Senin, November 25, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 846

Apa yang Selama Ini Dilakukan GO-JEK dengan Uang Investor?

0

Bukan hanya digelontorkan dana segar, GO-JEK tak lupa ikut berinvestasi dan mengakuisisi perusahaan lokal hingga asing.

Berempat.com – GO-JEK menjadi salah satu dari empat perusahaan rintisan (Start up) lokal yang menyandang gelar ‘Unicorn’. Gelar atau status Unicorn tak bisa sembarangan diberikan atau disematkan kepada sebuah perusahaan rintisan. Untuk bisa mendapatkan status tersebut sebuah perusahaan rintisan harus memiliki valuasi mencapai US$ 1 miliar. Valuasi tersebut biasanya didapatkan dari total dana yang digelontorkan oleh investor.

Di Indonesia sendiri, untuk saat ini terdapat empat perusahaan rintisan yang sudah menyandang gelar Unicorn, di antaranya GO-JEK (US$ 1,75 miliar), Tokopedia (US$ 1,347 miliar), Traveloka (US$ 500 juta), dan Bukalapak (tidak diketahui).

Berhubung GO-JEK menjadi perusahaan rintisan lokal dengan nilai perusahaan tertinggi, sangat menarik bila mengikuti bagaimana cara GO-JEK menggunakan uang investor. Pastinya GO-JEK tidak akan sembarangan dan asal dalam ‘membakar’ uang yang sudah didapat. Sebab sudah pasti juga para investor sudah menargetkan kapan GO-JEK bisa mendapatkan keuntungan.

Lalu bagaimana cara GO-JEK mengelola uang investor?

GO-JEK Rajin Berinvestasi dan Mengakuisisi Perusahaan

Seperti yang sudah diketahui, kali pertama GO-JEK mendapatkan investor saat usia perusahaan berjaket hijau ini sudah berjalan hampir 5 tahun. Tepatnya pada 2015, setelah meluncurkan aplikasinya GO-JEK lekas mendapat suntikan dana dari NSI Ventures. Namun, tak diketahui berapa nilai investasi yang digelontorkan.

Menginjak akhir tahun 2015, GO-JEK kembali mendapatkan pendanaan dari Sequoia Capital dan DST Global. Nilai investasi kali ini pun tidak diungkap kepada publik.

Di tahun pertamanya mendapatkan investor, GO-JEK cenderung memilih menggunakan dana segarnya untuk kebutuhan riset, pengembangan aplikasi, iklan, promo pelanggan hingga bonus kepada mitra ojek.

GO-JEK tentu harus menalangi uang bagi pelanggan yang menggunakan promo saat menggunakan pelayanannya. Sebab untuk bisa menjalankan promo diskon tentu GO-JEK tak bisa mengorbankan mitra ojek dengan memotong upah yang semestinya. Begitu juga dengan bonus bagi mitra ojek yang mencapai target, tentu GO-JEK tidak bisa meminta uang lebih kepada pelanggan melainkan harus mengeluarkan uangnya sendiri dari kas.

Beruntung GO-JEK memiliki dana berlimpah dari investor, sebab itu berbagai promo diskon di awal kemunculannya bisa berjalan tepat. Lain hal dengan beberapa perusahaan rintisan serupa yang mengikuti jejak GO-JEK namun tanpa investor besar. Nama-nama pesaing seperti TopJek, Ojek Kampung, Ladyjek, hingga Bluejek, satu per satu dari mereka pun betrumbangan.

Persaingan harga menjadi salah satu faktornya. GO-JEK yang punya sokongan dana kuat tentu lebih mudah memberikan promo diskon kepada pelanggan tanpa perlu mengurangi pendapatan mitra ojek. Lagi pula, dengan skema bagi hasil yang membuat GO-JEK hanya menerima 20% dari setiap order yang diambil mitra ojek tak akan mampu memberi keuntungan di awal.

Sementara untuk belanja iklan belum diketahui berapa dana yang sudah dihamburkan GO-JEK. Namun, yang pasti GO-JEK tak sedikit ‘membakar’ uangnya di sektor tersebut.

Tapi, yang pasti kita bisa menelusuri berbagai perkembangan yang dilakukan GO-JEK, baik secara layanan maupun fitur yang ditawarkan. Setidaknya, selama 2015 GO-JEK telah melakukan banyak perubahan dan pembaharuan, Dimulai dari munculnya fitur GO FOOD, GO BUSWAY, GO BOX, GO CLEAN, GO MASSAGE, dan GO GLAM.

