Hasil statistik menunjukkan bahwa sebanyak 96% pebisnis mengalami kegagalan pada 10 tahun pertama usaha berjalan, dan hanya sebesar 4% saja pebisnis yang mampu bertahan dan atau berkembang. Pengertian bertahan disini adalah perusahaaan tersebut tetap eksis di industri bisnisnya dan masih beroperasi, tetapi tidak berkembang dan bertumbuh.
Meskipun keadaan ini sebenarnya sangat beresiko pada bisnis tersebut untuk dapat bertahan lebih lama. Sedangkan perusahaan yang bertahan dan mampu terus berkembang adalah perusahaan yang terbaik, karena selain mampu bertahan juga mengalami perkembangan dan pertumbuhan dengan mengalami peningkatan dari sisi nilai aset, brand maupun profit perusahaan.
Untuk dapat bertahan saja sebenarnya suatu perusahaan perlu bertumbuh dan berkembang, karena perusahaan itu dapat diibaratkan sebuah pohon, sebuah pohon hanya memiliki dua pilihan yaitu, tumbuh atau mati. Begitu juga dengan pilihan yang dimiliki setiap perusahaan yang ada diseluruh dunia ini ketika memulai, menjalankan dan membangun bisnisnya, hanya ada 2 pilihan yaitu bertumbuh atau mati. Sebab apabila suatu perusahaan tidak dapat bertumbuh, maka akan mati tergilas oleh para pesaing yang berada di industri bisnisnya.
Saat pertama kali memulai suatu bisnis, tanpa disadari oleh banyak pemilik bisnis, mereka memiliki niat dan pemahaman yang keliru tentang hakekat dari didirikannya suatu bisnis. Dan ketika menjalankan operasional bisnisnya sehari-hari, mereka terus melanjutkan niat dan pemahaman yang keliru tersebut tanpa disadari.
Hingga suatu saat mengalami kejadian demi kejadian, masalah demi masalah yang dialami dan dihadapi oleh pebisnis sampai disuatu titik dimana pimpinan dan menajemen perusahaan tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah dan menemukan solusi yang tepat, hingga mengakibatkan satu keputusan pada perusahaan tersebut, yaitu dijual atau ditutup.
Salah satu cara terbaik untuk dapat mempertahankan suatu bisnis agar tetap sustainable (langgeng) sampai berumur ratusan tahun adalah dengan merencanakan dan melaksanakan secara terus-menerus perbaikan atau peningkatan melalui perubahan atau transformation. Banyak diantara perusahaan yang bertahan dengan melakukan perubahan di bisnisnya, ada yang berhasil bangkit dan mengalami kesuksesan tetapi sebagian besar banyak juga yang mengalami kegagalan dan kebangkrutan yang tidak dapat dihindari.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin berbagi tentang penyebab utama mengapa banyak bisnis diluar sana yang mengalami kegagalan setelah melewati masa 10 tahun dibisnisnya. Lima penyebab utama suatu perusahaan mengalami kegagalan untuk bertahan lebih lama :
- Mismanajemen atau Salah Manajemen
Mismanajemen atau salah manajemen menempati urutan pertama penyebab utama kegagalan bisnis dan kebangkrutan berdasarkan hasil survei yang pernah dilakukan.
Sebagai seorang pebisnis banyak hal yang perlu Anda pelajari dalam hal manajerial dan pengelolaan bisnis. Intuisi dan naluri bisnis saja tidak cukup, Anda memerlukan ilmu manajemen yang mumpuni dalam mengkoordinir dan mengatur tim dan roda perusahaan Anda, sehingga Bisnis Anda menjadi “Sustainable” (langgeng) dan tetap mengalirkan omzet, profit & cash yang Anda inginkan.
Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan mismanajemen adalah:
- Belum adanya pola struktur organisasi yang uniform (seragam).
- Belum adanya kesatuan bahasa dalam manajemen.
- Belum adanya management mindedness di lingkungan pejabat pimpinan.
- Belum adanya keseragaman tentang cara dan tata kerja antar divisi atau bagian.
- Tidak efektifnya pelaksanaan pengawasan.
- Kurang tepatnya koordinasi.
- Tidak sesuai rencana dengan kesanggupan atau kemampuan pelaksanaan.
- Terdapatnya perbedaan visi dan misi antara atasan dengan bawahan.
- Terjadinya senioritas yang berlebihan atas suatu tugas manajemen.
- Timbulnya birokratisme yang overlapping (tumpang tindih) dalam organisasi tersebut.
- Membiarkan Rasa Puas Diri
Perasaan puas diri yang dihinggapi pada Pemimpin maupun tim/karyawan dalam suatu perusahaan adalah penyebab yang menciptakan kegagalan dalam perubahan di perusahaan. Kesalahan terbesar yang dibuat oleh banyak perusahaan ketika mereka mencoba untuk mengubah organisasi untuk memenangkan persaingan adalah tidak dibangunnya Rasa Keterdesakan yang tinggi (sense of urgency) di dalam manajemen dan karyawan. Dan hal ini sering terjadi tanpa disadari oleh sebagian besar orang yang ada di dalam manajemen perusahaan tersebut.
Merasa puas dengan pencapaian yang telah diperoleh dan merasa aman serta nyaman bahwa kondisi seperti ini akan terus berlangsung lama, sehingga menciptakan zona nyaman yang membuat terlena dan lupa akan ancaman dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Merasa puas dengan pangsa pasar yang dikuasai, merasa puas dengan pencapaian penjualan, terlalu bangga dengan kualitas produk/jasa yang dimiliki dan puas dengan pelayanan yang ada dan lain sebaiknya. Banyak masalah yang terjadi tetapi tidak diselesaikan, peluang-peluang bisnis yang diabaikan serta tidak melakukan perbaikan yang diperlukan. Sehingga terjadi badai yang menghantam perusahaan yang mengakibatkan kebangkrutan dan kegagalan.
