Mundurnya Mahfud MD dari Kabinet Jokowi dan Imbas Terhadap Citra Negarawan, Keputusan Mahfud MD untuk mengundurkan diri dari kabinet Presiden Joko Widodo berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap citra dan reputasinya sebagai seorang negarawan. Menurut Subiran Paridamos, Direktur Eksekutif Sentral Politika, tindakan ini dapat mengubah persepsi publik terhadap Mahfud.
Subiran menyatakan bahwa langkah Mahfud untuk mundur dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, dapat dipandang sebagai strategi yang dipenuhi dengan kepentingan elektoral menjelang Pilpres 2024. Dia mengungkapkan, “Dengan tindakan ini, Mahfud berusaha untuk mempengaruhi opini publik agar mendapatkan dukungan pada tanggal 14 Februari 2024.”Subiran menegaskan bahwa setelah resmi menjadi calon wakil presiden nomor urut 3 bersama Ganjar Pranowo, Mahfud sering kali mengkritik pemerintahan Jokowi. Oleh karena itu, keputusannya untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju dianggap sebagai bentuk penegasan bahwa dia ingin berada dalam posisi oposisi.”Langkah ini menciptakan kesan bahwa pejabat publik lainnya telah menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangannya dalam pemilu,” kata Subiran. Dengan demikian, Mahfud dikatakan menggunakan metode perlawanan praktis sebagai bukti bahwa dia tidak lagi tergabung dalam pemerintahan Jokowi.
Mundurnya Mahfud MD Dari Kabinet Jokowi Telah Mempengaruhi Persepsi Publik Terhadapnya Sebagai Seorang Negarawan
Subiran juga menyampaikan pandangannya bahwa sikap Mahfud yang terus-menerus mengkritik pemerintahan Jokowi sambil tetap menjadi bagian dari pemerintahan tersebut dianggap tidak adil dan tidak etis. Dia berpendapat bahwa Mahfud harus memutuskan peran dan posisinya dengan jelas.Dalam kesimpulannya, keputusan Mahfud untuk mundur dari kabinet Jokowi berpotensi mengubah persepsi publik terhadapnya. Dia mungkin tidak lagi dianggap sebagai seorang negarawan, melainkan sebagai politisi yang menggunakan strategi politik untuk tujuan pribadi. Kritik terhadap sikapnya yang mengkritik pemerintahan sambil tetap menjadi bagian darinya juga telah muncul, dan Subiran menekankan pentingnya konsistensi dalam peran dan tindakan seorang pejabat publik. Keputusan Mahfud MD untuk meninggalkan posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam Kabinet Jokowi telah menimbulkan kehebohan dalam dunia politik. Langkahnya tersebut memunculkan pertanyaan tentang motif sebenarnya dan dampaknya terhadap citra serta karir politiknya. Reaksi publik yang bercampur aduk terhadap tindakan Mahfud yang menciptakan perpecahan antara pemerintah dan oposisi juga menjadi sorotan dalam perdebatan politik.