Selain itu, GO-JEK sempat membuka perekrutan besar-besaran pada Agustus 2015 di Senayan, Jakarta. Perusahaan yang dimotori Nadiem Makarim ini pun dengan cepat membuka kantor perwakilan di beberapa kota besar di Indonesia. Membuka kantor perwakilan di wilayah Surabaya, Bandung, Medan, Jogja, Palembang, Semarang, Balikpapan, dan Bali dalam rentang satu tahun tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Tapi GO-JEK berhasil mendapatkan hasil dari semua yang dilakukannya. Dalam waktu enam bulan setelah peluncuran aplikasi GO-JEK berhasil mencatatkan 1 juta transaksi. Bahkan, di penghujung tahun 2015 GO-JEK berhasil membuat aplikasinya diunduh sebanyak 5,5 juta kali dan memiliki 150 ribu mitra ojek.

2016

Memasuki tahun 2016, tanpa dikira, GO-JEK mengawali tahun dengan mengakuisisi perusahaan rintisan asing yang berbasis di India. Februari 2016, GO-JEK mengakusisi C42 Engineering dan Codelgnition, dua perusahaan yang bergerak di bidang IT.

Akuisisi yang dilakukan Nadiem bukan tanpa alasan. GO-JEK memang sedang mencari solusi untuk menciptakan perangkat lunak yang dapat mengatasi bug pada aplikasinya. “Kami kehilangan kendali terhadap pengembangan (IT), kemudian investor kami: Squoia membantu mengenalkan kami ke pendiri C42 dan Codelgnition,” ujar Nadiem seperti dilansir dari The Economic Times.

Tujuan akuisisi yang dilakukan GO-JEK pun tak terlepas dari rencana untuk merekrut 100 orang insinyur, programmer dan pengelola data di level junior hingga senior dalam 6 bulan sampai satu tahun. C42 Engineering dan Codelgnition memang diketahui sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konsultan teknologi yang berdiri sejak 2010. Hasilnya pun seperti yang dapat dirasakan sekarang, GO-JEK terus memperbaharui fitur di aplikasinya.

Sampai pada pertengahan tahun, Juli-Agustus 2016 sebanyak 8 investor (diketahui Formation Group, Capital Group, KKR & CO., Northstar Group, Rakuten Ventures, Warburg Pincus, dan Farallon Capital Management) menggelontorkan dana investasi hingga total mencapai US$ 550 juta (Rp 7,2 triliun). Ini adalah pendanaan kedua yang dibuka GO-JEK sekaligus menjadi momen bagi GO-JEK yang resmi menyandang gelar Unicorn pertama rintisan Indonesia di usianya yang ke-6 tahun.

Selepas mendapatkan nilai investasi yang fantastis, GO-JEK bergerak cepat. Tak hanya menambah fitur dan layanan, di awal September GO-JEK menjadi salah satu investor bagi HaloDoc. Investasi yang dilakukan GO-JEK bertujuan untuk memperkuat GO-MED—fitur dan layanan baru yang diluncurkan GO-JEK setelahnya. Pada investasi kali ini diketahui dana yang digelontorkan GO-JEK mencapai US$ 15 juta (Rp 201 miliar).

Masih di bulan yang sama, GO-JEK kembali mengakuisisi perusahaan rintisan asal India, Pianta. Perusahaan tersebut diketahui bergerak dalam jasa kesehatan, sehingga ada kemungkinan akuisisi tersebut juga berkenaan dengan memperkuat layanan GO-MED. Namun, tidak diketahui berapa nilai akuisisi yang dilakukan GO-JEK.

Sampai di sini GO-JEK terus memilih menggelontorkan uang kas dari investor untuk berinvestasi di perusahaan yang dapat menyokong lini bisnisnya. Hal itu bisa dilihat saat GO-JEK bekerja sama dengan MVCommerce, perusahaan yang bergerak di bidang pembayaran mobile PonselPay. Nadiem memilih mengakuisisi MVCommerce untuk rencana jangka panjangnya melahirkan dompet virtual: GO PAY.

Tak hanya berinvestasi, GO-JEK juga mulai asyik mengakuisisi perusahaan rintisan asal India. November 2016, Nadiem mengakuisisi Leftshift Technologies, perusahaan pengembang aplikasi. Uniknya, sebelum mengakuisisi, GO-JEK adalah klien Leftshift bersama dengan 200 perusahaan lainnya seperti Practo, BookMyShow, hingga Oyo. Namun, lagi-lagi, GO-JEK enggan mengungkapkan nilai akuisisi yang dilakukan.

