Sabtu, November 30, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 792

Tak Mau Kehilangan Momentum, SAP Express Bakal IPO Akhir Tahun Ini

Berempat.com – Perusahaan jasa pengiriman barang berbasis android, PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAP Express) telah menyiapkan diri untuk melangsungkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di awal Oktober 2018 ini. Direktur SAP Express Budiyanto Darmastono menganggap bahwa tahun ini merupakan momen yang tepat bagi perusahaannya untuk IPO.

“Jadi ini momen kita. Kalau saya menunggu IPO 2023 momennya udah hilang,” ungkapnya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Budi menyebut bahwa perusahaannya akan melepas sekitar 600 juta saham atau (60%) dari modal. Budi pun memperkirakan potensi dana yang bisa diterima oleh SAP Express sebesar Rp 1,32-Rp 1,56 triliun.

“Untuk harga yang ditawarkan lewat penawaran awal antara Rp 220 hingga Rp 260 per lembar saham,” terangnya.

Untuk penjamin pelaksanaan emisi efek, Budi mempercayakannya kepada PT RHB Sekuritas Indonesia.

Nantinya, dana yang didapat dari IPO akan digunakan untuk memperkuat modal kerja dan melunasi obligasi konversi yang jatuh tempo pada 2021. Budi menyebut dari jumlah dana yang diterima sebesar 38,5% untuk modal kerja, sedangkan sisanya untuk pelunasan obligasi.

SAP Express memang berencana mempercepat pelunasan obligasi kepada GD Express Carrier Bhd (GDEX) senilai Rp 30 miliar atau setara 10 juta Ringgit Malaysia. Dan sebab akan melakukan pelunasan lebih awal, SAP Express perlu membayarkan premi penebusan sesuai dengan surat GDEX kepada SAP Express pada 28 Juni 2018 lalu.

Dengan demikian, berdasarkan prospektus, total uang yang mesti dibayar oleh SAP Express adalah Rp 67,2 miliar, yang terdiri dari Rp30 miliar nilai nominal obligasi konversi dan Rp37,2 miliar premi penebusan.

Direktur SDM Dilucuti Pertamina, Jasa Marga Rombak Susuan Direksi

0

Berempat.com – Bersamaan dengan ditariknya Direktur SDM Kushartanto Koeswiranto oleh Pertamina, PT Jasa Marga Tbk. pun sepakat melakukan perombakan susunan direksi perusahaan. Perombakan tersebut dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (5/9). Selain menunjuk Direktur SDM yang baru, Jasa Marga juga mengganti Komisaris Utama dan Anggota Komisaris.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menjelaskan, posisi Direktur SDM yang baru diisi oleh mantan Vice President PT Bank Negara Indonesia (BNI) Alex Denni. Kemudian untuk posisi Komisaris Utama yang sebelumnya dijabat oleh Refly Harun bakal diisi oleh Sapto Ama Damandari. Sementara untuk Anggota Komisaris yang sebelumnya diemban oleh Teguh Budiarso akan ditempati oleh Anita Firmanti Eko Susetyowati.

Lengkapnya, berikut susunan Direksi Jasa Marga yang baru:

Direksi:

  • Direktur Utama: Desi Arryani
  • Direktur Operasi I: Mohammad Sofyan
  • Direktur Operasi II: Subakti Syukur
  • Direktur Pengembangan: Adrian Priohutomo
  • Direktur Keuangan: Donny Arsal
  • Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum: Alex Denni

Dewan Komisaris:

  • Komisaris Utama/Komisaris Independen: Sapto Amal Damandari
  • Komisaris Independen: Vincentius Sonny Loho
  • Komisaris: Anita Firmanti Eko Susetyowati
  • Komisaris: Sugihardko
  • Komisaris: Agus Suharyono
  • Komisaris: Muhammad Sapta Murti

Pemerintah Bakal Wajibkan e-Commerce Lapor Berbagai Produk yang Dijual

0

Berempat.com – Sebagai upaya pemerintah dalam melakukan pengawasan, seluruh pelaku e-Commerce bakal diwajibkan untuk melaporkan berbagai produk yang dijual. Dalam hal ini, kewajiban diberikan kepada pedagang daring maupun marketplace. Saat ini, pemerintah mengaku masih menggodok formula pendataan yang tepat untuk program tersebut.

