Senin, November 25, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 848

Pelatih Pemula di Ambon Kebagian Dilatih oleh Pelatih Tottenham Hotspur

0

Berempat.com – Dalam lanjutan rangkaian kegiatan AIA Sepak Bola untuk Negeri – Train the Trainer yang digagas oleh PT AIA Financial akhirnya sampai di tanah Ambon, Maluku. Dalam program yang dimulai di Jakarta pada 16 April 2018 lalu ini, dua pelatih dari Global Coaching Team Tottenham Hotspur, Anton Blackwood dan Danny Mitchell akan memberikan pelatihan kepada pelatih pemula di Jakarta, Bandung, Ambon, dan Tulehu.

Pelatihan ini berlangsung pada 20 April 2018 di PPLP Kota Ambon yang diikuti oleh guru-guru olahraga Sekolah Dasar.

“Saya sangat senang dapat kembali ke Indonesia, negara yang masyarakatnya sangat mencintai sepak bola dan saya sudah bertemu dengan begitu banyak talenta hebat di Indonesia dalam program yang telah kami jalani,” ungkap Anton Blackwood dalam keterangan pers, Rabu (25/4).

Bisa dikatakan bukan hal baru bagi Anton Blackwood maupun Danny Mitchell untuk memberikan pelatihan khusus kepada pelatih pemula di Indonesia. Karena sebelum Indonesia, kedua pelatih tersebut sudah lebih dulu berkunjung ke 7 negara dan melatih lebih dari 8.000 partisipan.

“Minggu ini kami akan melatih sekitar 120 pelatih. Jika satu pelatih tersebut membina sekitar 10 pemain, maka pelatihan ini akan berdampak pada lebih dari seribu pemain muda di Indonesia. Ini lah dampak yang ingin kami ciptakan dan kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan para pelatih di Indonesia,” ungkap Danny Mitchell.

Sementara itu, Head of Brand and Communication PT AIA Financial Kathryn Parapak mengungkapkan, program ini merupakan salah satu bentuk dukungan AIA untuk sepak bola Indonesia.

“Melalui program ini, kami memberikan kesempatan kepada para pelatih berbakat di Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga mampu menjadi pelatih profesional,” ujar Kathryn.

Para pelatih pemula yang masuk dalam program pelatihan ini seperti guru olahraga hingga pelatih amatir yang belum memiliki lisensi.

Setelah mengunjungi kota Ambon, AIA dan kedua pelatih Spurs pun bertolak menuju Tulehu pada 21 April 2018 untuk memberikan coaching clinic kepada anak-anak. Pada kesempatan yang sama, AIA juga akan menyerahkan sumbangan bola yang merupakan bagian dari donasi 10.000 bola AIA untuk anak-anak dari akademi sepak bola, dan donasi untuk pembangunan infrastruktur sepak bola dan program pelatihan sepak bola di Tulehu.

Dianggap Pasar Potensial, Hong Kong Lirik Indonesia untuk Investasi

0

Berempat.com – Pihak Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) sudah mengatur pertemuan dengan pemerintah maupun pebisnis Indonesia pada 25-27 April. Pertemuan tersebut dilakukan lantaran banyak investor asal Hong Kong dan Sanghai yang dibawah naungan HKTDC melihat besarnya potensi Indonesia sebagai negara berkembang untuk berinvestasi.

Menurut Chairman HKTDC Vincent H. S., Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara sangat berperan dalam membentuk wujud Belt and Road Initiative ini.

“Saya senang kepercayaan yang sudah terpupuk lama dengan Indonesia menjadi modal awal untuk bekerjasama,” ujarnya saat membuka seminar HKTDC 2018 Kerja Sama Strategis Indonesia-Hong Kong dalam Belt and Road Initiative di Jakarta, Rabu (25/4).

Dalam seminar tersebut, turut hadir Pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir; Pendiri dan Pemimpin CT Corp Chairul Tanjung; KepaIa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong; dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Shinta Widjaja Kamdani.

Kisah Pemuda Pasundan Pendiri Perusahaan Properti di Usia 16 Tahun

0

Cita-citanya saat berusia 15 tahun adalah memiliki kerajaan bisnis dan menikah di usia 18 tahun.

Berempat.com – Apa yang sudah Anda punya di usia 19 tahun? Bila menanyakan hal tersebut kepada Abdulmajid Alzindani, maka jangan kaget bila pemuda kelahiran 1996 itu menjawab jika di usia tersebut dirinya sudah memiliki 4 perusahaan, rumah, mobil, dan seorang istri.