2017

Melangkah ke tahun 2017, GO-JEK tak lagi mengawali tahun dengan jor-joran berinvestasi maupun mengakuisisi perusahaan rintisan. GO-JEK kali ini lebih memilih melakukan pengembangan fitur dan layanan. Hasilnya, GO-JEK membuat aplikasi baru bernama GO-LIFE. Aplikasi tersebut khusus untuk fitur dan layanan GO CLEAN, GO MASSAGE, GO GLAM, dan GO AUTO. Pemisahan ini dilakukan GO-JEK agar dapat memaksimalkan masing-masing pelayanan. Lebih lagi, untuk aplikasi GO-JEK memang ingin lebih fokus pada urusan transportasi, logistik, dan payment.

Sampai kemudian GO-JEK kembali dihujani dana lebih setelah dua raksasa teknologi asal Tiongkok, Tencent Holding dan JD.com memutuskan berinvestasi pada Mei 2017. Total investasi yang digelontorkan keduanya berkisar US$ 1,2 miliar (Rp 16 triliun). Dengan ini, GO-JEK telah mencatatkan total pendanaan mencapai US$ 1,3 miliar (Rp 17,3 triliun) —menjadi yang tertinggi dibanding Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak.

Selepas mendapatkan dana baru, GO-JEK kembali merasa ‘gatal’. Tiga bulan berselang, GO-JEK pun mengakuisisi platform ticketing asal Indonesia, Locket.com tanpa disebutkan besar nominalnya. Akuisisi ini dilakukan guna memperkuat layanan GO TIX yang sudah diluncurkan GO JEK sejak 2016 silam.

Tak berhenti di situ, besarnya dana yang dipunya GO-JEK membuat si ‘Jaket Hijau’ ini kembali mengakuisisi perusahaan rintisan lokal. Tak tanggung-tanggung, menutup tahun 2017 GO-JEK langsung mengakuisisi 3 perusahaan financial technology (Fintech) sekaligus, yakni KartuKu, Midtrans, dan Mapan.

Tujuan GO-JEK mengakuisisi ketiga fintech ini tak terlepas dari ambisi Nadiem yang ingin menjadikan GO-PAY sebagai alat pembayaran multiplatform yang terpisah dari GO-JEK. Nadiem amat yakin bila keberadaan GO PAY selama ini telah memengaruhi sedikit banyak gaya hidup masyarakat masa kini. Karena itu GO-JEK berambisi melebarkan sayap demi dapat menjangkau layanan pembayaran multiplatform lebih luas lagi.

Usai mengakuisis perusahaan rintisan lokal, pada November 2017, GO-JEK pun mengucurkan pendanaan seri A senilai US$ 2 juta atau sekitar Rp 26 miliar kepada perusahaan rintisan yang serupa asal Bangladesh, namanya Pathao. Kucuran pendanaan GO-JEK kepada Pathao bahkan berlanjut di tahun 2018.

Hingga akhir tahun 2017, GO-JEK kian mentereng dengan capaian apiknya. Sebanyak 15 juta orang telah mengunduh aplikasinya, lebih dari 250.000 mitra bergabung, beroperasi di 16 kota besar di Indonesia, mencatatkan 100 juta transaksi setiap bulan di aplikasinya, dan telah menggandeng lebih dari 125.000 merchant.

2018

Dan beranjak ke tahun 2018, GO-JEK kembali membuat penuh kasnya setelah Google turut andil menjadi sumber uang baru bagi GO-JEK dengan mengucurkan dana US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun). Selain itu ada juga Astra dan Djarum Group yang ikut meramaikan pendanaan kepada GO-JEK dengan total nilai mencapai Rp 3 triliun.

Sekarang, cukup menanti apa yang akan dilakukan oleh GO-JEK setelah mendapatkan sokongan dana baru dari Google, Astra, dan Grup Djarum. Apakah GO-JEK akan kembali berinvestasi, mengakuisisi perusahaan, mengembangkan aplikasi dan menambah layanan, atau justru membuat gebrakan dengan menghadirkan sesuatu yang baru di luar GO-JEK.

