Senin, November 25, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 839

Petani Tebu di Gempolkrep Bakal Dapat Dana Bantuan Kredit Rp 179 Miliar

0

Berempat.com – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X saat ini tengah fokus meningkatkan pelayanan kepada seluruh petani yang bekerja sama dengan setiap pabrik gula (PG) yang dikelola PTPN. Salah satunya adalah PG Gempolkrep yang terletak di Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo saat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Senin (14/5). “Tahun 2018 ini, PG Gempolkrep akan menggelontorkan dana sinergi BUMN sebesar Rp 179 Miliar untuk bantuan kredit kepada petani,” ujarnya dalam keterangan pers BUMN.

Adapun mekanisme penyaluran yang digunakan ialah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Himbara. Hal ini diklaim Dwi sebagai bentuk hadirnya BUMN dalam mendorong produktivitas tebu dan kesejahteraan petani.

Selain itu, PTPN X juga berfokus pada pengelolaan on farm yang memanfaatkan mekanisasi tebangan dengan alat chopped harvester berkapasitas 100 ton per hari. Serta grab loader yang berkapasitas 80 ton per hari. Dengan kedua alat tersebut, PTPN X mengklaim proses tebang, muat, dan angkut tebu menjadi lebih efektif dan efisien.

Atas berbagai upaya yang dilakukan PTPN X dalam meningkatkan produktivitas, hasilnya kapasitas giling PG Gempolkrep saat ini meningkat menjadi 7.200 Ton Cane per Day (TCD) dari sebelumnya 6.500 TCD.

PTPN X juga memberikan bantuan bibit dan pupuk organik, bantuan kawalan budidaya, hingga bantuan perbaikan saluran irigasi kepada para petani.

Sementara itu, dalam kunjungannya Rini Soemarno sempat menyapa langsung para petani tebu di sana sekaligus mengoperasikan alat giling tebu PG Gempolkrep sebagai penanda dimulainya musim giling di 2018.

Rini pun mengapresiasi apa yang dilakukan PTPN X sejauh ini untuk memberikan pelayanan dan bantuan kepada petaninya. Menurutnya, keberadaan PG Gempolkrep dapat mendorong produktivitas panen yang dapat mendorong kesejahteraan petani.

“Harapan saya, dengan keberadaan pabrik ini, petani di sini lebih sejahtera dan mendapatkan kemudahan dan manfaat,” ujar Rini.

Sebagai informasi, PG Gempolkrep dibangun oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X sejak tahun 1912 dengan luas lahan 28,75 hektare (ha). Adapun jumlah petani tebu yang berafiliasi sebanyak 4.275 orang.

Tahun ini, PG Gempolkrep menargetkan produksi 87.503 ton Gula Kristal Putih. Target tersebut meningkat dibanding tahun 2017 sebesar 71.149 ton Gula Kristal Putih.

Pemerintah Perlu Kembalikan Kepercayaan Investor Pascateror Bom

0

Berempat.com – Aksi bom bunuh diri tengah mengguncang Surabaya, Jawa Timur dalam dua hari berurutan. Pada Minggu (13/5) bom meledak di 3 gereja sekaligus yang menewaskan 10 orang. Malamnya, bom kembali meletus di Sidoarjo dan menewaskan 3 orang. Sementara pagi tadi, Senin (14/5) bom kembali meledak di Mapolrestabes Surabaya yang menewaskan 4 orang.

Teror bom yang mengguncang Indonesia tentu membawa ancaman dari segi kestabilitas keamanan. Namun, di samping itu sektor ekonomi Indonesia juga terancam, khususnya pada kepercayaan investor.

Karena itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menyebut bahwa saat ini pemerintah berusaha mengembalikan keamanan dan kepercayaan investor.

“Upaya pemerintah adalah mengembalikan keamanan dan confidence itu yang sangat penting,” ujar Luky saat ditemui di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Senin (14/5).

Menurut Luky, kendati peristiwa bom tersebut terjadi di luar kondisi fundamental ekonomi Indonesia, tapi pemerintah perlu lebih tanggap untuk menangani persoalan tersebut. Lebih lagi dalam mengungkap para pelakunya.

“Mudah-mudahan tidak berdampak dan terpengaruh kepada ekonomi,” harapnya.