“Sekarang diatur, pencatatannya masih dibuat karena tidak mudah,” terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih di Jakarta, Rabu (5/9).

Selain itu, untuk menunjukkan keseriusan program tersebut, pemerintah pun siap memberikan sanksi kepada pelaku usaha yang nantinya tak mengikuti aturan tersebut. Sanksi yang diberikan bisa seperti pemblokiran situs melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Jadi pemerintah bukan menghimbau, tapi memerintahkan dia punya instrumen memaksa dengan regulasi,” papar Karyanto.

Menurut Karyanto, aturan pengawasan perdagangan ini nantinya akan menjadi turunan dari Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang saat ini telah ada di Sekretariat Negara. Pemerintah pun menargetkan PP e-Commerce ini dapat disahkan pada tahun ini.

Sebelumnya, PP e-Commerce pernah direncanakan akan disahkan pada Oktober 2017. Namun, rencana tersebut urung dilakukan sehingga bisa dikatakan bahwa PP ini sudah masuk dalam road map e-Commerce sejak lama.

Karyanto pun menjelaskan, tugas Kemendag adalah memonitor produk apa saja yang dijual dan didapat dari mana. Sementara untuk urusan teknologi informasi diberikan sepenuhnya kepada Kemkominfo.

Bagaimana J.CO Bisa Besar dan Menyaingi Dunkin’ Donuts

0

Tak hanya menjadi pesaing dekat Dunkin’ Donuts di Indonesia, J.CO pun sudah merambah ke luar negeri

Berempat.com – Tentu bagi kita saat ini sudah tak asing lagi dengan dua merek donat terbesar di Indonesia, yakni J.CO dan Dunkin’ Donuts. Dua merek ini bak pesaing yang selalu dibanding-bandingkan. Bahkan tak jarang gerai kedua merek ini saling berdekatan, entah yang ada di dalam maupun di luar mal.

Kemampuan J.CO untuk hadir sebagai pesaing Dunkin’ Donuts tentu patut untuk dipelajari. Pasalnya, jika dilihat dari segi usia J.CO jelas lebih muda dibandingkan merek waralaba asal Amerika Serikat itu. J.CO resmi meluncur pada 2005 di kawasan Supermal Karawaci, Tangerang. Sementara Dunkin’ Donuts sudah ada sejak 1950 silam dan hadir di Indonesia pada 1968 di Djakarta Fair (sekarang disebut Pekan Raya Jakarta/PRJ). Gerai pertamanya berdiri pada 1985 dan terletak di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta.

Persaingan antara J.CO dan Dunkin’ Donuts secara kasat mata bisa dilihat dari banyaknya gerai yang dipunya. Setidaknya, gerai-gerai itu dibuka dan dapat bertahan karena adanya pasar yang berhasil direngkuh. Dan bila menilik dari jumlah, kedua merek ini sama-sama sudah membuka lebih dari 200 gerai di Indonesia.

Menukil dari situs resmi Dunkin’ Donuts. Merek berlogo DD ini sudah membuka lebih dari 200 gerai yang tersebar di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Bali. Sementara itu, pada 2017 lalu J.CO mengklaim sudah memiliki 232 gerai yang tersebar dari Aceh hingga Jayapura. Kemungkinan, jumlah gerai tersebut pun dapat bertambah sebab Marketing Communications Supervisor PT JCO Donuts & Coffee Selly Sumardi mengungkapkan rencana penambahan gerai.

“Kemungkinan akan tambah 50 toko lagi (tahun ini),” ungkap Selly sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id.

Selain di Indonesia, J.CO sendiri sudah merambah sampai ke luar negeri sejak ekspansi pertamanya pada 2007 silam. Diketahui negara-negara tetangga seperti Filipina dengan 20 gerai, Malaysia 11 gerai, Singapura 4 gerai, serta China 2 gerai dan Arab Saudi.

