah berpengalaman seputar kegagalan dan cara mengatasi kegagalan yang Anda alami. Kelak Anda akan tahu bahwa ternyata mereka yang sukses itu banyak mengalami kegagalan. Orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, melainkan orang yang mampu bangkit dari kegagalan.
Oleh: Bambang Suharno
Direktur Indonesain Entrepreneur Society (IES),
Penulis Buku “ Tujuh Cara Tidak Gila Jadi Pengusaha” dan puluhan buku lainnya.
Email : bambangsuharno@yahoo.com