Harga Tiket Garuda untuk 3 Rute Ini Turun Jelang Ramadan

Berempat.com – Menjelang Ramadan 2018, di saat kebanyakan maskapai penerbangan menaikkan harga tiket dua kali lipat, tapi Garuda Indonesia justru menurunkan harga tiket untuk beberapa rute penerbangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Branch Manager Garuda Indonesia Baubau Erlangga Dwi Aprianto. Menurutnya, penurunan harga tiket ini merupakan upaya Garuda dalam memudahkan masyarakat yang ingin mudik dan bertemu keluarga besar.

“Penurunan harga tiket ini karena biasanya, pada awal Ramadan masyarakat yang ingin mudik ketemu keluarga cukup besar, baik di Baubau maupun Buton yang berada di luar Baubau,” terang Erlangga di Baubau, Sulawesi Tenggara, Senin (14/5).

Adapun rute penerbangan yang harga tiketnya turun menjelang Ramadan adalah rute Baubau-Kendari, Baubau-Makassar, dan Baubau-Ambon. Erlangga menjelaskan, untuk Baubau-Makassar harga tiket normal bisa sekitar Rp 600 ribuan. Namun, menjelang Ramadan harga tiket turun menjadi Rp 443 ribu.

“Jadi cukup signifikan,” ucap Erlangga.

Lebih lanjut, untuk harga tiket rute Baubau-Kendari normalnya Rp 500 ribu dan kini menjadi Rp 355 ribu. Dan untuk Baubau-Ambon yang normalnya Rp 900 ribu menjadi Rp 806 ribu.

Erlangga menjelaskan, harga tersebut akan berlaku mulai 3 Mei 2018 hingga menjelang Lebaran 2018. “Dengan harga khusus ini, kami mencoba menawarkan untuk penumpang atau calon penumpang terbang bersama di destinasi-destinasi Garuda Indonesia,” sambungnya.

Dan untuk rute-rute tersebut Garuda Indonesia akan menggunakan pesawat ATR dengan kapasitas 70 kursi.

Telkomsel Catat Pendapatan Bisnis Digital Rp 10 Triliun pada Kuartal I 2018

0

Berempat.com – Telkomsel mencatatkan peningkatan pendapatan di segmen digital pada kuartal I 2018 sebesar Rp 10,5 triliun. Pendapatan tersebut melonjak 25% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat Rp 8,4 triliun.

Menurut keterangan rilis dari Telkomsel, kenaikan tersebut memberikan kontribusi sebesar 48% dari total pendapatan di sektor bisnis digital. Kontribusi tersebut juga mengalami peningkatan pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 38%.

“Dinamika yang terjadi di industri saat ini menambah keyakinan Telkom bahwa bisnis data dan layanan digital merupakan masa depan industri telekomunikasi,” terang Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen dalam keterangan persnya, Senin (14/5).

Selain itu, memasuki bulan Ramadan, Telkomsel memprediksi akan terjadi lonjakan trafik layanan data sebesar 40% dibandingkan biasanya. Karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut Telkomsel telah membangun 12.000 base transceiver station (BTS) multi-band long term evolution (LTE).

Menurut Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, peningkatan trafik terjadi karena tingginya intensitas pelanggan mengunggah foto dan video di media sosial soal aktivitas di lokasi mudik atau saat berwisata.

Sementara itu, penurunan trafik akan dialami oleh layanan suara sekitar 8%-9% dibanding hari biasa, dan trafik layanan SMS diperkirakan cenderung stagnan.

“Dengan mengimplementasikan 12.000 BTS 4G di seluruh pita frekuensi, kami menjamin pelanggan menikmati pengalaman menggunakan layanan broadband secara optimal dan prima,” sambung Ririek.

Tahun ini Telkomsel menargetkan akan membangun 20.000–25.000 BTS baru.

Pasar Modal Dipercaya Tak Terpengaruh Teror Bom di Surabaya

0

Berempat.com – Teror bom yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (13/5) dan Senin (14/5) pagi cukup mengganggu stabilitas keamanan nasional. Terlebih rasa keamanan masyarakat saat ini pasti sedang goyah. Namun, sepertinya teror bom tersebut diyakini beberapa pihak tak akan memengaruhi pasar modal di Indonesia.