Alzin, begitulah dirinya akrab disapa, telah memiliki empat perusahaan yang bergerak di bidang properti (Gaya Realty Property; 2015), event organizer (Alzin Event Organizer; 2015), penyewaan mobil mewah (Limozin; 2015), dan jual-beli perusahaan (Alzin Capital; 2013). Keempat perusahaannya tersebut berada dalam satu payung grup yang diberinya nama Alzin Land.

Apa yang dimiliki Alzin di usianya yang relatif muda saat ini (22 tahun) tentu tak terlepas dari segala keringat yang diperahnya dahulu. Alzin—di beberapa media disebut sebagai Pengusaha Properti Termuda se-ASEAN—yang telah menikah dan memiliki dua orang anak ini telah meniti langkahnya sejak berusia 15 tahun. Di usia itulah Alzin bahkan sudah berani memutuskan untuk tak melanjutkan pendidikannya demi fokus di bisnis.

Di usianya yang relatif belia tersebut Alzin bahkan sudah tahu apa saja pencapaian yang hendak diwujudkannya pada usia tertentu. Seperti akan menikah di usia 18 tahun—meskipun baru bisa menikah di usia 19 tahun karena regulasi pemerintah—hingga memiliki privat equity di usia yang ke-25 nanti.

Sebuah pemikiran yang besar bagi remaja di usia 15 tahun kala itu. Alzin bahkan sudah merancang apa saja yang akan dilakukannya, langkah demi langkah, agar bisa mewujudkan impiannya itu. Itulah yang menjadi alasannya dalam membangun Gaya Realty Property hingga Alzin Capital.

Atas capaiannya ini, Alzin sering mengisi berbagai seminar, workshop, menjadi salah satu pengusaha yang profilnya tersemat di buku Indonesia Successful Young Entrepreneurs, dan telah menjadi inspirasi dengan menulis buku The Conglomerate Mindset yang berhasil terjual lebih dari 4.000 eksemplar.

Alzin dan Pemikiran yang Mendobrak Batasan Usia                        

Bila umumnya remaja di usia 15 tahun isi kepalanya tak jauh-jauh dari belajar, bermain, berpacaran, atau menjalani hobi, namun lain hal dengan yang terjejal di kepala Alzin. Alzin belia justru berpikir bagaimana caranya dapat memutar uang yang dimilikinya. Bukan karena ia terlahir dari keluarga yang hidup pas-pasan. Alzin justru terlahir dari keluarga yang berada, tapi ia tak biasa diberi uang jajan berlimpah maupun fasilitas seperti raja.

Otak bisnisnya sudah ada lantaran sejak lama ia terbiasa membaca berbagai buku bertema bisnis, seperti buku milik Robert Kiyosaki, Donald Trump, Bill Gates, dan banyak lagi.

“Dan saya pernah mendapatkan di salah satu buku, bila segala sesuatu yang dilakukan dengan passion maka hasilnya akan sangat memuaskan,” ujar pengagum Sandiaga Uno ini beberapa waktu lalu.

Alzin memberi contoh, seperti bila kita hanya mengeluarkan 20% kemampuan, tetapi hasilnya bisa mencapai 80%. Namun akan lain hasilnya bila kita mengerjakan sesuatu yang tak sesuai dengan passion. “Sekalipun kita sudah mengeluarkan 80 persen kemampuan, tetapi hasilnya tidak akan lebih dari 20 persen,” sambungnya.

Mungkin ranah bisnis yang identik dengan upaya memutar uang memang telah menjadi passion Alzin. Karena itu, saat bersekolah di SMP Cendikia Muda, Bandung, Alzin rela menjadi seorang ‘kurir’ bagi teman-temannya agar bisa menghasilkan uang. Jadi, setiap kali sudah jam istirahat, teman-temannya akan menitipkan uang kepada Alzin untuk membelikan jajanan di luar sekolah.

Saat itu cukup banyak teman-temannya yang lebih memilih menggunakan jasa Alzin untuk jajan di luar sekolah daripada di kantin karena harga makanan yang relatif lebih mahal. Dari setiap orang yang menitip jajan, Alzin pun mendapatkan upah Rp 500. Bila sehari saja ada empat orang yang menitip jajan, maka Alzin sudah bisa mengantongi Rp 2 ribu. Uang saku tambahan yang lumayan bagi remaja di rentang 2009-2011.

Selama berada di bangku sekolah, Alzin mengaku hanya menyukai dua mata pelajaran: matematika dan Bahasa Inggris. Alasannya jelas, kalau matematika berkaitan dengan keuangan yang sangat erat dengan bisnis, sedangkan Bahasa Inggris perlu dikuasainya agar dapat memiliki jaringan yang luas. Sementara untuk mata pelajaran lainnya, ia anggat tak terlalu penting karena memang cita-citanya hanya satu; menjadi seorang entrepreneur.