“Target kami 5 tahun lagi akan jadi 500 gerai. Di luar negeri kita akan buka di Dubai, Abu Dhabi, dan Hong Kong,” ujar sang pendiri J.CO Jhonny Andrean dalam sebuah kesempatan di perayaan ulang tahun J.CO, seperti dikutip dari Tirto.id.

Yang Berbeda antara Produk J.CO dan Dunkin’ Donuts

Setelah berdirinya Dunkin’ Donuts sebagai pemain donat satu-satunya yang besar selama 55 tahun di Indonesia, J.CO yang baru muncul pada pertengahan 2005 tentu tak bisa melepas dari bayang-bayang merek asal Amerika tersebut. Sudah pasti, konsumen di Indonesia akan membanding-bandingkan produk J.CO dengan Dunkin’ Donuts. Namun, nyatanya J.CO bisa mengambil pasar dari Dunkin’ Donuts sehingga membuatnya menjadi penantang kuat bisnis donat.

Sebab sekarang pasar donat terkesan dikuasai oleh dua merek ini, maka tak heran jika banyak yang membanding-bandingkan keduanya. Bahkan, sebuah poling secara daring pernah dilakukan di Forum Kaskus untuk mengetahui yang manakah yang lebih dipilih oleh penikmat donat Tanah Air. Hasilnya, banyak yang lebih memilih J.CO dengan presentase 58%, sedangkan yang memilih Dunkin’ Donuts hanya 19%, dan sisanya sebesar 22% mengaku suka keduanya.

Memang, poling daring ini tak bisa dijadikan patokan utuh apakah penikmat donat Tanah Air memang lebih memilih J.CO ketimbang Dunkin’ Donuts. Pasalnya, kedua merek ini memang memiliki perbedaan dari segi produk yang ditawarkan. Dunkin’ Donuts yang kental dengan donat klasiknya, sedang J.CO lebih identik dengan donat modern.

Perbedaan keduanya itulah yang membuat mereka memiliki pelanggan setianya. Berempat.com sendiri sempat menelusuri dengan bertanya kepada beberapa orang yang diketahui pernah mencicipi produk dari kedua merek tersebut untuk membandingkan yang mana yang lebih dipilih.

David Lubis, karyawan IT ini dalam pesan singkatnya mengaku lebih memilih Dunkin’ Donuts karena ia merasa donat J.CO terlalu manis. Lebih dipilihnya Dunkin’ Donuts ketimbang J.CO juga diungkap oleh Vitha. Model pemula ini lebih suka dengan tekstur donat milik Dunkin’ Donuts lantaran lebih padat dan berisi.

“Kalo J.Co enak yogurt-nya. (donat) J.CO kayak kempes aja,” terang perempuan berusia 27 tahun tersebut, Selasa (28/8).

Hal senada juga disampaikan oleh Maria yang mengaku lebih suka Dunkin’ Donuts karena teksturnya yang padat. “Walaupun kalo dari varian rasa lebih banyak J.CO, tapi kalo J.CO teksturnya kempes. Gak berasa makan donat,” ungkap perempuan yang bekerja di perusahaan suplier oli dan gas di Jakarta ini.

Ada juga Ardi Saputra, seorang desain grafis yang lebih memilih Dunkin’ Donuts. “Ada paketan harga yang murah. Terus donatnya lebih pluffy,” ujarnya.

Untuk urusan tekstur donat, memang setiap konsumen memiliki seleranya masing-masing. Ada yang menyukai tekstur donat dari Dunkin’ yang lebih padat dan ada yang lebih senang dengan tekstur lembut dari J.CO.

Seperti Rini, seorang ibu rumah tangga di Bekasi ini mengaku lebih suka J.CO karena tekstur dan rasa manisnya yang dirasa pas. “Gue lebih suka J.CO. Teksturnya lebih lembut banget, enak, manisnya juga nggak bikin eneg,” ungkapnya lewat pesan singkat.

Hal senada juga diungkap oleh Febrina. Perempuan berusia 24 tahun yang bekerja di kantor pajak di Tangerang ini mengaku lebih suka J.CO karena kelembutan donatnya. “J.CO adonannya lebih lembut, terus varian toppingnya lebih menarik,” jelasnya.

