Minggu, November 24, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 856

Bos Grab: Kita Bisa Tunjukkan pada Dunia Perusahaan ASEAN Bisa Jadi Pemenang

0

Berempat.com – Siapa yang tak senang jika perusahaan yang dipimpinnya berhasil mengkudeta kompetitor utama. Itulah yang dirasakan oleh pendiri sekaligus bos Grab, Anthony Tan setelah berhasil mengakuisisi operasional perusahaan transportasi daring asal Amerika, Uber di kawasan ASEAN.

“Banyak teman startup mengatakan, ‘dude, kamu menunjukkan pada begitu banyak orang di Asia Tenggara tentang apa yang mungkin bisa dilakukan’,” ujar Tan dalam sesi wawancaranya bersama BBC di Singapura, Jumat (6/4).

Menurut Tan, perusahaan rintisan asal Asia Tenggara bisa menciptakan nilai lebih dan menunjukkan pada dunia seperti apa kualitas yang dipunya.

“Kita sebenarnya bisa menciptakan banyak value dan menunjukkan pada dunia bahwa perusahaan asal Asia Tenggara bisa muncul sebagai pemenang,” ujar pria kelahiran Malaysia tersebut.

Seperti diketahui, Grab telah berhasil mengakuisisi operasional Uber untuk kawasan Asia Tenggara. Imbalannya, Uber akan mendapatkan saham 27,5% Grab dan CEO Uber masuk ke dalam jajaran dewan petinggi Grab.

Dengan akuisisi itu otomatis Grab menjadi penguasa bisnis penyedia jasa transportasi daring di kawasan Asia Tenggara. Namun, untuk wilayah Indonesia Grab masih harus bersaing dengan GO-JEK sebagai pemain besar.

Namun, berhasil mengakuisisi operasional Uber di kawasan ASEAN tak membuat Tan puas. Ia bahkan masih berambisi untuk membesarkan Grab.

“Kupikir banyak orang meremehkan perusahaan Asia Tenggara. Tapi kami terus berkata bahwa kami bisa membangun perusahaan sekelas Alibaba atau Tencent di Asia Tenggara,” ujar Tan.

Pengembang Gim VR Tanah Air Ingin Tembus Pasar Internasional

0

Berempat.com – Salah satu pengembang gim virtual reality (VR) tanah air, Shinta VR berambisi untuk menembus pasar tanah air. Hal tersebut diungkap oleh Co-Founder Shinta VR, Akira Sou setelah perusahaannya merilis gim baru, Codename: Mindvoke, Jumat (6/4) lalu.

Sebagai ajang pembuktian kualitas gimnya, Shinta VR pun melangsungkan kompetisi bertajuk Codename: Mindvoke Competition. Pendaftaran untuk kompetisi tersebut dibuka mulai 3 April lalu, namun turnamen baru digelar pada Jumat (6/4) di What’s Up Cafe, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Akira mengatakan, kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan minat gamers untuk menjajal gim VR. Karena menurutnya bukan hal yang muskil bila gim VR menjadi tren di Indonesia maupun dunia dalam beberapa tahun ke depan.

“Oleh karena itu, kami bangga bisa menjadi pengembang permainan VR yang menghasilkan game multiplayer pertama di Indonesia. Ke depannya kami sangat optimis untuk terus mengembangkan Codename: Mindvoke agar lebih dapat dimainkan oleh gamer secara lebih luas, terutama untuk bisa menjadikan game kami ini go internasional,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/4).

Sementara itu, menurut Co-Founder Shinta VR, Andes Rizky berkomitmen Shinta VR akan terus inovasi, terutama untuk gim terbarunya.

“Agar game kami Codename: Mindvoke bisa terus berkembang dan menjadi game virtual pertama di Indonesia yang menembus pasar internasional,” ujarnya.

Terlibat Skandal Pencurian Data, Facebook Bekukan Akun AggregateIQ

0

Berempat.com – Akun Facebook sebuah konsultan politik asal Kanada, AggregateIQ telah dibekukan oleh pihak Facebook setelah adanya laporan jika perusahaan itu memiliki akses data pribadi para pengguna Facebook. Hal itu sebagaimana yang diwartakan oleh Reuters, Sabtu (7/4).

