Rabu, November 27, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 53

Cara Mengatur Gaji Karyawan untuk Bisnis yang Baru Merintis

Salah satu tantangan terbesar bagi bisnis yang baru merintis adalah bagaimana mengatur gaji karyawan dengan bijaksana. Sebagai pemilik bisnis, kamu ingin memastikan bahwa karyawanmu merasa dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik, namun pada saat yang sama, kamu harus memperhitungkan ketersediaan dana yang terbatas. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kamu ambil untuk mengatur gaji karyawan secara efektif dalam bisnis yang baru merintis

1. Evaluasi Kebutuhan Bisnis yang Kamu Miliki

Langkah pertama yang harus kamu ambil adalah mengevaluasi kebutuhan bisnismu. Kamu perlu memahami peran apa yang harus diisi oleh karyawanmu dan seberapa penting peran tersebut dalam kesuksesan bisnismu. Tentukan dengan jelas tanggung jawab dan keterampilan yang dibutuhkan untuk setiap posisi.

2. Tinjau Standar Industri

Saat menentukan gaji untuk karyawanmu, penting untuk mempertimbangkan standar industri. Lakukan riset untuk mengetahui berapa gaji rata-rata untuk posisi yang sama di industri bisnismu. Ini akan membantumu menawarkan kompensasi yang kompetitif dan memastikan kamu dapat menarik dan mempertahankan bakat terbaik.

3. Buat Struktur Gaji yang Jelas

Setelah kamu menentukan gaji rata-rata untuk posisi yang kamu butuhkan, buatlah struktur gaji yang jelas. Pertimbangkan apakah kamu akan menawarkan gaji tetap, gaji per jam, atau kombinasi dari keduanya. Juga, tentukan apakah kamu akan memberikan insentif atau bonus tambahan berdasarkan kinerja atau pencapaian tertentu.

4. Berikan Kompensasi Non-Moneter

Selain gaji, pertimbangkan juga untuk memberikan kompensasi non-moneter kepada karyawanmu. Ini bisa berupa tunjangan kesehatan, cuti yang fleksibel, pelatihan dan pengembangan karir, atau bahkan saham dalam perusahaan. Kompensasi non-moneter dapat menjadi faktor penentu bagi karyawan yang mencari nilai jangka panjang dari pekerjaan mereka.

5. Libatkan Karyawan dalam Proses Pengambilan Keputusan

Agar karyawan merasa dihargai dan terlibat, libatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan terkait gaji. Mintalah masukan mereka tentang struktur gaji yang diusulkan dan berikan kesempatan bagi mereka untuk bernegosiasi. Ini akan menciptakan hubungan yang lebih baik antara kamu dan karyawanmu, serta memastikan bahwa kebutuhan dan harapan mereka dipertimbangkan.

6. Pertimbangkan Kondisi Keuangan Bisnismu!

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, pertimbangkan kondisi keuangan bisnismu saat menetapkan gaji karyawan. Bisnis yang baru merintis mungkin memiliki sumber daya yang terbatas, jadi pastikan bahwa gaji yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan finansial perusahaanmu. Jangan ragu untuk memulai dengan gaji yang lebih rendah dan menaikkannya seiring dengan pertumbuhan bisnismu.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu dapat mengatur gaji karyawan dengan bijaksana dalam bisnis yang baru merintis. Ingatlah bahwa kunci utama adalah memastikan bahwa karyawanmu merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi pada kesuksesan bisnismu, sambil tetap memperhatikan keseimbangan keuangan perusahaanmu.

Mengenal Berbagai Jenis Trading, Mana yang Cocok untuk Pemula?

Bagi sebagian orang, trading bisa terasa seperti memasuki dunia yang rumit dan menakutkan. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang jenis trading yang ada, pemula dapat memulai perjalanan mereka dalam dunia trading dengan percaya diri. Berikut berempat.com akan memberikan daftar beberapa jenis trading yang cocok untuk pemula.

  • Forex Trading (Valuta Asing)

Forex trading melibatkan perdagangan mata uang dari berbagai negara di pasar valuta asing. Ini adalah salah satu bentuk trading yang paling populer dan mudah diakses. Untuk pemula, forex trading menawarkan likuiditas tinggi dan potensi keuntungan yang besar.

  • Stock Trading (Saham)

Perdagangan saham melibatkan proses pembelian dan penjualan saham perusahaan di bursa saham. Bagi para pemula, langkah awal dapat dilakukan dengan memilih saham dari perusahaan yang terpercaya, serta memperoleh pemahaman yang baik tentang analisis fundamental dan teknis guna membuat keputusan trading yang cerdas.

  • Cryptocurrency Trading

Cryptocurrency trading melibatkan pertukaran mata uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya. Meskipun volatile, pasar cryptocurrency menawarkan peluang besar bagi pemula yang ingin terlibat dalam aset digital yang sedang berkembang pesat.