Tapi, setidaknya bocoran muncul dari pesan Nadiem melalui surat elektronik kepada seluruh karyawan GO-JEK pada Selasa (27/3). Dalam surat elektronik itu, Nadiem mengutarakan niat ekspansi GO-JEK ke tiga negara di ASEAN. Tapi, dalam tulisannya itu Nadiem tak menyampaikan lebih jauh negara mana saja yang akan menjadi tujuan GO-JEK selanjutnya.

Namun, rupanya rencana ekspansi GO-JEK ke negara di ASEAN tak melulu harus menempatkan kantornya di salah satu negara, melainkan bisa dilakukan lewat cara investasi. Setidaknya, hal itulah yang dilakukan GO-JEK pada akhir April 2018 saat memimpin pendanaan pra seri B senilai US$ 10 juta atau setara Rp 139 miliar kepada Pathao.

Dengan turut andil memimpin pendanaan kepada perusahaan transportasi berbasis aplikasi di Bangladesh tersebut, GO-JEK akan menempatkan satu eksekutifnya di jajaran direksi Pataho. Dengan begitu, secara tak langsung GO-JEK sudah ikut menjamah pasar Bangladesh tapi dengan ‘jaket’ berbeda.

*Artikel ini sempat diperbaharui oleh redaksi pada pukul 06.51 WIB, 2 Mei 2018. Informasi yang ditambahkan adalah investasi GO-JEK kepada Pathao.

ExxonMobil Umumkan Akuisisi Federal Oil

0

Berempat.com – ExxonMobil melihat besarnya potensi Asia Pasifik sebagai pasar pelumas dengan pertumbuhan tercepat. Salah satunya adalah Indonesia dengan besarnya pangsa pasar yang dipunya. Karena itu, untuk memperkuat lini bisnisnya, ExxonMobil pun mengumumkan rencana akuisisi 100% saham Federal Oil.

Federal Oil merupakan produk keluaran PT Federal Karyatama yang sahamnya dimiliki oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. dan yang terafiliasi lainnya. Dengan akuisisi ini, maka ExxonMobil yang akan memegang kendali penuh terhadap Federal Oil. Proses akuisisi ini ditargetkan selesai pada kuartal III tahun 2018.

“Dengan aksi akuisisi ini, kami akan terus memperkuat bisnis pelumas dan melayani pelanggan dengan lebih baik di Indonesia,” ujar Presiden ExxonMobil Fuels & Lubricants Company Bryan Milton dalam keterangan resminya, Senin (30/4).

Bagi Bryan, dengan akuisisi ini ExxonMobil akan mendapatkan kunci bagi merajai pangsa pasar pelumas di Indonesia, yakni karyawan dan distributor Federal Karyatama (FKT) sebagai salah satu pabrik pelumas sepeda motor terbesar di Indonesia.

“Akuisisi ini juga akan membuat kami memiliki armada karyawan dan distributor FKT yang bakal menjadi penyokong kuat bisnis ExxonMobil di Indonesia,” sambungnya.

Pasalnya, karyawan dan distributor FKT dinilai memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam strategi bisnis pelumas di Indonesia. FKT pun disebut salah satu pabrik dan memiliki merek peumas sepeda motor terbesar di Indonesia dengan kapasitas 700.000 barel per tahun.

ExxonMobil memang telah menganggap Asia Pasifik sebagai salah satu pasar pelumas yang tumbuh paling cepat di dunia. Apalagi, ke depan dengan akuisisi ini akan ada kombinasi dengan merek pelumas mobil Premium yang sudah dimiliki perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

Senior Vice President Pelumas ExxonMobil Nigel Searle mengatakan, pihaknya memang berencana memperkuat bisnis di kawasan Asia. Keinginan itu didorong oleh perkiraan 70% permintaan pelumas dunia akan ada di Asia dalam beberapa dekade ke depan. Pasalnya, ada potensi pembangunan ekonomi yang kuat karena didorong oleh kalangan kelas menengah yang terus berkembang.

“Kami terus melakukan investasi strategis di seluruh rantai nilai bisnis pelumas. Hal itu demi memastikan bisa menjaga pangsa pasar yang baik untuk memenuhi permintaan pelumas global yang terus meningkat,” ujarnya.

ExxonMobil lewat anak usahanya telah beroperasi sekitar 120 tahun. Sejak 1979, perusahaan AS itu mengklaim sudah berinvestasi di Indonesia senilai US$23 miliar. Sementara itu, FKT adalah salah satu perusahaan yang memiliki produk pelumas sepeda motor terbesar di Indonesia sejak 1988. Perusahaan pemegang merek Federal Oil itu memiliki jaringan distribusi sebesar 40 dealer, 3.200 federal oil center, dan lebih dari 10.000 pengecer di seluruh Indonesia.