“Mengingat laporan terbaru bahwa AgregatIQ mungkin berafiliasi dengan SCL (Strategic Communication Laboratories) dan mungkin, sebagai hasilnya, telah menerima data pengguna FB secara tidak benar, sementara kami menyelidiki kami juga telah menambahkannya ke daftar entitas yang kami skors dari platform kami,” tulis pernyataan Facebook seperti dikutip dari Reuters.

Saat ini posisi Facebook memang sedang berada di bawah tekanan kuat setelah data jutaan penggunanya bocor. Dan yang mengejutkan jutaan data yang bocor itu diketahui ada di tangan konsultan politik asal Inggris, Cambridge Analytica.

Christopher Wylie, seorang yang pernah bekerja di Cambridge Analytica mengatakan bahwa konsultan politik itu juga bekerja sama dengan AggregateIQ. Sementara itu SCL merupakan kontraktor pemerintah dan militer yang merupakan induk dari Cambridge Analytica.

Dari pernyataan Wylie, AggregateIQ diketahui terlibat skandal dengan kelompok kampanye pro-Brexit ketika Inggris memilih keluar dari Uni Eropa. AggregateIQ dikatakan menerima sejumlah uang dari kelompok pro-Brexit.

Pengguna KRL Tangerang-Duri Buat Petisi Agar Jalur Kereta Dikembalikan Seperti Semula

Berempat.com – Semenjak kereta api Bandara Soekarno-Hatta beroperasi, beberapa jalur commuterline terpaksa harus diubah. Perubahan itu tentu berdampak pada penumpang commuterline. Bagi pengguna commuterline sehari-hari tak sedikit yang merasa terganggu pada perubahan tersebut.

Salah satunya adalah pengguna commuterline jurusan Tangerang-Duri. Sebelumnya, di Stasiun Duri kereta dari arah Tangerang berhenti di jalur 4, dan kereta yang dari arah Angke berhenti di jalur 3. Namun, semenjak kereta api Bandara beroperasi, kedua jalur kereta itu pun terpaksa diubah. Untuk kereta arah Tangeran dipindahkan ke jalur 5, sedangkan kereta dari arah Angke dipindahkan ke jalur 2.

Padahal, pemilihan jalur sebelumnya sudah dianggap sudah tepat karena sebagian besar penumpang di Stasiuan Duri merupakan penumpang dari Tangerang yang akan pindah kereta yang mengarah ke Tanah Abang/Sudirman/Depok.

Soal pemindahan jalur barangkali bukan masalah seandainya penumpang tak dibuat ribet. Karena nyatanya, akibat pemindahan jalur itu, penumpang jadi harus keluar dari jalur 5 terlebih dahulu untuk pindah kereta dengan 2 pilihan: menggunakan tangga berjalan yang hanya 1 dan cuma muat untuk 2 orang per baris, dan menyeberang dengan berjalan jauh ke selatan dan melintasi setiap ujung kereta.

Padahal, jumlah penumpang dari arah Tengerang yang transit di Stasiun Duri mencapai 2.400 orang. Karena itulah pengguna KRL Tangerang-Duri sejak 26 Maret membuat petisi yang isinya meminta pemerintah agar mengembalikan lagi jalur Tangerang-Duri dan Angke-Depok seperti semula.

Grab Dirumorkan Bakal Dapat Gelontoran Dana dari Investor Baru

0

Berempat.com – Grab, perusahaan transportasi daring asal Malaysia yang baru saja mengakuisisi Uber di kawasan ASEAN ini dikabarkan akan mendapatkan investor baru. Kali ini investor yang akan menggelontorkan uangnya kepada Grab adalah Alibaba.

Informasi ini sebagaimana yang diwartakan oleh TechCrunch, Kamis (5/4) bahwa Alibaba sudah berada pada tahap awal berinvestasi kepada Grab. Hal itu diketahui dari dua orang sumber yang tak ingin disebutkan namanya. Namun, kabar tersebut belum lengkap karena tak disebutkan berapa nilai investasi yang akan digelontorkan Alibaba.

