Selain masalah modal, alasan yang sering muncul dan menghambat seseorang untuk berwirausaha adalah tidak tahu usaha apa yang harus dipilih dan harus memulai dari mana. Sebelum memulai usaha, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan untuk membekali diri.
Hal yang pertama adalah Doa. Apapun agama dan kepercayaan Anda, kekuatan doa sudah banyak dibuktikan orang-orang sukses di dunia. Doa dan keyakinan, akan membuat pikiran lebih tenang, positif, serta alam bawah sadar memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Setelah Doa, calon pengusaha yang sukses harus menyusun jurnal aktivitas harian yang merefleksikan ke impian membangun usaha yang sudah diputuskan. Jika kesulitan memutuskan usaha apa yang tepat dan bagaimana memulainya, Anda bisa melakukan tahapan “3N” yaitu Niteni, Niru dan Nambahin, dalam bahasa Jawa yang artinya mengamati, meniru dan menambahkan. Konsep 3N ala Jawa ini juga dikenal dengan istilah ATM (amati, tiru dan modifikasi).
Niteni/Mengamati
Anda bisa mempelajarai bagaimana prospek sebuah usaha bisa dilakukan melalui sebuah pengamatan. Kemudian jika ada passion atau minat yang kuat pada jenis usaha tertentu, proses pengamatan bisa lebih mendalam dilakukan. Misalnya, Anda tertarik pada usaha Bakso, tentu harus dipejari berbagai hal mengenai usaha ini, mulai dari cara membuat bakso, meracik kuah bakso, berapa besar biaya membuat gerobak dan membeli barang modal lainnya, mencari informasi sumber bahan baku yang baik dengan harga yang kompetitif, bagaiamana menentukan lokasi usaha, bagaimana menghitung harga pokok satu mangkuk bakso dan menentukan harga jualnya. Serta berbagai aspek lain terkait usaha tersebut, agar ada pemahaman menyeluruh mengenai usaha yang akan dijalani tersebut.
Niru/Meniru
Tahapan Niru adalah proses melakukan duplikasi, dari proses Niteni hal-hal yang dipelajari harus dicoba dipraktikkan. Selain itu semua informasi yang kita dapat dari proses mengamati harus dituangkan ke dalam proses membuat sebuah perencanaan usaha yang jelas. Hal yang harus direncanakan dengan jelas adalah:
- Konsep yang baru dan kreatif tentang warung baksonya.
- Berapa investasi total dari satu warung Bakso yang akan dibuat?
- Berapa gaji yang diberikan untuk operator yang menjalankan?
- Berapa besar harga jual dan harga pokok Bakso per mangkuk?
- Di mana tempat usaha yang dipilih?
- Berapa target penjualan yang harus dicapai?
- Berapa biaya operasional harian yang harus dikeluarkan?
Semua informasi ini harus sudah tersaji didalam perencanaan usaha yang dibuat, sehingga kita mengetahui berapa penjualan yang harus dicapai untuk BEP atau mencapai keuntungan yang diharapkan.
Nambahin/Memodifikasi
Tahapan ketiga adalah proses melakukan modifikasi atau menambahkan sebuah kreativitas baru untuk menentukan unique selling point dari usaha tersebut. Misalnya, menciptakan sesuatu yang baru, bentuknya berbeda, isinya berbeda, atau pada kuahnya diberi tambahan sesuatu yang membuat lebih istimewa dan sebagainya.
Sehingga kreativitas yang baru ini mampu mengundang para penggila Bakso khususnya. Jangan lupa, jika temuan kreativitas ini sesuatu yang baru dan belum ditemukan oleh orang lain segera patenkan temuan tersebut agar tidak dicontek begitu saja oleh pihak lain.
Jika masih belum memiliki cukup modal, sebenarnya pada proses Niteni, cara yang paling baik adalah mengamati dan mempelajari dengan cara terjun langsung ke usaha tersebut. Misalnya dengan terlebih dulu bekerja menjadi karyawan. Banyak sekali pelaku usaha yang berani memulai usaha karena telah menguasai benar bidang yang digeluti, karena sebelumnya pernah berkecimpung dalam bidang tersebut, meskipun hanya sebagai karyawan.
Dengan cara itu, Anda bisa mengetahui langsung seluk-beluk usaha tersebut, membuka jaringan, sekaligus mengumpulkan tambahan modal usaha. Jadi, tak ada alasan untuk tidak segera mulai berwirausaha.
Oleh : Yoyok Indrayatno
Pelatih Kewirausahaan dari ACC Indonesia
( Amanah Coaching Clinik Indonesia)
http://www.be-acoach.com