“Seperti pelajaran fisika, biologi, atau kimia, itu bagi saya enggak penting. Kecuali kalo saya mau menjadi dokter,” tukas pria yang profilnya masuk ke dalam buku Indonesia Successful Young Entrepreneur ini.

Alzin sendiri merasa bahwa pelajaran di sekolah formal tak banyak yang dapat menyokongnya untuk meraih cita-citanya, kecuali matematika dan Bahasa Inggris, ia pun mengambil keputusan untuk tak melanjutkan pendidikan setamat SMP.

“Karena saya tidak begitu suka penidikan formal, selulusnya SMP saya sudah memutuskan tidak lanjut ke SMA. Malah saya baru mengambil ijazah SMP itu pas mau daftar paket C (2014),” kenang pria yang pernah menempuh pendidikan di SD/MI At-Taqwa, Bandung, ini.

Memutuskan Terjun ke Dunia Kerja

Alzin memang punya cara berpikirnya sendiri yang berbeda. Kalau kebanyakan orang yang ngebet menjadi pengusaha akan memilih menjalankan bisnisnya sendiri, Alzin justru berushaa mencari ilmu yang dibutuhkan dengan memasuki dunia kerja sebagai seorang karyawan.

Setamat SMP, tahun 2011, Alzin pertama kali bekerja sebagai karyawan magang di PT Citra Niaga Teknologi, perusahaan yang bergerak di bidang IT. Tapi seperti karyawan magang umumnya, mula-mula Alzin tak menyentuh sama sekali bidang tertentu. Ia hanya akan membantu karyawan lain bila diperlukan. Tapi bagi Alzin itu tak masalah sebab ia yang haus akan ilmu sudah berencana untuk melakukan banyak cara agar dapat bertemu direktur utama PT Citra Niaga Teknologi itu. Tujuannya hanya satu; belajar mengelola perusahaan dari ahlinya.

Singkat cerita, Alzin berhasil bertatap muka dengan komisarisnya kala itu, Gilang Mahesa dan mempelajari beberapa hal yang diperlukan. Sampai kemudian, sang direktur utama yang melihat keinginan besar Alzin untuk belajar itu menyarankannya agar pindah ke perusahaan yang lebih besar.  Semata-mata agar Alzin bisa menimba ilmu lebih jauh lagi. Alzin pun tak menolak.

Selepas 6 bulan magang di PT Citra Niaga Teknologi, Alzin pun berlabuh ke Baros IT Centre. Baros IT Centre adalah perusahaan yang direkomendasikan oleh Gilang Mahesa. Alzin pun menjadi karyawan magang di Baros IT Centre selama tiga bulan demi menimba ilmu di sana soal sistem dan teknologi untuk sebuah perusahaan.

Di sela-sela kegiatannya sebagai karyawan, nyatanya Alzin pun sempat tergabung ke dalam Multi Level Marketing (MLM). Stigma negatif tentang MLM tak membuat Alzin alergi pada jenis usaha macam itu. Karena yang dicari Alzin memang bukan ingin ‘untung’ apalagi kaya dari situ, tetapi mendapatkan ilmu yang dibutuhkannya kelak. Apalagi kalau bukan ilmu sales dan marketing.

Target Alzin pun tak lama berada di MLM; bisa mengisi open plan presentation (OPP) sebelum kemudian keluar. Untuk bisa sampai ke tahap itu, Alzin memulai semuanya dari tingkatan bawah. Home prospect, home sharing, sampai kemudian ia bisa menyentuh OPP dalam waktu enam bulan. Setelah tercapai, Alzin langsung keluar dari MLM.

Selesai dari MLM, Alzin pun merasa cukup belajar soal sistem perusahaan di Baros IT Centre. Ia pun berlabuh ke perusahaan yang berbeda, kali ini sebuah perusahaan kapital modal ventura, PT Insan Mulia Investama.

Di perusahaan barunya itu, Alzin memulai dari bawah. Ia bekerja sebagai surveyor asset. Tugasnya cukup melihat langsung aset properti yang sekiranya bisa dibeli, kemudian dibenahi dan dijual dengan harga lebih tinggi. Di sini juga pertama kalinya Alzin belajar mencari aset properti melalui internet, dan menggunakan internet untuk kebutuhan marketing.

“Saya sering berkeliling Bandung untuk mencari properti yang kemudian akan saya pasarkan lewat internet. Saat berjalan beberapa minggu saya bisa dapat sebuah properti dan laku terjual Rp 400 juta. Dari penjualan itu saya dapat fee sebesar Rp 12 juta plus bonus Rp 8 juta,” kisah Alzin yang pernah berkuliah hanya 3 bulan di Telkom University Bandung ini.