Di sisi lain, Grab saat ini sedang dipantau setelah adanya akuisisi Uber beberapa hari lalu. Pasalnya, Komisi Persaingan Usaha Singapura mengemukakan adanya kemungkinan pihak Grab maupun Uber menyalahi aturan dalam merger tersebut.

Namun, Alibaba sendiri sudah mengetahui perihal polemik itu dan merasa tak ada masalah. Kendati demikian, belum diketahui pasti kapan Alibaba akan resmi berinvestasi di Grab.

Alibaba sendiri merupakan salah satu perusahaan daring raksasa asal Tiongkok. Di Indonesia, Alibaba merupakan salah satu investor besar di Tokopedia meski hanya membeli saham minoritas. Sementara itu, Alibaba belum sedikit pun berinvestasi pada perusahaan transportasi daring.

Lain hal dengan pesaingnya, Tencent yang sudah lebih dulu menggelontorkan dana kepada GO-JEK. Tentu, andai investasi Alibaba terhadap Grab benar-benar terjadi, maka persaingan antara GO-JEK dan Grab di pasar Indonesia akan kian sengit. Apalagi Indonesia diklaim sebagai pasar terbesar di kawasan ASEAN.

Alasan di Balik Venturra Capital Hobi Berinvestasi di Peruasahaan Rintisan

0

Berempat.com – Salah satu perusahaan konglomerat di Indonesia, Lippo Group diketahui memiliki perusahaan modal ventura yang sangat aktif berinvestasi di perusahaan rintisan (startup) di Indonesia. Kebanyakan perusahaan tersebut bergerak di bidang e-commerce, financial technology (FinTech), dan education technology (EdTech).

Rupanya, ada alasan kuat mengapa Lippo Group doyan berinvestasi di perusahaan rintisan melalui Venturra Capital. Diungkap Managing Partner Venturra Capital Rudy Ramaway, tujuan perusahaannya berinvestasi agar dapat menyesuaikan pola perubahan zaman, terutama perilaku konsumen.

“Saya rasa itu bukan hanya diakukan Lippo Group, banyak grup besar lain yang berinvestasi pada startup agar membantu bisnis utamanya,” ujar Rudy pada gelaran Indonesia Summit 2018 di Jakarta, Kamis (5/4).

Memang, untuk saat ini Venturra Capital sedang berfokus untuk berinvestasi pada perusahaan rintisan di bidang e-commerce, fintech, dan edtech. Namun, Rudy menegaskan bahwa Venturra Capital tak berarti menutup pintu bagi perusahaan rintisan di bidang lain.

“Intinya di mana ada perubahan pola konsumen, model bisnis tentu perlu menyesuaikan, penyesuaian itu bisa dilakukan dengan berinvestasi pada startup,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rudy mengatakan bila berinvestasi di perusahaan rintisan teknologi sangat berbeda polanya dengan berinvestasi di perusahaan pada umumnya. Karena menurutnya, berinvestasi pada perusahaan rintisan bukan hanya melihat model bisnis, tapi juga mempertimbangkan gagasan pendirinya.

Itulah mengapa, Rudy mengungkapkan bila pihaknya tak akan segan berinvestasi saat menemukan pendiri perusahaan rintisan yang gagasannya cocok. Bahkan, Rudy mengisyaratkan bila perusahaannya tak hanya membatasi investasi pada perusahaan rintisan lokal saja.

“Bisnis teknologi itu borderless, di mana ada ide bagus kita mesti cepat belajar untuk adopsi dan terus kembangkan lagi,” ungkapnya.

Sejauh ini, Venturra Capital telah berinvestasi di beberapa perusahaan rintisan teknologi di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Thailand.

Kinerja Perusahaan Meningkat, Panorama Kantongi Penjualan 2017 Rp 5,2 T

Berempat.com – PT Panorama Sentrawisata Tbk. merasakan dampak dari peningkatan kerja entitas anak perusahaan dan penurunan beban bunga di tahun lalu. Terbukti, sepanjang tahun 2017 Panorama telah mencatatkan penjualan Rp 5,2 triliun. Angka tersebut diklaim meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya. Sementara untuk laba kotor yang didapat tercatat Rp 501 miliar atau naik 14% dibanding sebelumnya.