Linawati, seorang karyawati di sebuah perusahaan Event Organizer (EO) di Jakarta Timur ini juga senang dengan J.CO karena lembutnya tekstur yang dipunya J.CO. “Karena J.CO itu dimakan 1 kurang rasanya. Kalo Dunkin’ terlalu padet, jadi makan 1 aja udah kenyang rasanya,” ujar perempuan berusia 30-an tahun tersebut.

Selain soal tekstur, lebih variasinya topping yang dipunya oleh donat J.CO memang berhasil membuat konsumen lebih memilih J.CO. Sebab, lebih variasinya topping yang dipunya tentu juga berpengaruh pada banyaknya rasa yang bisa dipilih oleh konsumen.

Seperti Gali Marsiano, pengusaha kerupuk modern di Bekasi ini pun mengaku lebih senang dengan J.CO lantaran tekstur donatnya yang dinilai lebih lembut, lebih bervariasi dari segi topping, ukuran donat yang dirasa pas, dan adanya pilihan menu lain seperti yogurt dan kopi.

Yulisna Murni yang kini bekerja di perusahaan Korea Selatan juga mengaku lebih memilih J.CO karena produknya memiliki banyak varian topping.

Hal yang sama yang juga diungkap oleh Dzu Hadhin Adhim, karyawan bekerja di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ini memilih J.CO karena rasanya yang lebih berkarakter. “Gue pilih J.CO soalnya lebih berasa enaknya. Terus rasanya berkarakter. Kalo makan itu udah langsung tahu kalo itu J.CO,” ujarnya.

Bila menelisik dari setiap pernyataan orang yang menggemari J.CO, maka bisa disimpulkan bahwa J.CO memang sejak awal sudah menargetkan konsumen yang kurang masuk dengan donat milik Dunkin’ Donuts. Pasalnya, J.CO telah berhasil membuat perbedaan pada produknya. Bisa dikatakan, sejak awal J.CO tak bermaksud menyamai donat yang diproduksi Dunkin’ Donuts, melainkan membuat donatnya sendiri.

Keberhasilan J.CO dalam mengambil konsumen donat di Indonesia yang lebih suka tekstur lembut dan manis tak pelak membuatnya bisa menjual 805 juta pieces donat selama 10 tahun beroperasi. Artinya, dalam sehari J.CO bisa menjual sekitar 220 ribu butir donat.

“Saya sempat ingin tahu ada berapa donat yang sudah terjual, ternyata ada 805 juta pieces. Itu dari pertama kali buka,” ungkap Jhonny saat merayakan 10 tahun usia J.CO di Mall Alam Sutera, Tangerang, 2016 silam sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Mengusung Konsep, Inovasi, dan Jati Diri Berbeda ala J.CO

Meski mencoba menggarap pasar yang sama dengan Dunkin’ Donuts, tapi tak membuat J.CO mencoba berjalan dengan cara yang sama. Merek berlogo burung merak dengan warna merah ini justru memberikan perbedaan. Bila ditelisik, J.CO telah mengusung konsep boutique bakery dan coffee shop sehingga jelas berbeda dengan kompetitornya. J.CO bahkan mengusung konsep open kitchen layaknya BreadTalk, perusahaan waralaba bakery yang juga dikelola oleh Jhonny Andrean.

Selain konsep tempat yang diusung J.CO, inovasi dari segi rasa dan topping donat juga menjadi kuncinya. Memang, syarat agar bisa menjadi pemimpin pasar di kelasnya, sebuah merek harus berani berinovasi. Hal itu setidaknya sudah diterapkan oleh J.CO.

Bicara soal inovasi sendiri sebetulnya pernah diungkap oleh Jhonny. Kendati pada satu kesempatan ia berbicara soal bisnis bakery lewat BreadTalk-nya, tapi secara garis besar hal itu juga menjadi poin yang diimplementasikan oleh J.CO.

“Berbisnis bakery seperti ini kuncinya kita harus inovatif dan peka. Seperti saat ini kami terus berinovasi dengan menambah varian roti dan kue, serta terus peka dengan keinginan seluruh pelanggan yang dipantau lewat saran yang diberikan ke hotline kami,” ujar Jhonny seperti ditulis di Money.id.