Selama satu tahun lamanya Alzin berkarier di Insan Mulia Investama, ia berhasil mengumpulkan uang hingga Rp 100 juta. Dan dalam setahun itu pula, Alzin yang bermodalkan ijazah SMP diangkat menjadi karyawan lantaran prestasinya dalam menjual aset.

Tapi, Alzin masih merasa tak cukup menimba ilmu dari satu tempat. Setelah berhasil di Insan Mulia Investama, pada awal 2014, Alzin pindah ke sebuah perusahaan pengembang properti, PT Gaya Property Sarana. Di sana, kegigihan Alzin kembali berbuah manis. Ia mampu berbicara dengan Direktur Utama PT Gaya Property Sarana kala itu, Virta Dimas Catur Diputra.

Memulai kariernya sebagai Surveyor Asset, Alzin pun dipercaya naik tingkat untuk menjadi Broker. Dari situ Alzin mulai belajar bagaimana mencari aset yang berpotensi menguntungkan untuk dijual nantinya. Saat itu juga Alzin pertama kalinya belajar how to listing dan how to selling.

“Waktu itu, sekali closing ketima jadi broker bisa sekitar Rp 40 juta-Rp 50 juta,” kenang suami Anisa ini.

Merasa bekal dan pengetahuan yang diperlukan sudah cukup saat berkarier di PT Gaya Property Sarana, Alzin yang genap menginjak usia 16 tahun memutuskan untuk mendirikan perusahaan peropertinya sendiri pada 2015. Perusahaan pertamanya itu ia beri nama PT Gaya Realty Property. Dan projek pertama yang dikerjakannya adalah menjual aset yang dimiliki PT Gaya Property Sarana.

Pernah Menangis Kena Tipu

Tapi jalan hidup pria berzodiak Sagitarius ini tak selalu mulus. Di sela-sela mimpinya untuk bisa menjadi seorang pengusaha nyatanya ia pernah tertipu. Alzin sendiri mengakui bahwa jiwa mudanya yang berapi-api saat itu membuatnya suka mengambil keputusan serampangan, tanpa berpikir dua kali.

Nasibnya tertipu kala itu saat usianya masih 15 tahun. Kala itu ponsel pintar Blackberry sedang hangat dan menjadi acuan strata sosial bagi masyarakat Indonesia. Alzin melihat ada peluang di balik kegandrungan masyarakat Indonesia akan Blackberry. Ia pun memutuskan untuk mencari jaringan agar dapat mengimpor langsung ponsel pintar itu dari China. Ia berhasil menemukan jaringan importir yang menjual Blackberry jauh dari harga normal. Ia pun mencoba membeli dua ponsel Blackberry. Karena sedang digandrungi, dua ponsel itu terjual kurang dari satu minggu dan Alzin dapat untung besar.

Tergiur oleh peluang di depan mata, Alzin pun berani memutuskan untuk berinvestasi besar-besaran. Ia langsung memesan 20 unit Blackberry dengan mahar Rp 30 juta. Uang yang dipakainya itu benar-benar uangnya sendiri. Sebelumnya Alzin sempat mengajak kakaknya untuk bergabung, tapi kakaknya merasa ada yang ganjil dengan si importir.

“Kakak saya bilang, harganya nggak masuk akal karena harga pokok penjualan (HPP) untuk gadget-nya aja bisa lebih dari itu. Otang itu nggak mungkin untuk (kalau menjual semurah itu). Tapi waktu itu saya nggak mendengarkan,” ungkapnya.

Alhasil, minggu demi minggu berlalu sejak Alzin mengirimkan uangnya kepada importir tapi barang yang dipesan tak kunjung tiba. Alzin sempat menghubungi si importir dan bertanya kenapa barangnya tak kunjung datang, tapi si importir berdalih bahwa ada kebijakan baru minimum pembelian. Alzin pun diminta menambah 25 unit lagi.

Tapi tabungan Alzin saat itu sudah ludes. Sadar ada yang aneh, Alzin sempat berselancar di internet dan menemukan modus penipuan yang menimpanya itu. Alzin mencoba menghubungi si importir lagi, tapi tak bisa. Saat itulah Alzin sadar dirinya sudah ditipu sampai-sampai menangis karena harus kehilangan uang tabungannya Rp 30 juta.

“Itu pertama kalinya saya menangis untuk bisnis,” akunya.