Optimisme tersebut sempat disampaikan oleh Kepala Riset PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan. Pertama, menurutnya, Pemerintah Indonesia selalu mampu mengungkap aksi. Kedua, peristiwa tersebut terjadi di luar jam kerja bursa sehingga daya kejut bisa lebih direda. Dan ketiga adalah keyakinan investor terhadap Pemerintah Indonesia yang mampu mengungkap aksi teror tersebut.

“Kepercayaan inilah yang menjadi dasar stabilitas pasar modal dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin (14/5). Namun, Alfred mewanti-wanti bahwa ancaman bisa terjadi di sektor riil.

Pernyataan senada berikutnya juga disampaikan oleh Kepala Riset Paramita Alfa Sekuritas Kevin Juido. Menurut Kevin, optimismenya muncul bila melihat aksi tanggap aparat dan pemerintah dalam mengatasi situasi tersebut. Selain itu, Kevin juga melihat adanya tagar di media sosial dari warganet Indonesia yang mengisyaratkan ketidaktakutan pada aksi terorisme turut mendorong kepercayaan investor.

“Langkah pemerintah dan aksi hashtag tidak takut di media sosial juga membangkitkan kepercayaan investor,” katanya, Minggu (13/5).

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio juga mengisyaratkan hal serupa. Pasalnya, perusahaan yang tercatat dalam LQ45 diketahui memiliki kinerja solid dengan rata-rata pendapatan naik 15,96%, dengan laba bersih yang naik 11,68% pada kuartal I 2018. Capaian tersebut diklaim lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Selain itu, tingginya likuiditas transaksi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun atau lebih tinggi 16,7% dibanding 2017 membuat tren positif di bursa saham Indonesia.

“Semua pelaku pasar modal tidak perlu bereaksi berlebihan dan tetap optimistis terhadap stabilitas keamanan nasional,” ujar Kepala BEI Perwakilan Ambon Roberto Dachi yang mewakili Tito di Ambon, Minggu (13/5).

eFishery: Buah Pikir Mantan Peternak Lele yang Melek Teknologi

0

Berkat eFishery, para peternak ikan juga bisa merasakan teknologi ‘kekinian’

Berempat.com – Di suatu siang, Wawan si pemilik tambak ikan lele sedang asyik menonton televisi. Sebuah kipas duduk menyala di dekatnya pada volume paling kencang; membantunya menyirnakan gerah yang tak bisa diajak kompromi. Di luar, matahari sedang menyala penuh gairah memberikan panasnya. Bahkan kucing liar lebih memilih berteduh di kolong mobil yang terparkir daripada harus bermain pasir disengat matahari.

Siang itu Wawan semestinya pergi ke tambak, tak peduli apa pun situasinya sekalipun kulit harus terbakar matahari ia tetap harus memberi makan ikan-ikan lelenya. Tapi itu kebiasaan yang mesti dilakukan Wawan dulu. Kini, ia cukup berbaring di televisi dan membiarkan sebuah alat mengambil alih tugasnya. Sekali waktu Wawan membuka smartphone-nya, membuka aplikasi dan mengecek apakah pakan sudah diberikan kepada ikan-ikannya sesuai jadwal. Dan ternyata tak ada masalah. Pakan sudah diberi, hasrat ikan-ikannya pun telah terpenuhi.

Apa yang dialami Wawan saat ini adalah segelintir kisah yang bisa dirasakan oleh para peternak ikan di era teknologi. Pada akhirnya, mereka bisa juga merasakan manfaat teknologi untuk keperluan ternak ikan dengan harga terjangkau. Memang, saat ini kemajuan teknologi tengah berkembang pesat, tapi sayangnya untuk sektor perkebunan dan peternakan di Indonesia hampir-hampir tak tersentuh oleh kemajuan teknologi.

Untungnya, saat ini baik Wawan maupun para peternak ikan lainnya telah merasakan manfaat salah satu teknologi yang hadir di peternakan ikan, yakni eFishery Smart Feeder. Seperti namanya, teknologi ini membantu para penambak dalam pemberian pakan secara otomatis, akurat, efektif dan efisien.

Bahkan dalam situsnya, eFishery mengklaim dapat membantu penambak menurunkan FCR (Feed Convertion Ratio) atau efisiensi pemberian pakan hingga 21% dan meningkatkan FCE (Feed Convertion Efficiency) hingga 80%. eFishery bahkan membantu penambak lewat pencatatan data pemberian pakan yang juga dapat terhubung ke internet.

