PDIP dan PKS sulit bersatu dalam satu wadah oposisi di masa depan. Hal ini dikarenakan perbedaan ideologi yang mencolok antara kedua partai tersebut. Seperti minyak dan air, sulit untuk menyatukan PDIP dan PKS secara ideologis. Hal ini diungkapkan oleh Jamiluddin Ritonga, seorang analis politik dari Universitas Esa Unggul,
Tantangan Yang Dihadapi Oleh PDIP Dan PKS Dalam Upaya Mereka Untuk Bersatu Sebagai Kekuatan Oposisi Dalam Politik Indonesia.
Menurut Ritonga, meskipun kedua partai berada dalam wadah oposisi, tujuan yang mereka perjuangkan akan berbeda. Terlebih lagi, PDIP telah beberapa kali menyatakan ketidakcocokannya dengan PKS. Oleh karena itu, jika mereka bersatu, kemungkinan hanya akan terbatas pada isu-isu tertentu yang memiliki kepentingan bersama.Ritonga juga menambahkan bahwa PDIP dan PKS akan tetap berjalan secara independen dalam menyuarakan aspirasi masing-masing. Meskipun ada persamaan kepentingan tertentu, kedua partai ini akan tetap mengikuti perspektif dan pendekatan mereka sendiri.
Dalam konteks politik Indonesia, kolaborasi antara PDIP dan PKS sebagai oposisi yang solid sangatlah sulit terwujud. PDIP, sebagai partai yang memiliki basis dukungan yang luas dan berideologi nasionalis, cenderung memiliki pandangan yang berbeda dengan PKS, partai yang berbasis agama Islam dan memiliki orientasi politik yang lebih konservatif. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam politik segala kemungkinan dapat terjadi. Meskipun sulit, tidak bisa diabaikan sepenuhnya kemungkinan adanya kerja sama atau kesepakatan taktis antara PDIP dan PKS dalam beberapa isu yang mendesak atau kepentingan bersama. Namun, dalam jangka panjang, harmonisasi yang utuh antara dua partai tersebut tampaknya sangat sulit dicapai. Dalam politik, PDIP dan PKS sulit untuk mencapai kesepakatan yang kokoh sebagai oposisi bersama. Perbedaan ideologi yang signifikan dan pernyataan ketidakcocokan dari PDIP membuat kolaborasi antara kedua partai ini menjadi sulit. Meskipun ada kemungkinan kerja sama dalam isu-isu spesifik, pandangan yang berbeda dan pendekatan yang berbeda akan tetap membatasi kesatuan yang utuh antara PDIP dan PKS. Keduanya cenderung akan memilih untuk berjalan sendiri dalam menyuarakan aspirasi politik mereka seiring dengan perspektif masing-masing.