Menentukan harga jasa sebagai freelancer, apalagi di bidang desain, kadang bisa jadi hal yang bikin galau. Di satu sisi, kamu ingin dihargai layak atas karya dan waktu yang kamu berikan. Tapi di sisi lain, takut juga pasang harga “kemahalan” dan bikin calon klien kabur. Nah, gimana sih caranya biar harga yang kamu tetapkan tetap realistis tapi juga sepadan. Yuk, simak artikel dari Berempat.com berikut ini.
1. Jangan Jadikan Jam Kerja Sebagai “Patokan”
Jangan cuma ngitung berapa jam kamu kerja. Desain itu bukan soal cepat atau lambat, tapi soal ide, konsep, dan pengalaman yang kamu bawa. Misalnya kamu bisa desain logo dalam 2 jam, tapi itu karena kamu sudah latihan bertahun-tahun. Jadi, patok harga berdasarkan value, bukan hanya waktu.
2. Cek Harga Pasar, Tapi Jangan Cuma Ikut-ikutan
Untuk menentukan biaya dari Jasa, coba deh riset, berapa sih harga rata-rata untuk desain logo, feed Instagram, atau kemasan produk? Banyak platform seperti Sribu, 99designs, atau forum desainer yang bisa jadi referensi. Tapi ingat, ini buat gambaran aja—bukan patokan mutlak. Sesuaikan dengan pengalaman, portofolio, dan gaya khas kamu.
3. Tentukan Biaya Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Beda jenis proyek atau pekerjaan, beda effort. Misalnya:
-
Desain logo brand baru: mulai dari Rp 500 ribu – Rp 3 juta
-
Desain konten Instagram 10 slide: Rp 250 ribu – Rp 1 juta
-
Desain kemasan produk: bisa lebih tinggi, tergantung kompleksitas
Boleh juga pakai paket harga, seperti:
-
Paket Basic (logo + 1 revisi)
-
Paket Pro (logo + brand guide + 3 revisi)
-
Paket Sosial Media Bulanan
Dengan paket, klien lebih mudah paham, dan kamu juga punya kendali atas ruang lingkup pekerjaan.
4. Hitung Juga Biaya Operasional
Jangan lupakan biaya-biaya tersembunyi: software langganan, listrik, kuota, bahkan kopi yang nemenin kamu begadang. Semua itu perlu diperhitungkan, apalagi kalau kamu freelance full-time.
5. Jangan Takut Menolak Klien yang Nggak Sejalan
Kalau ada yang nawar terlalu rendah dan nggak masuk akal, jangan takut bilang tidak. Klien yang baik akan menghargai karya kamu. Lagipula, semakin kamu sering ngambil proyek murah, makin susah juga buat naikin harga ke depannya.
6. Naikkan Harga Seiring Portofolio yang Makin Banyak
Portofolio kamu makin keren? Testimoni makin banyak? Jangan ragu naikkan harga secara bertahap. Ini bukan sombong, tapi bentuk dari menghargai kualitas kerja sendiri.
Menjadi freelancer di bidang desain nggak cuma soal jago bikin karya bagus, tapi juga pintar ngatur harga dan komunikasi. Jangan sampai kamu kerja keras tapi nggak sepadan dengan yang kamu terima. Dengan harga yang tepat, kamu bukan cuma dapat uang, tapi juga klien yang benar-benar menghargai hasil karya kamu.