Penambak bukan hanya terbantu dari segi teknologi, tetapi juga dari segi harga yang relatif terjangkau karena alat ini merupakan buatan dalam negeri. Inovasi yang benar-benar diciptakan oleh anak negeri bernama Gibran Huzaifah.

Sarjana yang Pernah Beternak Lele

Gibran sudah belajar mandiri saat berstatus mahasiswa Ilmu Biologi Institut Teknologi Bandung (ITB) 2008 silam. Orangtuanya bukanlah keluarga mapan yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan Gibran. Apalagi biaya untuk berkuliah saja sudah cukup mahal.

“Saat itu orangtua hanya sanggup membiayai kuliah, tak bisa mengirimkan uang untuk hidup sehari-hari di Bandung,” kenangnya.

Sebab itu, Gibran pun memutuskan untuk bekerja di samping berkuliah demi dapat memenuhi isi dompetnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, selama berkuliah Gibran hanya bisa bekerja serabutan. Di satu kesempatan ia pernah menjadi pemasok sayuran ke sejumlah resto di Bandung, mengerjakan berbagai soal tutorial daring dari luar negeri, hingga mengikuti berbagai kompetisi. Selama tiga tahun Gibran menjalani semua pekerjaan itu.

Tapi, anak pertama dari tiga bersaudara ini punya peruntungannya sendiri karena sudah memilih berkuliah di Ilmu Biologi. Sebab kebetulan di jurusan pilihannya itu ada kuliah praktik lapangan sehingga ia pun memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para peternak, petani, hingga para pengusaha perikanan.

Sampai di suatu waktu seorang dosen menantangnya agar bisa membudidayakan lele. Sebab Gibran sudah sering menjalani kerja serabutan, ditambah memiliki relasi yang baik dengan para pengusaha perikanan, tantangan itu pun diterima dengan tangan terbuka. Apalagi sang dosen sudah memprediksi bahwa budidaya lele di Indonesia akan meledak seperti di negara lain.

“Kalau tidak sekarang, kapan lagi memulai budidaya lele?” ujarnya.

Karena itu sepulang dari kuliah Gibran langsung bergerak cepat. Ia pun berkeliling kawasan Bale Endah, Bandung, untuk mencari kolam lele. Sampai akhirnya ia pun menemukan kolam lele berukuran 5×10 meter yang di tahun 2011 masih bisa disewanya sebesar Rp 400 ribu per tahun. Gibran pun menggunakan uang tabungannya sebagai modal menyewa lahan kala itu.

Kendati berasal dari jurusan Biologi dan memiliki relasi dengan para penambak, tapi Gibran mengaku memulai budidaya lele dengan cara autodidak. Beruntung, ia berhasil memanen lele saat pertama kali budidaya. Tapi, sayangnya, di balik keberhasilannya itu Gibran tak merasakan keuntungan yang signifikan karena hanya bisa menjual ikannya ke tengkulak.

“Selisih antara (untung) yang diperoleh dengan biaya pakan sangat sedikit, karena ikan saya jual ke tengkulak,” kisahnya.

Gibran tentu tak ingin mendapatkan untung yang sedikit dari hasil tambak lelenya. Sebab bila pendapatannya seperti itu terus tentu ia tak dapat mengembangkan lagi tambak lelenya. Ia pun memutar otak, hingga akhirnya terbersit di benaknya untuk membuat makanan dengan olahan lele, seperti abon lele, katsu lele, hingga nuget lele. Lagi-lagi, semua itu dipalajarinya secara autodidak.

Sebagai langkah awalnya, Gibran mencoba memasarkannya lebih dulu ke kantin kampus dengan sistem titip. Bermula dari sana, Gibran pun mulai mendapatkan respon positif dengan datangnya berbagai masukan untuk rasa yang pas. Setelah dirasa olahan makanannya mulai bisa benar-benar diterima pasar, pria kelahiran Jakarta ’89 ini pun memutuskan untuk membuka booth sendiri. Sampai di titik ini, ia pun mengajak serta dua temannya.