- Tidak Melakukan Perubahan dan Inovasi
Banyak perusahaan yang mengalami kegagalan karena tidak melakukan perubahan dan inovasi, seperti yang dialami oleh perusahaan telekomunikasi terkenal Nokia divisi ponsel dari Finlandia yang telah diakuisisi oleh Microsoft 2 tahun lalu. Nokia divisi ponsel pernah menjadi produsen ponsel terbesar dunia selama 14 tahun hingga tahun 2012, sebelum kalah bersaing melawan Samsung.
Kini Samsun menyalip posisi Nokia sebagai pabrikan ponsel terbesar. Nokia, sang raja ponsel, tak berdaya menghadapi serbuan para pemain baru di bawah bendera Android & iOS. Sempat berusaha bangkit kembali dengan mengadopsi Windows Phone pada 2011, Nokia akhirnya kandas pada 2014 dan terpaksa menjual divisi ponselnya ke Microsoft dengan harga jauh lebih rendah dibanding nilainya saat jaya dulu.
Nokia, sang legenda yang produk-produknya pernah menjadi buruan nomer satu para pecinta gadget, kini telah “lempar handuk” dan resmi mundur dari industri yang dibesarkannya sendiri. Nokia membiarkan perasaan puas diri dan gagal melakukan perubahan dan inovasi produk ponselnya, dan hanya dalam beberapa tahun setelah kemunculan pesaing, perusahaan Nokia dikalahkah oleh pasaingnya seperti Samsung dari Korea Selatan.
- Salah Financial Management.
Kesalahan dalam mengelola keuangan pada perusahaan, menjadi salah satu penyebab utama kegagalan bisnis dan kebangkrutan dunia usaha.
Tidak adanya kedisplinan dalam hal pengelolaan dan pengaturan uang perusahaan, dan tidak adanya pemisahan uang pribadi dan uang perusahaan serta sistem pencatatan dan laporan keuangan yang jelas dan akurat, membuat Anda tidak bisa membaca tren dan memprediksi masa depan dan akhirnya, salah dalam pengambilan keputusan.
Sehingga mengakibatkan kerugian besar, yang akan mengganggu jalannya roda perusahaan. Pemborosan terhadap pengeluaran yang tidak penting dan mendesak, seperti membeli aset yang tidak penting atau salah ketika melakukan investasi, menyebabkan cashflow terganggu. Apabila kesalahan demi kesalahan ini terus berlangsung dan tidak terselesaikan, maka akan terjadi kebangkrutan pada satu perusahaan.
- Tidak Memiliki Pendamping (Mentor/Coach)
Setelah sekian tahun perusahaan dihadapkan pada masalah yang sama yaitu bertahan hidup dan terus beroperasi, Anda menghadapi masalah yang tidak pernah habis, seperti dengan tim/karyawan pada kesalahan-kesalahan yang mereka buat, sehingga Anda sibuk memadamkan api di dalam proses bisnis di perusahaan Anda.
Mengapa demikian?. Karena Anda tidak akan dapat mengeluh kepada tim, apalagi mengeluh kepada pasangan Anda. Membicarakan masalah Anda dengan teman-teman Anda sekalipun, juga belum tentu mendapatkan jalan keluarnya. Sedangkan berkonsultasi kepada psikolog murni, belum tentu psikolog tersebut benar-benar memahami persoalan bisnis yang menjadi strss Anda.
Oleh karena itu setiap pebisnis perlu memiliki seorang pendamping yang menjadi fasilitator kesuksesan di bisnis Anda. Seperti kesuksesan seorang atlet juara dunia olahraga atau para top performances disegala bidang, mereka pasti memiliki seorang mentor atau coach. Karena cara lebih mudah dan lebih cepat untuk meraih kesuksesan adalah belajar dari ahlinya. Begitu juga dengan Anda sebagai pemimpin perusahaan, apabila Anda ingin sukses luar biasa dan bertahan lama, Anda perlu memiliki pendamping atau partner seperti seorang mentor/coach dibisnis Anda, untuk menyiasati dan mengetahui titik lemah Anda (blindSpot) dan memaksimalkan kekuatan Anda (strength).
Tugas seorang mentor/coach selain memberikan “know how” tentang bisnis, Anda juga akan selalu “disegarkan, diingatkan, digali potensi terbesar Anda dan terkadang juga disentil” akan passion & purpose Anda ketika menjalankan perusahaan. Dan tentu saja Anda dapat memanfaatkan kehadiran seorang mentor/coach sebagai “leverage” (daya ungkit) dalam mencapai goal di perusahaan. \
Sebenarnya masih banyak lagi faktor penyebab kegagalan bisnis dan kebangkrutan, gagal atau tutup satu perusahaan dalam kurun waktu 5-10 tahun. Tetapi 5 faktor diatas adalah yang paling utama.
Semoga Bermanfaat. Salam Perubahan!
Oleh : Coach Vence Ginting, SE, MM.
Business Performance Coach (USA)
Active Coach
Jl. Bambu Kuning IV No.20 Cengkareng Barat, Jakarta Barat
Telp : (021) 5439 1003, 540 3043
Hp: 0816 864 248
Email: coachventing@gmail.com
Website: www.activecoach.co.id