Yang unik, J.CO tak hanya berinovasi dari segi produk donatnya, melainkan juga dari varian menunya. Setidaknya, selain donat, kopi J.CO juga menjadi andalan dan banyak diminati konsumen setianya. Bahkan, di kesempatan yang sama saat perayaan 10 tahun J.CO, Jhonny mengungkapkan bahwa kopi yang terjual sudah mencapai 52 juta cup.

“Mereka hitung berapa cup yang sudah terjual selama 10 tahun, hasilnya ada 52 juta cangkir.”

Kopi dan donat, inilah perpaduan yang coba ditawarkan oleh J.CO kepada konsumen. Inilah yang membuat J.CO terlihat berbeda dibanding Dunkin’ Donuts. Apalagi, kopi yang disediakan oleh J.CO memiliki banyak varian sehingga membuat konsumen pun punya banyak alternatif pilihan.

Apalagi, meski di awal memilih mendatangkan biji kopi dari Italia, tapi saat ini J.CO diketahui mengambil biji-biji kopi dari Indonesia untuk memenuhi dapurnya. Biji kopinya didatangkan dari Sumatera, Sulawesi, dan Jawa.

J.CO pun tak berhenti hanya pada menu donat dan kopi, sebab muncul menu-menu baru seperti sandwich serta yogurt yang cukup diminati konsumen setianya. Dengan hadirnya menu-menu baru tersebut, tentu membuat posisi J.CO di benak konsumen setianya masih menjadi pilihan utama. Dan bukan tak mungkin pada beberapa tahun mendatang akan kembali hadir menu baru di J.CO. Inilah jati diri yang dibangun J.CO; gerai donat modern yang bisa disinggahi bukan hanya oleh penikmat donat.

Apalagi, saat ini J.CO kedapatan hadir di beberapa lokasi dengan mengusung konsep tempat one stop cafe, yakni bangunan tiga lantai yang menghadirkan merek kuliner milik Jhonny Andrean (BreadTalk, J.CO, dan Roppan) dalam satu lokasi. Setidaknya Berempat.com menemukan konsep tersebut hadir di kawasan Summarecon Bekasi dan Jatiwaringin, Bekasi.

Dengan melakukan berbagai inovasi, baik dari segi konsep tempat hingga varian menu tiada henti, maka bukan hal yang muskil bagi J.CO dapat mengikuti jejak Dunkin’ Donuts untuk merajai pasar donat di dunia.

Dapat Suntikan Dana US$ 3 Juta, Ini 4 Target Baru Tanamduit

0

Berempat.com – Tanamduit, platform investasi berbasis aplikasi ini resmi mengumumkan adanya suntikan dana dari RND Kapital sebesar US$ 3 juta, atau setara Rp 4,470 triliun (kurs Rp 14.900). Dengan suntikan dana sebesar itu, Tanamduit pun telah merancang beberapa target ke depan dalam rangka mengembangkan bisnis Tanamduit.

Target pertama yang dicanangkan ialah menambah 2 manajer investasi (MI) sehingga akan berjumlah 10 orang. Selain itu, Tanamduit juga telah menargetkan adanya lonjakan nasabah yang sangat signifikan menjadi 40.000 lebih.

“Karena sekarang ini masih kecil sekitar 8.000 orang,” ungkap Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif di Jakarta, Selasa (4/9).

Berikutnya, Hanif juga menyebutkan bahwa Tanamduit menargetkan adanya penambahan dana yang dikelola menjadi Rp 100 miliar pada akhir tahun ini. “Sampai Agustus ini dana kelola Tanamduit baru mencapai Rp 25 miliar,” terangnya.

Kemudian, Tanamduit juga berencana akan berekspansi dengan menggandeng atau menjalin kerja sama dengan perusahaan berbasis digital lainnya. Hanif, bahkan menyebut bahwa Tanamduit ada kemungkinan menjalin kerja sama dengan perusahaan e-commerce. Tanamduit sendiri sudah menjalin kerja sama dengan perusahaan peer-to-peer (P2) Lending bernama Investree.