Langkah yang diambil Gibran pun perlahan mulai menunjukkan hasilnya. Di tahun kelulusannya, tepatnya pada 2012, ia sudah memiliki tiga cabang khusus makanan olahan lelenya yang diberi merek Olele. Sementara kolam lelenya pun sudah bertambah menjadi delapan.

EFishery Lahir dari Permasalahan para Penambak

“Try not to become a man of success. Rather become a man of value.”

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna, seperti itulah yang sekiranya disampaikan mendiang Albert Einstein. Dan langkah yang diambil oleh Gibran selepas menjadi peternak lele bisa dibilang telah mengintrepretasikan apa yang disampaikan Albert Einstein.

Karena memang teknologi pemberi pakan ikan otomatis yang kelak diberinya nama eFishery terlahir dari sebuah percakapan santai di tahun 2012. Kala itu Gibran tengah berbicara dengan seorang kenalannya yang memiliki 2.000 kolam ikan.

Dari obrolan itu pun mereka saling melontarkan berbagai permasalahan yang dirasakan dalam memberi pakan ikan. Persoalan-persoalan itu pun merangsang otak Gibran untuk memikirkan solusinya; melahirkan teknologi pemberi pakan ikan otomatis.

Pelan tapi pasti, dibantu oleh empat rekannya Gibran pun mulai menuangkan apa yang ada di otaknya melalui berbagai riset, perbaikan dan peningkatan fitur, hingga terlahirnya eFishery. Namun, baru di tahun 2014, peraih Mandiri Young Technopreneur of The Year 2012 ini baru memutuskan untuk mendirikan PT Multidaya Teknologi Nusantara yang juga dikenal sebagai Cybreed agar bisa memasarkan eFishery.

Teknologi gubahan Gibran ini merupakan sebuah solusi bagi para penambak ikan yang sering mengalami kerugian lantaran terlalu banyak pakan yang terbuang, hingga sulitnya membagi waktu lantaran harus memberikan pakan ikan tepat waktu. Tentu apa yang ditawarkan Gibran ini sangat membantu sektor perikanan, terutama bagi penambak ikan karena mengingat sektor ini jarang disentuh oleh technology entrepreneur untuk melahirkan inovasinya.

Salah satu hal yang membuat eFishery unggul adalah tersematnya sensor yang bisa menangkap nafsu makan ikan sehingga tak akan ada pakan yang terbuang. Bahkan para penambak bisa menerima laporan secara real time di smartphone.

Berkat penemuannya ini, Gibran pun berhasil merengkuh berbagai penghargaan, mulai dari Best of the Best Young Entrepreneur Indonesia 2013, Finalis Indonesia ICT Award (INAICTA) 2013, Juara Get in The Ring 2014, Juara 1 Spark Fire Pitch 2015, Finalis Seedstar World 2015, hingga masuk jajaran Forbes 30 Under 30 Asia 2017.

Mendapat Pendanaan Pra-Seri A

Sejak dipasarkan pada 2014, sebab manfaat yang diberikan dan harga yang masih terjangkau, eFishery pun dengan cepat mampu memikat hati para penambak untuk membelinya. Hasilnya, ratusan eFishery berhasil terjual dan didistribusikan ke beberapa kota di Pulau Jawa.

Bahkan menginjak tahun 2015, eFishery secara mengejutkan mampu mendapatkan pendanaan pra-seri A dari dana investasi asal Belanda, Aqua-Spark dan modal ventura asal Indonesia, Ideosource. Namun, saat itu Gibran tak menyebutkan besaran investasi yang diterima.

Sebab mendapatkan dana segar, Gibran pun memilih menggunakan dana tersebut untuk memperluas pasar massif di Indonesia. Kalimantan, Sulawesi, dan Lampung menjadi tiga wilayah baru yang dimasuki eFishery.

Berbagai strategi pun diusung oleh Gibran, salah satunya dengan menawarkan sistem sewa kepada para penambak yang tak mampu membeli harga satu unit eFishery—antara Rp 5,8 juta-Rp 7,8 juta. Harga sewa yang ditawarkan pun relatif murah, yakni Rp 300 ribu per bulan. Dengan demikian, para penambak kecil pun dapat merasakan teknologi tersebut tanpa terbebani.