Pemikiran Konglomerat di Kepala Alzin

Pendiri komunitas Propertypreneur Club (PPC) dan Young Entrepreneur Forum (YEF) ini bisa besar dan berhasil berkat pemikirannya. Alzin bisa mendapatkan investor pertamanya di usia 16 tahun dan memberikan keuntungan kepada investor sampai Rp 300 juta.

Keberhasilan Alzin bisa menarik minat investor di usia 16 tahun hingga mendatangkan keuntungan sebesar itu sebenarnya efek samping dari keinginannya belajar di berbagai perusahaan. Alzin punya ideologi yang tertanam sejak dini; kalau mau jadi seorang entrepreneur, jangan pernah money oriented.

Maksud yang ingin disampaikan Alzin adalah ketika pertama kali terjun sebagai pebisnis, pengusaha atau trennya disebut entrepreneur, janganlah dulu berusaha mencari untung, membesarkan bisnis, hingga membuka cabang agar afdol disebut sebagai entrepreneur. Tapi, utamakan pengalaman untuk belajar, memperbaiki pola pikir, dan cara mencari solusi demi memecahkan masalah.

Selain pemikiran, seorang pengusaha juga perlu memiliki visi yang besar. Setidaknya itu yang menurut Alzin dimiliki oleh para konglomerat dunia seperti Bill Gates. “Visi Bill Gates ingin komputer yang semula besar bisa menjadi lebih kecil dan ada di setiap rumah. Dan sekarang itu sudah terwujud,” ujarnya.

Sementara itu, uang dan keuntungan adalah efek samping yang diterima pengusaha seiring meningkatnya kemampuan mengelola bisnis.

“Saya berpikir usia 15-25 tahun itu fokus untuk belajar dan uang itu menjadi side effect,” ujar penulis buku The Conglomerate Mindset ini.

Konglomerat adalah orang yang berpikir besar dan jauh ke depan, katanya lagi. Dalam buku yang ditulisnya, The Conglomerate Mindset, Alzin menjabarkan bagaimana cara berpikir konglomerat, apa saja yang ada di kepalanya, dan apa saja yang mesti dilakukan untuk mewujudkan berbagai impian itu.

Bagi Alzin, semua kesuksesan dimulai dari sebuah pikiran. Karena tindakan merupakan buah dari pikiran. Karena itu seorang pengusaha perlu untuk berpikir besar. “Jadikan pikiran Anda sebagai dasar tindakan,” itulah yang ditulis Alzin dalam bukunya.

Platform Penyedia Tempat, WeWork Resmi Jajal Pasar Indonesia

0

Berempat.com – WeWork, sebuah platform penyedia tempat, komunitas, dan layanan lainnya telah resmi menjajal pasar Indonesia. WeWork memilih dua lokasi di pusat bisnis Jakarta sebagai titik keberadaannya di Indonesia, yaitu di Sinarmas MSIG Tower dan Revenue Tower. Rencananya, dua lokasi itu dijadwalkan mulai beroperasi di kuartal ketiga 2018 untuk mempercepat penetrasi pasar di Indonesia.

Menurut Managing Director WeWork Asia Tenggara Turochas Fuad, apa yang dilakukan WeWork saat ini merupakan langkah penting untuk perkembangan perusahaan di Asia Tenggara. Karena sebelumnya pada Desember 2017 pihaknya telah meresmikan WeWork Beach Centre di Singapura yang merupakan titik awal WeWork menjajal Asia Tenggara.

“Kami begitu bangga bisa hadir di Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Kami tidak sabar untuk membangun komunitas-komunitas yang ada di sini untuk menginspirasi lahirnya inovasi besar, kolaborasi, dan produktivitas bagi para kreator hingga perusahaan dalam berbagai ukuran,” ujar Turochas dalam keterangan resmi, Selasa (24/4).

Rencananya, dua lokasi WeWork yang sudah dipilih di Jakarta akan dilengkapi dengan berbagai elemen serupa dengan WeWork global. Dengan berbagai elemen dan fasilitas yang tersedia, para member dapat menikmati common area, bilik telepon, community bar, serta ruang bersantai yang dikemas dengan desain menarik yang bersentuhan dengan seni khas Indonesia.

Selain itu, WeWork juga menyediakan Member Network App untuk berkolaborasi satu dengan yang lain secara virtual sehingga WeWork juga mengintegrasikan dengan desain, teknologi, dan komunitas.

Selain Singapura dan Indonesia, WeWork masih akan terus menjejaki perusahaannya di pasar ASEAN dengan membuka beberapa lokasi di Bangkok, Kuala Lumpur, dan Manila pada akhir 2018.