Hanif pun berharap, dengan adanya suntikan dana ini Tanamduit bisa berlari lebih cepat lagi, Bahkan, untuk jangka panjangnya dapat mengembangkan bisnis hingga ke seluruh Indonesia. Terutama dapat meningkatkan pengalaman pengguna.

Tanamduit sendiri merupakan platform investasi reksadana yang masih tergolong baru berdiri, yakni di akhir tahun 2017. Tanamduit juga menjadi platform yang fokus menargetkan milennial sebagai target penggunanya.

Belanja Online Masyarakat Diprediksi Naik 15% di Akhir Tahun

0

Berempat.com – Shopback bakal kembali menggelar festival belanja daring pada akhir tahun ini. Festival yang diberi nama ShopFest 2018 ini merupakan perhelatan kedua yang akan diikuti oleh 200 e-commerce di Indonesia. Beberapa perusahaan besar seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, dan Blibli turut andil dalam pesta belanja daring tersebut.

Co-Founder and Country Head Shopback Indra Yonathan mengungkapkan, pihaknya memprediksi akan terjadi pertumbuhan nilai transaksi pada ShopFest 2018. “Tahun ini, diprediksi rata-rata belanja masyarakat di kuartal empat akan meningkat 15 sampai 20 persen,” ungkap Indra kepada awak media di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (3/9).

Optimistis Shopback muncul lantaran berdasarkan data Google, pencarian festival belanja daring tahun ini naik 4,5 kali dibanding tahun sebelumnya. Sebab itu, dengan prediksi meningkatnya rata-rata belanja masyarakat Indonesia, Indra pun yakin bahwa nilai transaksi pada ShopFest 2018 ini dapat tembus Rp 1,5 triliun.

Prediksi tersebut bukan hanya penghitungan di Indonesia, melainkan secara total di 6 negara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Filipina, dan Australia.

Prediksi Indra bisa dikatakan dua kali lipat lebih besar dibanding nilai transaksi riil yang tercatat pada perhelatan pertama. Tahun lalu, ShopFest 2017 mencatatkan transaksi Rp 600 miliar dengan rata-rata belanja per orang sekitar Rp 497.735.

ShopFest 2018 bakal diselenggarakan satu hari dalam setiap bulannya, yaitu pada tanggal 9 September, 10 Oktober, 11 November, dan 12 Desember.

Tiongkok Paling Banyak Sumbang Turis ke Indonesia pada Juli 2018

0

Berempat.com – Pada Juli 2018 kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan jumlah turis asing sebesar 12,10% atau menjadi 1,54 juta orang dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat 1,37 juta orang. Dari jumlah turis asing tersebut diketahui paling banyak berasal dari Tiongkok.

“Kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) yang datang ke Indonesia paling banyak berasal dari China sebanyak 224,5 ribu kunjungan atau 14,61%,” terang Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/9).

Posisi berikutnya disumbang oleh Malaysia dengan 200,9 ribu kunjungan (13,07%), lalu Timor Leste 163,3 ribu kunjungan (10,63%), Singapura 134,5 ribu kunjungan, dan Australia 128,5 ribu kunjungan (8,36%).

Sementara bila dilihat berdasarkan kawasan benua, turis asing paling banyak berasal dari Asia 570,5 ribu kunjungan, kemudian Asia Tenggara 444,9 ribu, dan Eropa 248,5 ribu kunjungan.

Selain itu, jumlah turis asing bulan Juli juga tercatat lebih tinggi 16,57% dibanding satu bulan sebelumnya. Sementara itu, bila ditotal sejak Januari 2018 hingga Juli 2018 tercatat 9,06 juta kunjungan. Naik 12,92% dibanding periode sama tahun lalu yang tercatat 8,03 juta.

Adapun, Suhariyanto menerangkan bahwa naiknya jumlah turis asing pada Juli 2018 lantaran sudah memasuki masa libur musim panas bagi kawasan Amerika dan Eropa.

“Kenaikan jumlah wisman ini dikarenakan penduduk di belahan Amerika dan Eropa sedang summer holiday,” ungkapnya.