  • Options Trading (Opsi Saham)

Options trading memberikan pemula kesempatan untuk membeli atau menjual aset dasar pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Ini memungkinkan fleksibilitas dan potensi keuntungan yang besar, meskipun membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar dan strategi trading.

  • Copy Trading

Untuk pemula yang tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup, copy trading bisa menjadi pilihan yang menarik. Dalam copy trading, Anda dapat menyalin atau mengikuti strategi trading investor yang lebih berpengalaman secara otomatis, mengurangi risiko dan mempercepat pembelajaran.

  • Penny Stock Trading

Penny stocks adalah saham dengan harga rendah, seringkali di bawah $5 per saham. Meskipun berisiko tinggi, penny stock trading dapat menawarkan potensi keuntungan yang besar bagi pemula yang bersedia mengambil risiko.

  • ETF Trading (Exchange-Traded Funds)

ETFs adalah sekuritas yang melacak indeks, komoditas, obligasi, atau aset lainnya dan diperdagangkan seperti saham di bursa saham. ETF trading cocok untuk pemula karena memberikan diversifikasi yang lebih baik daripada memilih saham individual.

Penting untuk diingat bahwa setiap jenis trading memiliki risiko dan keuntungan sendiri. Penting bagi pemula untuk melakukan riset yang cukup dan memahami pasar sebelum memulai trading. Selain itu, memperoleh pendidikan yang tepat dan memulai dengan modal yang kecil dapat membantu meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan. Dengan kesabaran, disiplin, dan pengetahuan yang tepat, pemula dapat mencapai kesuksesan dalam dunia trading.

Visi Indonesia Emas 2045: Menko Luhut Mendorong Pembangunan Berkelanjutan dan Teknologi Pemerintahan

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyatakan bahwa untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Indonesia perlu menggenjot pembangunan yang berkelanjutan dan terus menerus.

Dia juga menyoroti potensi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Jakarta Futures Forum di JW Marriot Jakarta sebagai pembicara utama pada Jumat (3-5-2024).

“Dengan sumber daya yang tersedia, Indonesia memiliki peluang menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2024. Selain kekayaan alam yang melimpah, luasnya wilayah, jumlah penduduk yang besar, dan lokasinya yang strategis, Indonesia juga merupakan sumber daya penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Menko Luhut.

Ada lima aspek kunci yang harus diperhatikan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, yaitu Indonesia harus masuk dalam lima besar ekonomi dunia, mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 0,5 – 0,8%, memiliki posisi yang kuat dalam indeks kekuatan global, meningkatkan indeks sumber daya manusia menjadi 0,73, dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 93,5%.

Menko Luhut juga menekankan bahwa meskipun Indonesia menghadapi tantangan global, stabilitas perekonomian tetap terjaga.

Walaupun nilai tukar rupiah mengalami pelemahan serupa dengan banyak mata uang negara lainnya, namun pelemahan ini masih terjaga dengan tingkat inflasi yang rendah. Menurutnya, Indonesia masih memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

Fokus Pada Pembangunan dan Pengembangan Ekosistem

Menko Luhut menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pengembangan ekosistem, tetapi juga memprioritaskan pembangunan ekosistem. Oleh karena itu, pemerintah sedang melakukan hilirisasi untuk produk nikel dan rumput laut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki dampak besar bagi perekonomian, kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah pesisir, dan juga lingkungan. Saat ini, harga rumput laut berkisar antara 1.000 – 2.000 USD per ton.

Pemerintah sedang mempercepat pengembangan industri laut secara komprehensif dan terukur. Sebagai contoh, Kemenko Marves bersama BRIN, KKP, Sea6, Prospera, MTCRC, Konservasi Indonesia, dan Universitas Mataram telah meluncurkan proyek percontohan pengembangan rumput laut dengan skala besar di Teluk Ekas.

Di samping itu, dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah secara stabil meningkatkan konektivitas di udara, darat dan laut. Upaya ini terwujud dalam percepatan pembangunan jaringan jalan tol, seperti Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Trans Sumatra. Menko Luhut menambahkan, “Indonesia memiliki rencana ambisius untuk membangun 18.000 km jalan tol yang akan menghubungkan berbagai kota di seluruh Indonesia pada tahun 2050.”

Pengembangan Teknologi Pemerintahan demi Kemudahan Akses Layanan Publik

Pemerintah juga tengah mengembangkan Government Technology (GovTech) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pemerintah. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan layanan publik dan infrastruktur publik. Layanan ini akan difokuskan pada bidang pendidikan, kesehatan, serta layanan administrasi seperti SIM, KTP, dan lainnya.