Rasio Pembayaran Dividen Wika Tahun Ini Lebih Kecil

Berempat.com – Pada tahun lalu, PT Wijaya Karya Tbk. (Wika) telah membukukan laba bersih sebesar Rp 1,20 triliun. Dan kini, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di hari Selasa (24/4), Wika pun sepakat membagikan dividen sebesar 20% dari laba bersih tersebut, yakni Rp 240,41 miliar.

“Dividen ini setara dengan Rp 26,8 per saham,” ujar Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk. A.N.S Kosasih pada pemaparan publik di Jakarta, Selasa (24/4).

Kosasih menyatakan, sesuai dengan aturan yang berlaku dividen tersebut akan dibagikan 30 hari setelah RUPST. Namun, rasio pembayaran (payout ratio) dividen tahun ini diakui Kosasih lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, perusahaan mengurangi pembagian dividen kali ini seiring dengan investasi yang dilakukan.

“Karena pada tahun 2017-2018 perusahaan banyak melakukan investasi, sehingga dividen tidak kencang. Kami juga ada investasi yang perlu waktu lama untuk balik modal seperti jalan tol 8-10 tahun,” sambung Kosasih.

Hal lainnya yang membuat rasio pembayaran dividen tahun ini lebih kecil lantaran WIKA menjadi kontraktor project financing yang mengharuskan perusahaan mengeluarkan modal lebih dulu untuk menjalankan beberapa proyek pemerintah, khususnya berbagai proyek strategis nasional.

Tahun ini, Wika pun optimis kinerjanya bisa membaik dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, hingga April 2018 Wika mendapatkan beragam kontrak baru senilai Rp 1,5 triliun dari luar negeri. Berbagai kontrak tersebut berasal dari Myanmar, Malaysia, Algeria, dan Filipina.

“Aktifnya Wika melakukan ekspansi mancanegara turut memberikan dampak positif bagi perseroan,” ungkap Kosasih.

Askrindo Syariah Tambah Pembiayaan Syariah Rp 1,5 Triliun ke LPDB-KUMKM

0

Berempat.com – Pada hari ini, Selasa (24/4), Askrindo Syariah resmi menjalin kerja sama untuk menggelontorkan pembiayaan syariah yang akan disalurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) sebesar Rp 1,5 triliun.

Kerja sama ini resmi berjalan setelah ditandatangani oleh Direktur Utama PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah Soegiharto dan Direktur Utama LPDB – KUMKM, Braman Setyo di Hotel Manhattan, Jakarta.

Kerja sama ini tak terlepas dari peran LPDB-KUMKM yang selama ini telah banyak menyalurkan dana kepada koperasi dan pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Soegiharto mengatakan, selama 2008 hingga 2016 LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana sebesar Rp 1,5 triliun.

“Di tahun 2017 total alokasi dana bergulir sebesar Rp 1,5 tiliun dan Rp 450 miliar di antaranya untuk pembiayaan syariah,” ujar Soegiharto dalam keterangan persnya.

Soegiharto pun menjelaskan, pembiayaan yang dilakukan oleh Askrindo Syariah melalui kerja sama ini telah disalurkan kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS), Unit Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (USPPS), dan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).

Total penyaluran dana bergulir sebesar Rp 8,49 triliun untuk 1.012 juta UMKM yang disalurkan melalui 4.300 mitra-mitra LPDB-KUMKM. Menurutnya, hal ini akan menjadi peluang besar bagi Askrindo Syariah untuk terus meningkatkan kualitas serta penyaluran pembiayaan dari LPDB – KUMKM.

Sampai akhir 2018, Askrindo Syariah menargetkan bisa menjamin pembiayaan sebesar Rp 18 triliun. Dan ke depan, Askrindo Syariah tak hanya akan memperkuat kerja sama dengan perbankan syariah nasional, tapi juga dengan berbagai industri keuangan lainnya.

Menpar Optimis Indonesia Bisa Gaet 700 Ribu Turis India di Tahun Ini

Berempat.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya merasa optimis Indonesa bisa menggaet turis India mencapai 700.000 di tahun 2018. Optimistis Arief ini dipicu oleh keberhasilan Indonesia di tahun lalu yang mampu mendatangkan 485.000 turis asal India ke Bali. Apalagi Garuda Indonesia baru saja secara resmi membuka rute penerbangan langsung Mumbai-Bali.

“Tahun 2018 divalidasi bahwa pengunjung India telah melampaui pengunjung Korea dan Jepang ke Indonesia dengan total 87.000 pengunjung dibandingkan dengan Jepang sebanyak 74.000 pengunjung dan Korea 63.000 pengunjung,” papar Arief dalam keterangan persnya, Selasa (24/4).