Dan bila dilihat dari jenis transportasi yang digunakan, BPS mencatat ada 1,06 juta kunjungan yang menggunakan pesawat, lalu 252,37 ribu yang menggunakan kapal, dan 221,39 ribu yang menggunakan jalur darat.

Menurut Suhariyanto, jumlah peningkatan terjadi pada kedatangan turis melalui pesawat pada Juli 2018 sebesar 6% dibanding Juli tahun lalu. Adapun peningkatan tersebut terjadi di Bandara Sam Ratulangi sebesar 62,01%, Bandara Sultan Iskandar Muda 43,54%, Bandara Minangkabau 22,66%, dan Bandara Kualanamu 5,03%.

Kemudian, BPS juga mencatat adanya peningkatan 1,78 poin pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel pada Juli 2018 dengan rata-rata 59,30%, dibandingkan Juli tahun lalu sebesar 57,52%. Sementara jika dibandingkan bulan sebelumnya kenaikan terjadi sebesar 7,26 poin.

BPS: Tingkat Inflasi Januari-Juli 2018 Masih di Bawah Target Pemerintah

0

Berempat.com – Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sejak Januari sampai dengan Juli 2018 tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia mencapai 2,13%. Namun, bila dilihat secara year-on-year (yoy) tingkat inflasi mencapai 3,2%.

Kendati menyentuh 3%, Kepala BPS Suhariyanto menuturkan bahwa inflasi tersebut masih aman karena di bawah target pemerintah. “Ini menggembirakan karena tingkat inflasi masih berada di bawah target pemerintah sebesar 3,5 persen,” ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/9).

Sementara untuk deflasi, pada Agustus 2018 BPS mencatat terjadi deflasi sebesar 0,05% dibanding Juli 2018.

Suhariyanto pun menyebutkan bahwa secara tahunan inflasi tersebut masih lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 3,82% (yoy). Namun lebih kecil dibanding 2016 sebesar 2,79% (yoy).

Lebih lanjut, menurut pantauan BPS terdapat 52 kota dari 82 kota yang mengalami deflasi, sedangkan sisanya mengalami inflasi. Baubau menjadi kota dengan deflasi tertinggi sebesar 2,49%. Dan Tarakan menjadi kota dengan inflasi tertinggi sebesar 0,62%.

Suhariyanto pun menjabarkan, deflasi yang terjadi pada beberapa sektor, seperti harga bahan pangan sebesar 1,1%, sandang 0,07%, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang capai 0,15%. Dan untuk inflasi, BPS hanya mendapatkan yang tertinggi pada pendidikan sebesar 1,03%.

Sementara bila dilihat dari komponen, BPS mencatat adanya inflasi inti pada Agustus 2018 sebesar 0,3% (mtm) dan 2,9% (yoy). Sementara komponen yang diatur pemerintah terdapat deflasi 0,06% (mtm) dan 2,55% (yoy).

Selain itu, BPS menyebut adanya gejolak pada harga pangan yang mengalami deflasi sebesar 1,24% (mtm) dan 4,97% (yoy). Secara umum, terang Suhariyanto, pada Agustus 2018 deflasi utama dipengaruhi turunnya angkutan udara, harga telur ayam, dan bawang merah.

“Sementara, masih terjadi inflasi karena naiknya biaya sekolah,” pungkasnya.

Berkontribusi Terhadap PDB Nasional 4,48%, Koperasi Tak Boleh Dipandang Sebelah Mata

0

Berempat.com – Peran koperasi di ranah bisnis sepertinya tak boleh dipandang sebelah mata lagi. Pasalnya, menurut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring, koperasi telah memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun lalu sebesar 4,48%. Tepatnya Rp 452 triliun dari total Rp 10.096 triliun.

Hal tersebut disampaikan Meliadi saat Peluncuran Pracico Journalistic Award (PRAJA) 2018 di The Ritz-Carlton Jakarta Pacific Place, Minggu (2/9). PRAJA merupakan kompetisi yang melombakan karya tulis dan foto bagi jurnalis dengan tema “Geliat Koperasi dan Kewirausahaan Indonesia”. PRAJA 2018 digagas oleh Multi Inti Sarana Group (MIS Group) sebagai upaya untuk melihat potensi koperasi dan kewirausahaan di Indonesia.