Peningkatan juga dirasakan Panorama pada laba tahun berjalan sebesar Rp 36 miliar. Angka itu pun diklaim meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat Rp 3 miliar.

“Tahun 2017 merupakan tahun yang penting bagi perseroan karena berhasil melakukan beberapa inovasi dan pengembangan dalam kelima pilar bisnisnya. Kami juga bersinergi dengan strategic partner untuk mendukung perkembangan perseroan menjadi pemain regional dan global ke depannya,” ungkap Direktur Utama PT Panorama Sentrawisata Tbk. Budi Tirtawisata dalam rilis yang diterima Berempat.com, Kamis (5/4).

Selain karena kinerja perusahaan yang meningkat, pertumbuhan pendapatan Panorama juga diklaim tumbuh berkat berkembangnya industri pariwisata Indonesia. Menurut data Kementerian Pariwisata yang diambil oleh Panorama, di tahun 2017 tercatat peningkatan wisatawan asing sebesar 25,68%.

Selain itu, pasar wisatawan lokal juga diklaim mengalami pertumbuhan yang baik sepanjang 2017. Hal ini tak terlepas dari pergeseran pola konsumsi masyarakat yang kini lebih memilih liburan sebagai bagian dari gaya hidup.

Di awal 2017, Panorama mengungkapkan bila perusahaannya telah bersinergi dengan JTB Corporation, sebuah perusahaan travel di Jepang dan di Asia Pasifik. Sinergi keduanya berupa konsolidasi yang kemudian melahirkan PT Panorama JTB Tours Indonesia.

Telah jalan di kuartal pertama tahun 2018, Panorama menargetkan pertumbuhan 20% untuk tahun ini. Sementara untuk tahun 2019 Panorama menargetkan pencapaian target turis asing sebanyak 20 juta. Untuk bisa merealisasikan target tersebut, Panorama telah berkomitmen untuk terus mendukung promosi Kementerian Pariwisata Indonesia dengan menjadi partner co-branding ‘Wonderful Indonesia’.

Modalku, Solusi Bagi Pelaku UMKM yang Butuh Pendanaan

Berempat.com – Meskipun saat ini segala sesuatunya dimudahkan oleh keberadaan internet, tapi tidak demikian bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pasalnya, sektor satu ini tak mudah dalam mencari pendanaan. Untuk mencari investor tentu bukan bagiannya, tapi lari ke perbankan untuk meminjam modal pun bukan pilihan tepat. Karena bunga yang mencekik tentu menjadi pertimbangan besar.

Tapi kini rasanya UMKM akan terbantu dengan hadirnya salah satu perusahaan financial technology (Fintech) yang memberikan akses dan kemudahan meminjam. Dan yang lebih utama, rendahnya bunga yang diberikan.

Modalku menjadi salah satu perusahaan fintech yang memberikan solusi bagi para pelaku UMKM yang butuh modal atau pendanaan. Menurut Head of Micro Modalku, Sigit Aryatejo menyebut bahwa saat ini sudah ada 54 ribu investor yang terhubung dengan UMKM di Modalku.

“Modalku pertemukan banyak UKM yang memubutuhkan modal dan mempertemukan investor,” ujarnya dalam diskusi “Digital SME Menembus Batas di Era Digital” yang dihelat Warta Ekonomi di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (5/4).

Dalam aturan Modalku, diketahui bahwa pemberi pinjaman atau investor akan mendapatkan pengembalian dana hingga 35% per tahun. Ini menjadi alternatif investasi yang ditawarkan oleh Modalku bagi peminjam. Sementara untuk UMKM bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa perlu memberikan jaminan apa pun hingga Rp 2 miliar. Proses pengajuan bahkan dapat dilakukan secara daring.

“UKM yang membutuhkan modal, hanya 3 jam saja, tidak seperti meminjam dana di bank,” sambung Sigit.

Sampai saat ini, menurut Sigit Modalku sudah menggaet 2.800 UMKM. Ia pun menegaskan agar siapa saja tak perlu khawatir meminjam maupun meminjamkan modal di Modalku karena perusahaan ini telah dipercayai Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Bisnis kita dipercayai oleh OJK,” lanjutnya.