Rasa optimis Arief juga karena saat ini turis India di dalam negeri tumbuh 30% dibanding tahun 2016.

Sejauh ini, Bali memang masih menjadi tujuan utama turis India mau datang ke Indonesia. Hal tersebut dinilai Arief karena adanya kesamaan budaya antara India dan Bali. Namun, selama ini tidak ada konektivitas penerbangan langsung India-Indonesia maupun sebaliknya menjadi kendala Indonesia dalam meningkatkan jumlah wisatawan India.

Jalur penerbangan India-Indonesia sendiri sudah ada sejak Desember 2016 melalui maskapai Garuda Indonesia yang membuka rute Mumbai-Jakarta. Namun, rute ini tidak melayani penerbangan langsung sehingga wisatawan harus transit terlebih dahulu di Bangkok.

Namun, saat ini Garuda Indonesia telah membuka rute penerbangan langsung Mumbai-Bali menggunakan pesawat Airbus A330.

“Kami sangat mengapresiasi maskapai Garuda Indonesia karena dengan rute langsung tersebut kami optimistis mencapai target 700.000 pengunjung India ke Bali tahun ini,” pungkasnya.

Soal Penutupan Rute Jakarta-London, Ini Ungkapan Dirut Garuda dan Menpar

Berempat.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara sempat mengeluarkan permintaan kepada Garuda Indonesia untuk menutup rute penerbangan langsung Jakarta-London. Pencanangan tersebut disampaikan lantaran rute tersebut dianggap kurang memberikan keuntungan bagi Garuda Indonesia.

Ketidakuntungan tersebut dipicu oleh adanya maskapai lain yang membuka penerbangan langsung dari London menuju Perth, Australia pada Juli 2018. Karena memang yang memicu Garuda membuka rute penerbangan Jakarta-London untuk mengincar penumpang yang terbang dari Inggris menuju Australia. Diperkirakan bila jumlahnya mencapai 350.000 orang per tahun.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Garuda Indonesia Pahala N. Mansury mengungkapkan bahwa pihaknya belum berencana mengubah rute tersebut. Namun, ia menegaskan bila peninjauan ulang akan dilakukan dalam tempo satu hingga dua bulan ke depan sesuai dengan arahan para pemegang saham.

“Kami akan review sesuai arahan pemegang saham. Dalam satu dua bulan akan kami lihat apakah perlu melakukan perubahan,” terangnya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (24/4).

Di sisi lain, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berharap agar Garuda Indonesia tetap membuka rute penerbangan langsung Jakarta-London. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan, turis asing yang datang ke Indonesia mayoritas berasal dari Inggris, jumlahnya mencapai 350.000 per tahun.

“Kalau menurut saya, Kemenpar selalu ingin penerbangan langsung, demikian juga berkali-kali Dubes Inggris untuk Indonesia menginginkan itu tetap ada. Jadi mohon dipertimbangkan keinginan untuk tetap ada,” ungkap Arif pada kesempatan yang sama.

Arif bahkan tak mempersoalkan seandainya rute Jakarta-Londong diubah menjadi Denpasar-London. Namun, Arif mewanti-wanti agar waktu transit di Denpasar tidak lebih dari satu jam agar penumpang tak keberatan.

“Pertimbangan itu yang harus kita perhatikan atau masa transit menjadi sangat pendek. Saya berikan contoh kemarin ke Mumbai itu transit hanya 55 menit di Changi dan tidak masalah buat penumpang,” jelasnya.

Dalam 10 Tahun Terakhir, Jumlah Izin Memperkerjakan TKA Bertambah 5.000

Berempat.com – Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia masih memiliki proporsi lebih sedikit dibandingkan negara lain. Hal itu dilihat dari besarnya jumlah TKA dengan jumlah penduduknya.

Mematok data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), izin kerja bagi TKA yang masih berlaku hingga akhir 2017 tercatat sebanyak 85.974 pekerja. Sementara itu jumlah penduduk Indonesia mencapai 263 juta. Itu berarti jumlah TKA di Indonesia hanya di bawah 1 persen dari total jumlah penduduk.

“Bandingkan dengan Singapura, sebanyak seperlima penduduknya negeri Singa tersebut merupakan TKA. Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) TKA hampir sama dengan jumlah penduduknya,” ungkap Hanif dalam diskusi ‘Perpres 20/2018: Kepastian Izin TKA dan Perbaikan Iklim Investasi di Indonesia’, di Kementerian Kominfo Jakarta, Senin (23/4).

Secara keseluruhan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir jumlah TKA di Indonesia bisa dikatakan tumbuh 5.000 pekerja. Itu berarti setiap tahunnya TKA di Indonesia selalu meningkat 500 pekerja.