“Diharapkan PRAJA bisa menjadi suatu sinergi yang efektif antara kementerian dengan pelaku ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan secara merata,” imbuh Meliadi.

Dalam kesempatan yang sama, Chairman MIS Group Tedy Agustiansjah pun mengungkapkan bahwa koperasi saat ini sudah didukung oleh social capital, manajemen yang profesional, dan inovasi dalam dunia digital. Sebab itu, ia yakin koperasi bisa berada pada posisi strategis dalam pembangunan ekonomi.

“Koperasi seringkali masih dianggap sebagian kalangan sebagai badan usaha kelas dua di Indonesia. Padahal potensi dan kekuatan koperasi yang bersumber dari anggota-anggotanya bisa menjadikan koperasi kokoh dalam menghadapi gejolak ekonomi,” terang Tedy.

Tedy pun melanjutkan, yang membuat koperasi berkontribusi ialah jiwa gotong-royong dalam tubuh koperasi menjadi motor utama penggerak usaha. Sebab itu, ia yakin bila masyarakat luas tahu peran penting koperasi ini, maka status koperasi akan semakin kokoh. Inilah yang mendorong MIS Group menginisiasi PRAJA 2018.

“Kami berharap ajang apresiasi PRAJA 2018 bisa menghadirkan potret kemajuan koperasi dan kisah-kisah inspiratif kewirausahaan di Tanah Air,” harap Tedy.

Sebagai salah satu juri dalam kompetisi PRAJA 2018, Ketua AJI Jakarta Asnil Bambani juga mengatakan hal senada. Menurutnya, selama ini peran koperasi sebagai ekonomi kerakyatan sudah digaungkan sejak lama, tapi banyak media masih tak terlalu memberikan koperasi secara prestisius.

“Ini sebenarnya bisa kita ubah. Koperasi dalam konteks kekinian bukan lagi badan usaha kelas bawah,” ujar Asnil.

Asnil pun menyebut beberapa contoh perusahaan dunia yang memiliki prinsip koperasi seperti Fonterra, Ace Hardware, dan FC Barcelona. “Membuktikan bahwa koperasi bisa besar,” tandasnya.

Coca-Cola Akan Masuk ke Bisnis Kopi Lewat Akuisisi Costa Coffee

0

Berempat.com – Kabar hangat datang dari Atlanta, Georgia. Salah satu perusahaan besar dunia yang berasal dari sana, Coca-Cola Company memberi sinyal akan masuk ke bisnis kopi. Coca-Cola mencoba masuk dengan mengakuisisi Costa Coffee, perusahaan kedai kopi asal Inggris dengan mahar Rp 74 triliun.

“Minuman panas adalah salah satu dari beberapa segmen dari total lanskap minuman di mana Coca-Cola tidak memiliki merek global. Costa Coffe memberi kami akses ke pasar ini dengan platform kopi yang kuat,” ujar CEO Coca-Cola James Quincy sebagaimana dilansir dari CNNMoney, Senin (3/9).

Saat ini Costa Coffee diketahui memiliki hampir 4.000 kedai yang tersebar di 32 negara, termasuk beberapa kedai lebih kecil miliknya yang disebut Costa Express. Artinya, Coca-Cola bisa memiliki modal kuat untuk menjajal bisnis kopi di benua Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika.

Dan dengan membeli Costa Coffee, maka otomatis Coca-Cola akan menjadi pesaing kuat bagi beberapa merek kopi global seperti Starbucks.

Adapun saham yang akan dibeli oleh Coca-Cola yaitu saham milik Whitebread yang punya nilai Rp US$ 5,1 miliar atau setara Rp 74 triliun (kurs Rp 14.600).

Namun, akuisisi ini masih perlu mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan regulator lainnya. Coca-Cola sendiri berharap pengambilan keputusan dapat selesai pada semester 1-2019.

Whitbread sendiri merupakan perusahaan grup hotel yang mengakusisi Costa Coffee pada 1995 silam. Rencananya, pihak Whitbread akan menggunakan uang hasil penjualan saham untuk mengembangkan bisnis hotelnya, yakni Premier Inn.