Di tahun 2017, eFishery bahkan sudah berekspansi ke beberapa negara di ASEAN melalui proyek percontohan, seperti di Thailand, Bangladesh, dan Singapura. Bahkan, beberapa negara di luar ASEAN, seperti India, Brazil, Tiongkok, dan sejumlah beberapa negara di Afrika.

Ramayana Kini Punya Member Card App Khusus Pelanggan Setianya

Berempat.com – Menjelang Ramadan 2018, Ramayana Department Store ingin menjangkau lebih banyak pelanggan setianya dengan meluncurkan Ramayana Member Card App. Aplikasi tersebut kabarnya sudah ada sejak April 2018. Selain untuk memberikan berbagai penawaran promo, melalui aplikasi tersebut Ramayana pun berusaha untuk mempermudah pelanggan dalam bertransaksi tanpa yang tunai.

“Selama 40 tahun Ramayana telah memiliki jutaan pelanggan di seluruh Indonesia. Melalui aplikasi ini kami ingin semakin mempermudah pelanggan dalam mengakses semua produk-produk Ramayana di mana pun dan kapan pun,” ungkap Vice President Director PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Jane Melinda Tumewu dalam keterangan persnya, Sabtu (12/5).

Adapun bagi pelanggan yang memasang aplikasi Ramayana di ponselnya akan mendapatkan ragam keuntungan, mulai dari kemudahan bertransaksi, berbelanja dengan menukarkan poin, promo dan diskon, program cash back, hingga info diskon kilat (flas shale) yang ada setiap hari.

“Kami juga berusaha terus membahagiakan pelanggan dengan memberikan banyak keuntungan secara cuma-cuma melalui aplikasi ini,” sambung Jane.

Sebelum membangun aplikasinya sendiri, Ramayana sendiri telah menjalin kerja sama dengan tiga perusahaan e-commerce (Lazada, Tokopedia, dan Shopee) guna memperluas pasar di dunia digital.

Namun, dengan meluncurkan aplikasi Ramayana Member Card App, Ramayana pun yakin bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan di mana pun berada.

Asian Games 2018 Bisa Berdampak pada Ekonomi Indonesia Capai Rp 45 Triliun

0

Berempat.com – Ajang olahraga terbesar di Asia, Asian Games 2018 akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018. Asian Games dipercaya dapat memberikan banyak dampak positif bagi Indonesia. Salah satu yang paling dipercaya adalah dampak terhadap perekonomian Indonesia ke depan.

Namun, dalam penyelenggaraannya Indonesia harus lebih dulu mengeluarkan modal. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memperkirakan, Asian Games 2018 akan berdampak pada ekonomi Indonesia mencapai Rp 45,2 triliun.

Dampak ekonomi yang dimaksud Bambang seperti biaya pengeluaran untuk peserta dan pengunjung Asian Games 2018 yang diperkirakan capai Rp 3,6 triliun. Angka tersebut terbagi Rp 2,5 triliun di Jakarta dan Rp 1,1 triliun di Palembang.

Selain itu, biaya akomodasi diperkirakan akan menelan jumlah pengeluaran terbanyak mencapai Rp 1,3 triliun. Dan dari segi transportasi akan menjani biaya terbesar kedua yang mencapai Rp 640 miliar, konsumsi sebesar Rp 628 miliar, biaya belanja Rp 560 miliar, dan biaya hiburan Rp 280 miliar.

Selanjutnya, total perkiraan biaya konstruksi fasilitas pendukung Asian Games 2018, termasuk di antaranya pembangunan Gelora Bung Karno, Stadion Jakabaring, wisma atlet, dan Light Rapid Transit (LRT) mencapai Rp 34 triliun, ditambah biaya operasional sebesar Rp 7,2 triliun.

“Ini baru awal dari kajian. Dampak tidak langsung dan dampak setelah Asian Games kemungkinan akan lebih besar,” tambah Bambang di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Minggu (13/5).

Sementara itu, Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) Erick Thohir memperkirakan Indonesia akan kedatangan 10 ribu atlet dari 45 negara beserta 5.000 officials. Selain itu, ia memperkirakan akan ada dua juta penonton yang mengikuti ajang Asiang Games 2018.

“Asian Games 2018 diperkirakan mampu mendatangkan 200 ribu wisatawan mancanegara serta diliput sekitar 7.000 media, baik lokal maupun internasional,” ujar Erick di lokasi yang sama.