“Kami akan segera meluncurkan GovTech. Saya bertanggung jawab atas ini. Pada akhir tahun ini, kami akan mengintegrasikan semua 27.000 aplikasi yang dimiliki oleh perusahaan dan institusi kami ke dalam satu platform. Selain itu, kami juga akan memperkenalkan identitas digital tunggal untuk meningkatkan efisiensi,” tegasnya.

Cara Memaksimalkan Keuntungan, Ini Tips Penetapan Harga untuk Produk UMKM!

Harga merupakan salah satu elemen penting yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Bagi UMKM, menetapkan harga produk yang tepat adalah langkah penting untuk menarik pelanggan dan meningkatkan profitabilitas. Tetapi, mencari strategi penetapan harga yang efektif tidak selalu merupakan hal yang sederhana.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu UMKM dalam menetapkan harga produk dengan cerdas:

1. Pahami Pasar dan Kompetisi

Sebelum menetapkan harga, penting untuk memahami pasar dan pesaingmu. Pelajari harga yang ditawarkan oleh pesaing dan bandingkan dengan nilai tambah yang Kamu tawarkan. Perhatikan juga perilaku dan preferensi konsumen di pasar tersebut.

2. Kenali Nilai Produkmu

Tentukan nilai unik dari produk atau layananmu. Apa yang membedakan produkmu dari pesaing? Apakah Kamu menawarkan kualitas yang lebih baik, pelayanan pelanggan yang superior, atau keunggulan lainnya? Harga harus mencerminkan nilai tambah yang Kamu berikan kepada pelanggan.

3. Tentukan Tujuan Profitabilitas

Tentukan berapa banyak keuntungan yang ingin Kamu capai dari penjualan produk atau layanan tersebut. Pertimbangkanlah biaya produksi, biaya operasional, dan juga margin keuntungan yang diharapkan. Tujuan profitabilitas ini akan membantumu menetapkan harga yang sesuai.

4. Gunakan Metode Pricing yang Sesuai

Ada berbagai metode pricing yang dapat digunakan, seperti harga markup, harga penetrasi pasar, harga diferensiasi, dan lain-lain. Pilihlah metode yang sesuai dengan tujuan bisnis dan karakteristik produkmu.

5. Perhatikan Elastisitas Harga

Pahami bagaimana perubahan harga dapat memengaruhi permintaan produkmu. Produk dengan permintaan inelastis (tidak sensitif terhadap perubahan harga) dapat menanggung kenaikan harga tanpa mengurangi penjualan secara signifikan.

6. Gunakan Strategi Penetapan Harga Dinamis

Pertimbangkan untuk menggunakan strategi penetapan harga dinamis, di mana harga dapat disesuaikan berdasarkan faktor-faktor seperti waktu, permintaan, dan segmentasi pasar. Ini dapat membantu Kamu mengoptimalkan pendapatan dan memaksimalkan profitabilitas.

7. Uji Coba dan Evaluasi

Jangan ragu untuk melakukan uji coba terhadap strategi pricing yang berbeda. Pantau kinerja penjualan dan profitabilitas untuk setiap strategi yang Kamu terapkan, dan sesuaikan jika diperlukan.

Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas dan menerapkan strategi pricing yang cerdas, UMKM dapat menarik lebih banyak pelanggan, meningkatkan penjualan, dan mencapai tujuan profitabilitasnya. Ingatlah untuk selalu memantau dan mengevaluasi strategi pricingmu secara berkala agar tetap relevan dengan perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, Bea Cukai dan UMKM Bersinergi dalam Mewujudkan Ekspor

UMKM memiliki peran yang vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bea Cukai, melalui unit-unitnya di berbagai wilayah, aktif mempromosikan ekspor bagi para pelaku UMKM.

“Di Indonesia, terdapat lebih dari 64 juta UMKM yang menyumbang sekitar 61% terhadap Produksi Domestik Bruto (PDB) nasional. Namun, meskipun memiliki potensi besar, UMKM menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan akses digital, kurangnya layanan keuangan, dan kesulitan dalam penetrasi pasar internasional.

Bea Cukai berusaha untuk membantu UMKM mengatasi tantangan ini dan mendorong kemajuan mereka,” ungkap Encep Dudi Ginanjar, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai.

Bea Cukai Malang Mengadakan Workshop “Export Business Pitching”

Salah satu unit Bea Cukai yang aktif mendukung UMKM dalam ekspor adalah Bea Cukai Malang. Pada bulan April 2024, mereka menyelenggarakan workshop “Export Business Pitching” yang diikuti oleh 12 UMKM siap ekspor. “Workshop ini merupakan respons atas kebutuhan UMKM. Mereka menyadari pentingnya kemampuan berkomunikasi dalam meyakinkan pembeli,” jelas Encep.

