Jakarta – Suhu politik jelang pemiilihan presiden tahun 2024 makin meningkat. Berbagai partai politik sudah mulai membangun koalisi untuk memenangkan kontestasi lima tahunan tersebut. Tak ketinggalan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kedua partai berbasis massa umat Islam tersebut mulai aktif melakukan penjajakan untuk koalisi.
Hal ini terlihat dari keduanya yang tiba-tiba menggelar konferensi pers Bersama di Senayan, Kamis (9/6/2022). Keduanya merasa memiliki titik temu yang disebut politik rahmatan lil alamin.
“Saat milad PKS yang ke 20, kita ada kalimatun sawa atau titik temu. Yaitu saat itu ada kalimat yang diucapkan Cak Imin tentang politik rahmatan lil alamin. Jadi kemarin itu pertemuan perjodohan,” kata Sekjen PKS, Aboebakar Al-Habsy. di komplek Parlemen, Jakarta.
Habib Aboebakar mengatakan bahwa pertemuan PKB dan PKS akan memecah kebuntuan politik jelang Pilpres. Sebab, mereka siap menjadi jalan ketiga agar kontestan tidak hanya terdiri dari dua pasangan calon (Paslon) yang dianggap akan membuat polarisasi semakin mengkristal.
“Kita ingin memecah kebuntuan ini. Jangan sampai Pilpres 2024 membuat gesekan semakin kuat sehingga bangsa ini terus terbelah. Sudah lah, kita hilangkan itu cebong-kampret dan sebagainya,” kata anggota Komisi III DPR ini.
Menurutnya, PKS dan PKB akan menjadi pasangan yang serasi di Pilpres nanti. Kelebihan PKB, kata dia, akan menutupi kekurangan PKS, begitu juga sebaliknya. Ia menyebut dua partai Islam itu akan saling melengkapi satu sama lain.
“Dengan postur seperti ini, akan sangat indah. Akar rumput PKS dan PKB inikan 11-12 lah, jadi kalau kita bertemu ini pasti ngeri-ngeri sedap juga. Semua calon Presisen pasti tertarik dengan benda ini. Jadi masuk itu barang,” ucapnya.
Soal adanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), ia tidak mau ambil pusing. Bahkan, ia mengapresiasi dengan terbentuknya koalisi yang berisi Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar. Bahkan, PKB-PKS tak menutup diri jika anggota KIB ingin bergabung.
Ia menekankan tak perlu lagi ada kecurigaan terhadap Partai yang dipimpin oleh Ahmad Syaikhu itu. Ia membantah jika ada pihak yang mengaitkan PKS dengan radikalisme atau dianggap tidak Pancasilais. Menurutnya, saat ini PKS adalah partai nasionalis religius.
“PKS sekarang lagi berusaha berada di NKRI yang lebih jelas di tengahnya, bukan kanan ujung atau di kiri ujung. Dia NKRI. Jangan lagi ngomong teroris, radikal, udah lewat udah masa. Kami itu darahnya merah putih,” paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, Politisi PKB, Jazilul Fawaid menyampaikan bahwa koalisi ini bisa disebut koalisi semut merah. Karena dua partai ini merupakan partai kecil, namun ia memastikan belum tentu kalah dan siap bertanding dengan yang lebih besar.
“Semut merah itu gesit, bisa menyusup kemanapun. Kalau tarung dengan gajah, gajahnya juga kalah. Jadi walaupun kami kecil, tapi boleh diadu,” tuturnya