Saat ini, transaksi akuisisi masih tertunda karena menunggu persetujuan dari regulator di Indonesia.

Beri Apresiasi, Asuransi Sinar Mas Berangkatkan Agen ke Inggris, Belitung, dan Thailand

0

Berempat.com – PT Asuransi Sinar Mas (ASM) nampaknya paham betul bagaimana peran agen sangat membantu pertumbuhan perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari kegiatan rutin yang dilakukan saban tahun, yakni Agency Tour Contest (ATC). Melalui kegiatan ini, Asuransi Sinar Mas memberikan apresiasi kepada agen yang berprestasi untuk berlibur ke luar negeri.

Untuk tahun ini, Asuransi Sinar Mas akan memberangkatkan pemenang ATC ke dalam tiga paket berbeda, yakni berlibur gratis ke Inggris dan Skotlandia, Pulau Phuket di Thailand, dan Pulau Belitung.

“Kami melihat ATC telah menginspirasi para partner sehingga menjadi lebih bersemangat dalam memasarkan produk asuransi dari ASM. Perjalanan ATC ini juga menjadi media perusahaan untuk lebih mendekatkan diri dengan partner,” ungkap Direktur PT Asuransi Sinar Mas Dumasi Samosir pada keterangan resminya, Sabtu (28/4).

Tercatat, ada 28 agen pemenang ATC yang diberangkatkan ke Inggris dan Skotlandia pada awal April 2018. Kemudian ada 104 agen yang diberangkatkan ke Pulau Belitung pada 25-28 April 2018. Terakhir, untuk Pulau Phuket baru akan berangkat pada Mei 2018.

Sementara itu, untuk tahun 2017 tercatat total pemenang kontes sebanyak 170 agen. Dumasi mengklaim jumlah tersebut terus meningkat setiap tahunnya.

Hingga akhir Desember 2017, Asuransi Sinar Mas telah memiliki 23.552 agen. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan pada 2016 yang mencapai 21.893 agen. Sementara jumlah agen yang telah tersertifikasi sebanyak 1.735 agen.

Mulai Juni 2018 Pelumas Kendaraan Harus Berlabel SNI

0

Berempat.com – Tampaknya pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) kembali akan diterapkan di dunia otomotif. Kali ini sasarannya adalah produk pelumas kendaraan. Pemberlakuan aturan baru ini dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan akan diterapkan pada Juni 2018. Saat ini Kemenperin masih menunggu proses pengkajian dari World Trade Organization (WTO).

“Setelah standar tersebut disetujui WTO, peraturannya sudah bisa diteken oleh Menteri Perindustrian,” terang Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono dalam keterangan persnya, Minggu (29/4).

Proses pengkajian tersebut kabarnya akan memakan waktu tiga bulan. Saat ini, terang Sigit, sudah memasuki bulan kedua sehingga kemungkinan pemberlakuan SNI pelumas bisa mulai diterapkan pada Juni.

Pelumas kendaraan yang mesti mengantongi label SNI ini tak terbatas pada produk impor saja, tetapi juga pada produk dalam negeri. Alasan pemerintah memberlakukan aturan ini demi melindungi konsumen dari produk pelumas dengan kualitas di bawah standar.

Hal ini seiring dengan besarnya potensi pasar bagi produk pelumas di Indonesia. Karena itu pemerintah perlu menjamin standar kualitas pelumas bagi konsumen di Indonesia.

Setidaknya, Kemenperin sampai saat ini mencatat terdapat 44 produsen pelumas di dalam negeri dengan kapasitas terpasang mencapai 2,04 juta kilo liter (KL) per tahun. Sementara kebutuhan pelumas dalam negeri mencapai 1,14 juta KL per tahun.

Selain itu, penerapan SNI ini akan diberlakukan kepada tujuh henis pelumas, yaitu motor bensin 4 tak kendaraan bermotor, pelumas motor bensin 4 tak sepeda motor, pelumas motor bensin 2 tak dengan pendingin udara, pelumas motor bensin 2 tak dengan pendingin air, pelumas motor diesel putaran tinggi, pelumas roda gigi transmisi manual dan gardan, serta pelumas transmisi otomatis.

