POJOK BISNIS — Urban farming atau pertanian perkotaan semakin mendapatkan perhatian di Indonesia, terutama di era digital ini. Banyak orang mulai sadar akan pentingnya berkebun di rumah untuk menunjang gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Salah satu pelopor dalam menggerakkan tren urban farming ini adalah Tanduria, sebuah platform edukasi yang bertujuan memfasilitasi masyarakat Indonesia dalam memulai kegiatan bertanam di rumah sendiri.
Tanduria didirikan oleh Habib Tabrani, yang akrab dipanggil Mas Bon. Sebagai founder sekaligus CEO, Mas Bon memiliki visi untuk membawa kegiatan bertanam lebih dekat dengan masyarakat.
” Tanduria sebenarnya ini adalah platform edukasi yang memfasilitasi teman-teman masyarakat atau masyarakat Indonesia untuk bisa bertanam di rumah sendiri,” kata Mas Bon.
Tanduria, berperan sebagai platform edukasi yang memanfaatkan media sosial untuk menarik minat masyarakat terhadap kegiatan bertanam. Melalui sosial media, Tanduria berkomunikasi dengan audiensnya, memberikan edukasi, dan saling berbagi informasi di grup-grup komunitas.
“Kami aktif di media sosial, memberikan edukasi, dan saling berbagi informasi di grup-grup komunitas,” ungkapnya Mas Bon.
Habib Tabrani menjelaskan bahwa Tanduria tidak hanya berfokus pada aspek edukasi, tetapi juga menyediakan produk-produk dan peralatan bertanam melalui marketplace mereka. Dengan menjual melalui platform seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada, mereka berhasil menciptakan sumber pendapatan utama dari e-commerce.
Lokasi Tanduria berada di Jalan Tirto Joyo, Gang Barat Masjid, nomor 7, Genting, Merjosari Kota Malang. Meskipun berbasis di Malang, mereka mampu menjangkau seluruh Indonesia melalui pemasaran online dan layanan pengiriman.
Dalam wawancara, Mas Bon membagikan bahwa awalnya, mereka dimulai dengan lima orang tim. Namun, seiring berjalannya waktu, tim mereka berkembang menjadi 14 orang. Manajemen pusat Tanduria memiliki delapan orang yang fokus pada pengembangan bisnis, strategi pemasaran, dan manajemen perusahaan.
Mereka mengalami fase merintis selama setahun, dengan fokus utama pada penguasaan pasar online. Setelah berhasil membangun pijakan awal, Tanduria mulai mencari lini bisnis baru dan melibatkan diri dalam proyek-proyek yang mendukung visi mereka.
Pemasaran Melalui Media Sosial
Dalam strategi pemasaran, Tanduria memanfaatkan kekuatan media sosial. Mas Bon menjelaskan bahwa orang lebih cenderung melihat kenyataan di depan mata melalui smartphone daripada melalui media konvensional. Oleh karena itu, mereka aktif membuat konten menarik untuk menjangkau audiens lebih luas.
Melalui konten yang informatif dan menghibur, Tanduria berhasil membangun kesadaran dan minat masyarakat terhadap kegiatan bertanam. Dengan menjadi viral di media sosial, mereka berhasil menarik perhatian konsumen potensial.
Tanduria menyediakan berbagai produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tertarik pada urban farming. Produk-produk tersebut meliputi pupuk organik cair, benih, media tanam, dan tanaman hidup. Produk unggulan Tanduria adalah Bio Elixir, pupuk organik yang diminati karena kualitasnya.
Tak hanya itu, mereka juga menawarkan layanan konsultasi gratis melalui grup komunitas dan komentar-komentar online. Konsultasi ini melibatkan ahli pertanian yang dapat memberikan solusi dan saran kepada para penanam.
Tanduria secara rutin mengadakan promo-promo di platform e-commerce mereka. Promo ini dapat berupa potongan harga, gratis ongkir, atau paket-paket khusus bagi pembelian dalam jumlah tertentu. Selain itu, mereka juga memberikan layanan tambahan seperti tutorial bertanam yang komprehensif, yang dapat diakses melalui platform digital.
Rencana Ekspansi Bisnis dan Proyek Masa Depan
Dalam waktu dekat, mereka berencana untuk fokus pada diversifikasi produk. Mereka ingin menghadirkan lebih banyak pilihan untuk konsumen agar dapat memenuhi kebutuhan berkebun dengan lebih baik. Tidak hanya itu, Tanduria juga berencana untuk menjadi pemain di pasar ekspor, membawa produk-produk unggulannya ke pasar internasional.
Selain ekspansi produk, Tanduria juga memiliki proyek pendidikan dan edukasi. Mereka berencana untuk membuka sekolah alam bernama Eduria, yang akan memberikan pendidikan lebih mendalam tentang alam dan pertanian.
Tanggung Jawab Terhadap Konsumen dan Lingkungan
Sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan, Tanduria memastikan produk-produk mereka ramah lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan. Mereka memiliki sertifikasi organik untuk beberapa produk tertentu, menunjukkan komitmen mereka terhadap pertanian berkelanjutan.
“Kalau pakai yang kimia-kimia kita taruh di tanaman kita depan rumah yang makan kan kita, jadi kita yang berbahaya takutnya seperti itu jadi produk kita yang ramah lingkungan,” jelas Mas Bon.
Selain itu, Tanduria juga menempatkan pelayanan pelanggan di atas segalanya. Mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga memberikan dukungan purnajual kepada konsumen. Konsultasi gratis, panduan bertanam, dan tanggapan cepat terhadap pertanyaan konsumen menjadi bagian dari layanan mereka.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Habib Tabrani berbicara tentang tantangan finansial yang dihadapi Tanduria, terutama selama fase awal berdirinya. Namun, dengan perjuangan dan strategi yang matang, mereka berhasil mengatasi hambatan tersebut.
Harapan Tanduria ke depan adalah menjadi pemimpin di industri urban farming di Indonesia. Mereka ingin tidak hanya dikenal sebagai penyedia produk dan layanan, tetapi juga sebagai pelopor perubahan menuju gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Membangun Budaya Bertanam yang Lebih Dekat dengan Masyarakat
Tanduria tidak hanya sekadar platform edukasi atau toko online, tetapi sebuah inisiatif yang membawa perubahan dalam cara masyarakat Indonesia memandang dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan yang holistik, mereka berhasil menggabungkan edukasi, pemasaran kreatif, produk berkualitas, dan tanggung jawab sosial menjadi satu kesatuan.
Sebagai langkah strategis, Tanduria terus mengembangkan diri, menghadapi tantangan, dan mengikuti tren yang berkembang. Dengan komitmen untuk terus menjadi yang terdepan dalam industri urban farming, Tanduria membuktikan bahwa budaya bertanam bukanlah sekadar tren sementara, melainkan gaya hidup yang dapat membawa dampak positif dalam jangka panjang.