Ruas Tol Rembang-Pasuruan Digratiskan untuk Arus Mudik dan Balik Lebaran 2018

Berempat.com – Pemerintah Indonesia saat ini masih terus mengebut penyelesaian beberapa titik proyek ruas jalan tol yang masuk ke dalam Tol Trans-Jawa dengan total panjang lebih dari 600 kilometer. Salah satunya adalah Tol Gempol-Pasuruan (Gempas) di Jawa Timur yang ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.

Namun, meski baru ditargetkan selesai pada akhir tahun, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan, untuk seski 2 Rembang-Pasuruan dengan panjang 6,60 kilometer bisa dilalui oleh para pemudik secara fungsional. Adapun kondisinya sudah dilakukan pengerasan beton.

Selain itu, Basuki juga mengatakan bahwa ruas tol tersebut akan digratiskan saat arus mudik dan balik Lebaran 2018.

“Sebenarnya sudah siap operasional sebelum mudik, tetapi kita gratiskan saat mudik sebagai bagian dari sosialisasi tol ini kepada masyarakat,” ungkapnya dalam keterangan pers, Minggu (13/5).

Jalan tol Gempas diketahui memiliki panjang 34,15 kilometer yang terbagi menjadi tiga seksi. Adapun seksi 1 adalah Gempol—Rembang (13,90 km) yang sudah beroperasi sejak 2017 dari Simpang Susun Gempol hingga gerbang tol (GT) Rembang. Seksi 3 Pasuruan—Grati (13,65 km) yang masih dalam konstruksi dengan capaian 24,20%.

Dengan difungsikannya seksi 2, pemudik yang melintas pun bisa keluar dan melakukan transaksi pembayaran di GT Pasuruan. Dengan begitu akses akan jauh lebih dekat ke Kota Pasuruan. Sementara untuk failitas, telah dipersiapkan tempat istirahat berupa area parkir dan rumah makan di KM 16A.

Tol Gempol—Pasuruan yang dibangun oleh PT Jasamarga Gempol Pasuruan dengan nilai investasi Rp 4,03 triliun ini akan tersambung dengan jalan tol Surabaya—Gempol yang sejauh ini sudah beroperasi, dan tol Pasuruan—Probolinggo yang masih dalam tahap konstruksi.

Karyawan yang Baru Bekerja 1 Bulan Sudah Bisa Dapat THR

0

Berempat.com – Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2018 telah dikeluarkan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.

Dalam surat tersebut dijelaskan pemberian THR Keagamaan menjadi kewajiban yang harus diberikan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016.

Dalam surat yang diterima Berempat.com pada Minggu (13/5) tersebut tertulis ketentuan waktu kerja bagi pekerja/buruh yang berhak menerima THR dan besaran THR yang wajib diberikan pengusaha.

Untuk ketentuan waktu kerja, pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja/buruh mulai dari masa kerja 1 bulan hingga lebih. THR juga diberikan bagi pekerja/buruh yang mempunyai hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu.

Sementara untuk besaran THR, pengusaha wajib memberikan THR sebesar 1 bulan upah kepada pekerja/buruh yang telah bekerja selama 12 bulan secara terus-menerus atau lebih.

Namun bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan akan mendapatkan THR secara proporsional. Adapun ssitem penghitungannya yaitu masa kerja dibagi 12 dikali 1 bulan upah.

Sementara itu, cara penghitungan berbeda diberikan bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas. Jika pekerja/buruh telah bekerja selama 12 bulan atau lebih, maka upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan. Dan pekerja/buruh yang bekerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

Dan apabila perusahaan menetapkan nilai THR lebih besar di dalam perjanjian kerja maupun peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, maka THR yang dibayarkan harus sesuai perjanjian itu. Artinya perusahaan tak mengikuti cara penghitungan di atas.

Kemudian untuk waktu pemberian THR Keagamaan hanya diserahkan kepada pekerja/buruh 1 kali dalam 1 tahun dan disesuaikan dengan hari raya keagamaan masing-masing pekerja/buruh.

Dan untuk perusahaan wajib memberikan THR Keagamaan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

Dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan berharap pemerintah daerah mau ikut mengawasi perusahaan agar membayarkan THR tepat waktu.