Fungsi tas yang tak hanya sebagai tempat menyimpan barang, namun juga melengkapi penampilan membuat peluang usaha tas selalu terbuka lebar. Dalam hal pemasaran, mengingat jenis produk tas ini sangat banyak sekali, maka harus bisa menentukan target pasar dengan membatasi jenis dan model tas untuk kalangan tertentu.
Hal ini agar sistem pemasaran lebih terarah dan efektif. Tehnik lain dalam hal pemasaran juga bisa melalui promosi di sosial media, sedangkan untuk cara konvensional bisa dengan sistem titip jual atau konsinyasi, namun bagi pemula usaha sebaiknya menggunakan jalur promosi di sosial media, misalnya membuat account facebook, mendisplay produk dan melakukan link ke rekan-rekan atau komunitas pecinta fashion, serta membuat blog.
Pemasaran melalui jalur sosial media ini ibaratnya seperti memperkenalkan produk dari mulut ke mulut, dan yang menjadi tantangan adalah pengembangan jaringan, sehingga pelaku usaha harus menceritakan kelebihan produknya disertai display desain tas yang menarik.
Apalagi pada dasarnya masyarakat Indonesia suka mendengar cerita dan suka berinteraksi di dalam komunitas, sehingga jika pelaku usaha punya kemampuan untuk bercerita dan berkomunikasi di dalam komunitas yang menjadi target market, maka jaringan juga akan berkembang luas.
Jadi strategi marketing ini merupaklan perpaduan antara promosi dari mulut ke mulut, sosialisasi produk ke calon konsumen, serta penggunaan teknologi yang murah karena hanya akses internet yang dibutuhkan.
Di sosial media, konsumen juga bisa diberikan wadah untuk memberikan testimoni produk yang dibeli, dan testimoni positif akan mendorong calon konsumen lain untuk ikut membeli. Namun risikonya jika ada testimoni negatif yang bisa muncul, sehingga pada akhirnya pelaku usaha harus terus menjaga kualitas produk sesuai target pasar yang dituju.
Tas merupakan produk yang sifatnya personal dan mengikuti lifestyle, dan lebih baik jika pelaku usaha mencari info di dalam komunitas anak muda mengenai produk tas yang mereka sukai, selain itu pelaku usaha juga bisa menyediakan wadah di sosial media bagi para konsumen yang ingin memberikan usulan info desain dan model tas yang disukai.
Pemasaran melalui pameran besar atau di mal-mal juga bisa diikuti namun memang biayanya tidak murah, sehingga lebih cocok digunakan jika usaha telah berkembang dan meraih untung. Namun tempat pameran juga harus dipilih yang memang didatangi oleh target pasar produk tas ini. Karena bagaimanapun dalam marketing yang terpenting adalah orang melihat, apakah di sosial media, toko, pameran, pasar dan lainnya.
Persaingan usaha tas sudah cukup ketat, namun pelaku usaha tidak perlu takut dengan adanya persaingan, karena konsumen saat ini sudah mulai banyak yang mencari produk berkualitas, sehingga pelaku usaha harus berupaya agar produk tidak berkualitas rendah, selain itu dengan membangun keloyalan pada konsumen, serta terus merespon komplain dari konsumen demi perbaikan kualitas produk.
Kendala usaha ini terutama jika pelaku usaha sudah semakin banyak sehingga peluang terjadi penjiplakan cukup besar karena pembuatan tas seperti ini mudha ditiru. Cara menghadapinya tentu pelaku usaha harus gesit dengan desain, artinya harus sering mengeluarkan desain baru, tapi juga harus peduli terhadap desain yang disukai konsumen supaya bisa terus mengembangkan produk berikutnya. Selain itu dengan membuat ciri khas pada produk, sehingga konsumen lama-kelamaan akan mengenal produk kita.
Terkait desain ini, salah satu yang bisa jadi pelindung adalah label atau brand, dan nantinya bisa menimbulkan kefanatikan bagi konsumen yang loyal untuk terus membeli produk dengan brand tersebut. Namun brand pun rawan terhadap peniruan, sehingga sebaiknya mengurus hak paten brand atau bisa pula mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk kita yang asli, dan bisa dijamin kualitasnya.
Oleh: Inayah Minesti Setiana, Pemiliki Amora House
Jalan Pangeran Wirosobo No.14 Sorosutan Yogyakarta