Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia mengenai elektabilitas dari tiga bakal calon presiden, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, menunjukkan persaingan sengit terutama di wilayah Jawa Timur.
Hasil ini cukup menarik mengingat Jawa Timur adalah basis dukungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang ketua umumnya, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, saat ini menjadi pasangan dari calon presiden Anies Baswedan.
Bahkan, dalam survei ini, Anies Baswedan yang telah berpasangan dengan Cak Imin memiliki elektabilitas paling rendah di Jawa Timur.
Menurut Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, “Apabila kita membandingkannya dengan survei yang dilakukan pada bulan November 2022, hasilnya menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto semakin mendekat dalam simulasi tiga calon presiden di Jawa Timur.”
Bawono juga menyatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto di Jawa Timur semakin kompetitif, dengan tingkat elektabilitasnya sekarang hanya tertinggal sekitar 10 persen dari Ganjar.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia juga menyoroti fakta menarik lainnya.
Lebih dari sepertiga pemilih (36,3 persen) dari Partai Kebangkitan Bangsa di Jawa Timur masih memilih Prabowo sebagai bakal calon presiden, meskipun partai yang dipimpin oleh Cak Imin telah meninggalkan Prabowo dan mendukung Anies Baswedan.
Hal ini mengindikasikan bahwa keputusan politik PKB di tingkat elite tidak selaras dengan aspirasi politik pemilih PKB di basisnya.
Hasil survei elektabilitas bakal calon presiden dalam simulasi dengan tiga nama di Jawa Timur pada periode 14-20 September 2023 adalah sebagai berikut:
Ganjar unggul dengan 43,9 persen, diikuti oleh Prabowo dengan 33,8 persen, sementara Anies meraih 14,4 persen. Sebanyak 8,0 persen publik belum memberikan jawaban atau tidak mengetahui.
Metodologi survei ini mencakup populasi seluruh warga negara Indonesia di Jawa Timur yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yaitu mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling, di mana jumlah sampel yang terlibat mencapai 1810 orang. Berdasarkan asumsi penggunaan metode simple random sampling, ukuran sampel dari 1810 responden ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel diambil dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan distribusi yang proporsional. Responden yang dipilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah menjalani pelatihan.
Kontrol kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara acak sebesar 20 persen dari seluruh sampel oleh supervisor, yang melakukan pengecekan langsung dengan mengunjungi responden yang telah dipilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.