Sebelumnya, dua CO-Founder Modalku, yakni Reynold Wijaya dan Iwan Kurniawan sempat muncul dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2018 yang dirilis pada Maret 218 lalu. Dengan itu, Modalku menajdi satu-satunya perusahaan fintech asal Indonesia yang masuk dalam daftar.

“Saya merasa terhormat telah terpilih untuk masuk dalam daftar​ Forbes 30 under 30 Asia​. Industri teknologi finansial maupun​ peer to peer ​(P2P) landing masih tergolong sebagai industri baru di Indonesia,” ujar Reynold di Jakarta beberapa waktu lalu.

Uber Lenyap, Anterin Muncul Mengusik GO-JEK dan Grab

0

Berempat.com – Di tengah ketatnya persaingan perusahaan transportasi daring antara GO-JEK dan Grab setelah lenyapnya Uber dari Indonesia dan kawasan ASEAN lainnya, rupanya ada salah satu perusahaan rintisan (Startup) yang secara diam-diam bergerak mengambil kesempatan ini. Ialah Anterin.id yang bersedia menampung eks mitra Uber untuk bergabung.

Meski baru-baru ini namanya mencuat, tapi sebenarnya Anterin.id sudah berdiri sejak 2016 silam. Namun, pendiri sekaligus CEO Anterin Imron Hamzah berkisah bahwa perusahaannya baru benar-benar melantai ke pasar di tahun 2017.

“Kami berdiri 2016. Namun, baru ke pasar maret akhir tahun lalu. Saat ini perkembangan semakin bagus,” ujarnya.

Berdasarkan penelusuran Berempat.com, Anterin.id saat ini berkantor di kawasan Sudirman, Jakarta. Beberapa waktu ini, kantor Anterin cukup ramai didatangi oleh para calon mitra pengemudi yang ingin bergabung. Kebanyakan dari mereka adalah eks mitra Uber.

Anterin memberikan persyaratan cukup simpel bagi yang ingin menjadi mitra, cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).

Pendaftaran sendiri dapat dilakukan langsung ke kantor mulai dari pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB. Selain harus ke kantor, calon mitra juga bisa mendaftar melalui daring dengan mengakses situs www.anterin.id.

Water Terrace, Klaster Baru di Grand Wisata Bekasi Persembahan Sinarmas Land

0

Berempat.com – Sinarmas Land bakal meluncurkan klaster terbarunya di Grand Wisata Bekasi. Adapun klaster yang dimaksud adalah Water Terrace. Klaster tersebut sejatinya sudah mulai memasuki pembangunan tahap pertama pada Maret 2018.

Water Terrace akan dibangun di lahan seluas 1,6 hektare. Ada 42 unit rumah dua lantai yang akan berdiri di dalamnya dengan harga mulai dari Rp 2,4 miliar.

Strategic Development & Services Sinar Mas Land, Ishak Chandra mengatakan, melalui kehadiran klaster terbarunya ini pihaknya ingin ingin memberikan solusi hunian ideal bagi kebutuhan masyarakat di timur Jakarta.

Lebih lanjut, Ishak menyebut bila setiap tipe akan memiliki 4 kamar tidur. Selain itu, kamar utama juga telah dilengkapi walking closed. “Akses langsung pintu tol Cikampek di pintu keluar tol Tambun Kilometer 21 menjadi nilai lebih Grand Wisata,” ujar Ishak dalam keterangan resminya, Rabu (4/4).

Water Terrace sendiri diklaim sebagai klaster yang dibangun dengan mengsuung konsep private residence. Berbagai fasilitas smart home yang menonjolkan kecanggihan teknologi CCTV, panic button, pengaturan lampu serta AC diusung di setiap unitnya.

Semua fitur smart home system tersebut pun terintegrasi dengan perangkat smartphone penghuninya. Sehingga setiap penghuni dapat memantau langsung kondisi rumahnya saat berpergian. Adapun perangkat teknologi tersebut berasal dari Hyundai Telecom asal Korea Selatan.

Sebelumnya di tahap pertama, Grand Wisata sudah menawarkan dua tipe unit, yaitu luas tanah 9×20 meter (luas bangunan 138 m²) dan luas tanah 10×20 meter (luas bangunan 158 m²).