Menurut Sigit, sebelumnya Kemenperin sudah lebih dulu melakukan sertifikasi kepada laboratorium yang bisa melakukan uji kualitas pelumas dari sisi fisika dan kimia, serta laboratorium untuk uji performa. Dengan begitu Kemenperin sudah memastikan adanya tempat khusus bagi produsen pelumas yang akan mendapatkan label SNI dari pemerintah.

Gerai Baru Ramayana di Bekasi Trade Center Telah Resmi Dibuka

0

Berempat.com – Rupanya di tengah tumbuhnya digitalisasi dan transaksi daring saat ini tak membuat semua perusahaan ritel sulit untuk ekspansi. Hal itu dibuktikan oleh PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. yang baru saja meresmikan gerai teranyarnya di Bekasi Trade Center (BTC), Bekasi.

Alasan Ramayana membuka gerai baru karena memang pertumbuhan bisnisnya mengalami peningkatan. Padahal saat ini bisnis daring sedang tumbuh pesat.

“Pertumbuhan usaha ritel fesyen dari Ramayana mengalami kenaikan sebesar 12,5 persen. Saya melihat selalu ada potensi, meskipun ada bisnis online yang saat ini bertumbuh semakin besar, tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis Ramayana,” ungkap Corporate Secretary PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Setyadi Surya dalam keterangan persnya, Sabtu (28/4).

Namun, kendati pertumbuhan bisnis Ramayana masih mengalami pertumbuhan, Setyadi menegaskan bahwa pihaknya tak menutup pintu untuk bekerja sama dengan platform belanja daring.

“Di dalam bisnis online, Ramayana mencoba untuk mencapai target-target yang memadai. Sekarang ini kita buat 3 persen, kita berharap step berikutnya 5%, dan diharapkan juga pertumbuhannya menjadi 10% dari kontribusi kita selama ini,” tambah Setyadi.

Dengan bertambahnya gerai baru di Bekasi ini, maka Ramayana total sudah memiliki 118 gerai di Indonesia. Setyadi pun mengungkapkan, dipilihnya BTC sebagai lokasi pembukaan gerai baru karena memiliki pangsa pasar yang baik, sarana dan lokasi yang sangat strategis.

Gerai baru Ramayana ini berdiri di atas lahan seluas 4168 m² dan akan mengedepankan konsep lifestyle. Karena itu gerai pun didesain lebih modern. Dan setelah membuka gerainya yang ke-118 ini, rencananya pada 9 Mei 2018 Ramayana akan membuka gerainya yang ke-119 di bilangan Cakung, Jakarta Timur.

Kenapa Harga Pangan dan Bahan Pokok Selalu Naik Jelang Lebaran?

0

Berempat.com – Setiap kali menjelang bulan Ramadan, terutama lebaran akan selalu diiringi dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan bahan pokok dan pangan. Menurut beberapa pelaku usaha, ada berbagai faktor yang mendorong kenaikan harga tersebut. Misalnya, seperti lebaran yang didahului oleh puasa.

Tapi, menurut mereka salah satu faktor yang paling sulit dikendalikan adalah psikologis pedagang. Artinya, pedagang di pasar akan otomatis menaikkan harga karena sudah menjadi budaya dari waktu ke waktu.

“Mereka sudah berpikir secara insting, pasti suplai kalah dari demand,” ujar perwakilan pelaku usaha pangan Nur Iswan dalam diskusi Ketahanan Pangan Jelang Ramadhan di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4).

Memang selama ini pemerintah sudah melakukan banyak cara agar harga pangan di pasaran tetap stabil menjelang hari raya. Namun, Iswan menganggap pemerintah masih belum bisa melakukan kontrol hingga ke pedagang pasar. Karena selama ini pemerintah melalui kementerian atau lembaga terkait masih melakukan kontrol terbatas hanya pada pengusaha besar.

Hal lain yang menjadi pemicu naiknya harga adalah banyaknya pelaku usaha kecil yang dadakan mengganti barang dagangannya. Kebanyakan pedagang akan langsung ganti menjual produk yang banyak dicari konsumen menjelang hari raya.

Misal, yang semula berdagang ikan otomatis akan mengganti berdagang danging sapi atau ayam. Dan kebanyakan pedagang tersebut tak segan menaikkan harga jualnya.

Sementara itu, CEO PT Estika Tata Tiara (KIBIF) Yustinus Sadmoko mengaku pihaknya sudah mendapatkan mandat dari Kementerian Perdagangan untuk menjual produk daging sapi Rp 80.000 per kilogram.