Terhitung sejak tahun 2007, Kemnaker menerbitkan Izin Mempekerjakan TKA sebanyak 32.918, tahun 2008 sebanyak 38.634, tahun 2009 sebanyak 41.459, tahun 2010 sebanyak 47.461, tahun 2011 sebanyak 55.515, tahun 2012 sebanyak 60.670, tahun 2013 sebanyak 70.120, tahun 2014 sebanyak 73.624, tahun 2015 sebanyak 77.149, tahun 2016 sebanyak 80.375, dan pada tahun 2017 sebanyak 85.974.

Sementara itu, Hanif pun membandingkan jumlah TKA di Indonesia dengan jumlah TKI yang bekerja di luar negeri. Setidaknya diketahui ada 9 juta TKI yang bekerja di luar negeri, beberapa di antaranya bekerja di Malaysia, Arab, hingga Taiwan.

Dan menyingung soal Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang penggunaan TKA, Hanif menegaskan bahwa peraturan tersebut tak akan berdampak atau berimbas pada jumlah TKA yang akan membludak di Indonesia. “Karena (Perpres Nomor 20) hanya mempercepat proses izinnya penggunaan TKA menjadi lebih cepat dan efisien,” terangnya.

Apalagi, menurut aturan pemerintah perusahaan hanya bisa mempekerjakan TKA pada posisi strategis, bukan sebagai pekerja kasar. Dan apabila ditemukan ada TKA sebagai pekerja kasar, maka hal tersebut termasuk pelanggaran. “Kalau pelanggaran jangan digeneralisir karena itu kasuistis. Jangan dipukul rata, harus diluruskan,” terangnya.

Hanif pun mengungkapkan jumlah nota pemeriksaan terkait pelanggaran norma penggunaan TKA di seluruh Indonesia mencapai 848 pelanggaran di tahun 2016, tapi angka tersebut menurun menjadi 775 pelanggaran di tahun 2017.

Sementara itu, jumlah TKA yang direkomendasikan untuk dideportase pada tahun 2016 sebanyak 794 TKA. Angka tersebut menurun pada tahun 2017 menjadi 236.

Lippo Cikarang Catatkan Penurunan Laba 32% di Tahun 2017

0

Berempat.com – Pengembang Meikarta, PT Lippo Cikarang Tbk. mencatatkan penurunan pendapatan di tahun 2017 sebesar 3%. Pendapatan yang berhasil dibukukan di tahun lalu sebesar Rp 1,50 triliun, sedangkan di tahun 2016 pendapatannya sebesar Rp 1,54 triliun. Bersamaan dengan itu, laba yang diraup Lippo Cikarang pun menurun 32% di tahun 2017 dengan nilai Rp 367 miliar. Sementara di tahun sebelumnya laba yang berhasil diperoleh sebesar Rp 540 miliar.

Menurunnya pendapatan maupun laba tersebut diklaim pihak Lippo Cikarang karena pasar properti Indonesia yang tengah lesu pada tahun lalu. Namun, mereka masih optimis pendapatan di masa mendatang akan tumbuh seiring dengan hadirnya Meikarta.

“Dengan proyek Meikarta sebagai kota modern, terindah, dan terlengkap fasilitasnya, Lippo Cikarang memiliki proyek yang berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan,” ujar Presiden Direktur Lippo Cikarang Ivan Budiono dalam rilisnya, Selasa (24/4).

Lebih jauh, Ivan menjabarkan seluruh sumber pendapatan perusahaan yang tercatat di tahun 2017. Di antaranya berasal dari hunian dan apartemen sebesar Rp 1,12 triliun yang menyumbang 75% dari total pendapatan. Kemudian ada juga dari komersial dan ruko sebesar Rp54 miliar (4%), dari industri sebesar Rp 33 miliar (2%).

Kemudian dari pendapatan berulang perusahaan berkode saham LPCK ini Rp 285 miliar (19%). Pendapatan berulang tersebut naik 7% dari Rp 267 miliar di tahun 2016.

Dalam keterangannya, Lippo Cikarang memiliki total aset tumbuh sehat senilai Rp 12,37 triliun. Nilai tersebut naik 119% dari yang sebelumnya hanya Rp 5,65 triliun pada akhir tahun 2016.

Peningkatan aset tersebut berasal dari penambahan persediaan sebesar Rp 5,12 triliun untuk infrastruktur, Rp1,74 triliun untuk rumah hunian, ruko dan apartemen serta penambahan tanah dalam pematangan sebesar Rp 1,93 triliun, dan reklasifikasi uang muka pembelian tanah sebesar Rp 1,43 triliun.