“Kemarin kami dipanggil Mendag untuk laporkan kesiapan impor daging sapi beku. Jumlahnya enggak sampai 5.000 ton yang diimpor, biasanya bisa sampai 30.000 ton,” ujar Yustinus.

Tahun ini pemerintah memang lebih minim mengimpor daging sapi untuk bisa memenuhi permintaan pasar menjelang puasa. Hal itu karena pemerintah melalui Perum Bulog sudah menyiapkan daging kerbau dalam jumlah besar. Harga jual daging kerbau yang lebih murah dibanding daging sapi diyakini dapat menekan harga daging di pasaran. Dengan begitu stabilitas harga jelang bulan puasa bisa terjaga.

Sambut Hardiknas, BRI Tawarkan Program KPR Khusus Guru

0

Berempat.com – Dalam rangka memeriahkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menawarkan fasilitas khusus bagi para guru maupun tenaga pendidikan di Indonesia. Fasilitas tersebut berkenaan dengan Kredit Kepemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) dan Kredit Kepemilikan Properti (KPP) yang diberi nama KPR Guru.

Menurut penjelasan Direktur Consumer Bank BRI Handayani, KPR Guru ini memberikan kredit dengan suku bunga yang kompetitif. KPR Guru ini juga tak memberikan batasan lokasi hunian yang bisa diajukan. Artinya, guru dan tenaga pengajar bebas memilih lokasi rumah di mana pun.

Dengan KPR Guru ini, BRI berharap agar para Guru Garis Depan pun dapat memanfaatkan sebaik-baiknya.

“Tahun ini, Kemdikbud menargetkan sebanyak 9.000 Guru Garis Depan dapat ditugaskan di wilayah 3T (terdepan, terluar, terisolasi). Mengingat jaringan kerja Bank BRI yang tersebar di seluruh Indonesia, Bank BRI berharap dapat memfasilitasi para Guru Garis Depan tersebut untuk memiliki hunian yang layak,” ungkap Handayani dalam keterangan resminya, Sabtu (28/4).

Dengan KPR Guru, BRI juga menawarkan berbagai skema kredit berdasarkan jenis hunian yang ingin dibeli guru, seperti KPR rumah bekas, KPR pembangunan, KPR renovasi, KPR take over top up, maupun kebutuhan lainnya.

Selain itu, BRI juga menawarkan uang muka rendah mulai dari 1% dan syarat pengajuan sederhana.

Syarat pengajuannya antara lain KTP, Kartu Keluarga, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), serta Surat Penawaran dari pengembang. Sementara untuk syarat KPP di antaranya KTP, Kartu Keluarga, NPWP, Surat Penawaran dari pengembang untuk rumah baru atau surat penawaran dari calon penjual untuk rumah bekas.

Menjadi Prioritas, Nilai Ekspor Produk Kriya 2017 Meningkat

0

Berempat.com – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa industri kerajinan merupakan salah satu industri yang diprioritaskan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Alasannya, karena industri kerajinan dapat menciptakan daya saing secara global.

“Industri kerajinan merupakan salah satu industri prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global,” ungkap Airlangga dalam keterangan persnya, Sabtu (28/4).

Selain itu, industri kerajinan dinilai memiliki ketersediaan sumber bahan baku alami yang berlimpah, ditambah keanekaragaman corak dan keahlian sumber daya manusia (SDM) menjadi penyokongnya.

Saat ini, diketahui bila sepanjang 2017 nilai ekspor produk kriya menyentuh angka US$ 776 juta. Nilai tersebut meningkat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai US$ 747 juta.

Sebagai komitmen, Airlangga menerangkan jika Kemenperin telah mempersiapkan berbagai program untuk peningkatan kemampuan SDM dan menciptakan inovasi dengan mengadopsi teknologi.

Airlangga pun sempat menyinggung pusat inovasi di Bali Creative Industry Center (BCIC). Menurutnya, program seperti itu diperlukan dan melalui program itu diharapkan adanya partisipasi generasi muda, khususnya yang memiliki pengetahuan terhadap masalah-masalah global terkait teknologi yang efektif, efisien dan ramah lingkungan.

“Untuk itu pelaku industri kreatif bidang kerajinan semakin dituntut untuk tidak hanya mampu bersaing secara sehat di pasar negeri sendiri serta unggul dari barang impor, namun juga diharapkan dapat memenuhi pasar mancanegara,” katanya.

Ikuti Era Digital, Semen Indonesia Akan Jual Produknya di Blanja.com

Berempat.com – PT Semen Indonesia Tbk. telah resmi menjalin kerja sama dengan Blanja.com dalam hal pendistribusian produknya. Artinya, setelah ini produk-produk Semen Indonesia dapat dibeli konsumen secara daring melalui situs Blanja.com.

Menurut CEO Blanja.com Aulia E. Marinto, marketplace adalah pilihan tepat dalam mengembangkan bisnis di era digital seperti saat ini.

“Apalagi Blanja.com yang merupakan eCommerce BUMN juga. Oleh karena itu, kami senang dengan bergabungnya Semen Indonesia ke platform marketplace, ujar Aulia dalam keterangan persnya, Sabtu (28/4).

Kerja sama ini merupakan upaya oleh Blanja.com yang ingin menciptakan pengalaman berbelanja lebih lengkap dan mudah kepada konsumen. Aulia bahkan mengklaim bahwa Blanja.com telah menyediakan pilihan produk tanpa batas, mulai dari UKM, produk bermerek, hingga produk global.

Sementara itu, Direktur Marketing dan Supply Chain Semen Indonesia Ahyanizzaman pun mengaku bahwa ini adalah untuk pertama kalinya Semen Indonesia menjajaki pasar daring.

“Pertama kalinya, secara official kami berjualan daring atau mulai memasuki pasar daring di Blanja.com,” ungkapnya.

Di sisi lain, dengan kerja sama ini Semen Indonesia akan dapat menguatkan saluran pemasaran sebagaimana fokus perusahaan saat ini.

Menurut Ahyanizzaman, perubahan besar telah terjadi di bisnis semen. Bila dulu dengan menaruh semen di jalan saja bisa langsung dibeli orang, tapi sekarang tidak lagi. Karena itu, Ahyanizzaman mengungkapkan bahwa Semen Indonesia ingin lakukan perubahan di saluran distribusi. Salah satunya dengan memanfaatkan marketplace tanpa mengganggu pemain tradisional.

Dan demi dapat menarik minat konsumen, pemesanan produk bahan bangunan melalui Blanja.com tidak akan dikenakan biaya ongkos kirim produk. Artinya produk akan dikirim secara gratis sampai rumah.

Bahkan, dengan membeli bahan bangunan melalui Blanja.com konsumen akan mendapatkan banyak penawaran hadiah menarik, seperti voucher diskon hingga Samsung Galaxy S9 Gratis. Syaratnya cukup dengan bertransaksi semen atau beton sebanyak-banyak di Blanja.com.

24 Mei Tower Bersama Group Bakal Bagikan Dividen Rp 750 Miliar

0

Berempat.com – Pada tutup buku tahun 2017 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mencatatkan laba sebesar Rp 2,31 triliun. Dari keuntungan bersih tersebut, sebesar Rp 750 miliar akan dibagikan kepada pemegang saham.

Pada keputusan yang disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dividen final tunai akan didistribusikan pada 24 Mei 2018 kepada seluruh pemegang saham yang tercatatdi Daftar Pemegang Saham pada tanggal 11 Mei 2018 dan akhir periode perdagangan saham dengan hak atas dividen pada 7 Mei 2018.

Selain mengalokasikan untuk dividen, Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso menerangkan, sebesar Rp 1 triliun akan dialokasikan untuk cadangan umum dan ssanya sebagai Saldo Laba.

Selain itu, pada RUPST telah diambil keputusan bahwa perusahaan akan membeli kembali saham sebanyak-banyaknya 204.000.000 saham melalui Bursa Efek Indonesia. Nilai tersebut setara 4,5% dari saham yang telah dikeluarkan.

Kemudian untuk tahun 2018, TBIG akan menganggarkan belanja modal hingga Rp 2 triliun untuk pembangunan tower di tahun ini. Rencananya akan ada 1.000 tower baru yang akan dibangun.

“Tahun ini kami fokus membangun di beberapa daerah seperti Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia Timur dengan target penambahan 2.500 tenant. Rinciannya, 1.000 tower baru dan 1.500 kolokasi,” jelasnya di Jakarta, Jumat (27/4).

Sampai saat ini, TBIG terbilang cukup moncer dalam sektor ini karena telah memiliki sekitar 13.000 menara. Dari menara sebanyak itu berasal dari pelanggan terbesar seperti Telkomsel, XL, Indosat, Smartfren, serta Hutchison Tri Indonesia.