Bea Cukai Malang bekerja sama dengan Carabicara Startup untuk menyelenggarakan workshop tentang komunikasi bisnis export, dengan menghadirkan Danar Indra, Pendiri & CEO Carabicara, dan Anggri Sartika, Pendiri & CEO Agronesian Startup. Para peserta UMKM diberikan pelatihan keterampilan komunikasi dan pemahaman tentang mekanisme pembayaran yang aman dalam bisnis ekspor.

Talkshow “Klinik Ekspor” di Bea Cukai Madura

Bea Cukai Madura juga melakukan upaya serupa dengan mengadakan talkshow bersama Radio Karimata FM dengan tema “Klinik Ekspor”. Encep menjelaskan bahwa Klinik Ekspor adalah program yang mendukung UMKM dalam ekspor dengan tujuan membantu mereka merealisasikan potensi ekspor mereka.

Dia menyatakan bahwa program tersebut memberikan edukasi, literasi, dan asistensi kepada UMKM, termasuk yang telah memiliki pengalaman dalam ekspor maupun yang baru memulai. Selain itu, mereka memberikan pemahaman tentang prosedur kepabeanan ekspor dan menawarkan solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh UMKM.

Bea Cukai berharap bahwa upaya mereka dalam mengembangkan potensi ekspor UMKM akan memberikan manfaat bagi para pelaku UMKM dan pada akhirnya meningkatkan nilai ekspor nasional.

Bersatu dalam Memperkuat Sektor Industri Ramah Lingkungan, Kadin Indonesia dan Inggris Sepakat Kerja Sama

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah menandatangani kesepakatan hibah dengan Kedutaan Besar Inggris untuk memperkuat kerja sama dalam mencapai nol emisi dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Kesepakatan tersebut terjadi pada 30 April 2024 di Menara Kadin Indonesia.

Acara tersebut dimaksudkan untuk merangsang identifikasi area potensial kerjasama dan investasi di sektor industri ramah lingkungan, serta memperkuat hubungan dan jaringan antara pemangku kepentingan yang bertekad memajukan agenda Race to Zero.

Kerja Sama untuk Masa Depan Berkelanjutan

Perubahan iklim merupakan krisis global yang membutuhkan kolaborasi. Inggris dan Indonesia, sebagai mitra yang kuat, berkomitmen untuk mencapai target perubahan iklim yang ambisius dan memimpin dalam mewujudkan dunia yang lebih sehat, adil, dan tangguh.

Bisnis memiliki peran penting dalam mencapai target iklim karena berpengaruh besar terhadap emisi global, penggunaan sumber daya, dan inovasi. Sektor swasta sering memiliki kemampuan untuk menerapkan teknologi terbaik dan solusi yang berkelanjutan, serta mempercepat tindakan melalui kemitraan dan akses cepat terhadap pendanaan.

Peran Sektor Swasta dalam Mewujudkan Solusi Iklim

Asosiasi bisnis Indonesia, termasuk Kadin, memiliki kesempatan untuk memobilisasi anggotanya dalam mendukung tindakan kolektif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh.

Kadin, sebagai asosiasi bisnis terkemuka di Indonesia, dapat memanfaatkan pengaruh, keahlian, dan sumber daya yang dimilikinya untuk mendorong solusi iklim dan pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor.

Menanggapi permintaan akan praktik bisnis yang bertanggung jawab dalam menghadapi krisis iklim, Kadin membentuk Satuan Tugas Keberlanjutan pada tahun 2022. Di bawah inisiatif ini, Kadin mempromosikan upaya menuju emisi nol, energi terbarukan, mobilitas listrik, pasar karbon, dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Pemerintah Inggris telah menjadi mitra dan pendukung yang kuat bagi Kadin. Mereka telah mendukung pendirian Kadin Regenerative Forestry Business Hub (RFBH), sebuah pusat layanan terpadu untuk membantu bisnis kehutanan dalam mencapai ambisi Omnibus Law dan Peraturan Kehutanan Serbaguna yang baru.

Tujuannya adalah memberikan pengetahuan, minat, dan insentif kepada pelaku usaha kehutanan di Indonesia untuk menerapkan praktik hutan yang berkelanjutan. Visi Kadin RFBH adalah mendukung bisnis kehutanan regeneratif agar dapat berkontribusi pada pembangunan sosial, ekonomi, dan ekologi negara, serta mencapai tujuan kehutanan dan NDC Indonesia.

Termasuk Parkir Liar! Apa Saja Hal Yang Menghambat Pertumbuhan UMKM?

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian lokal maupun nasional. Namun, sering kali UMKM menghadapi tantangan dalam mempertahankan atau meningkatkan omzet bisnis mereka. Beberapa faktor dapat mempengaruhi penurunan omzet UMKM, dan salah satu di antaranya adalah parkir liar.

1. Parkir Liar

Parkir liar seringkali menjadi masalah bagi UMKM yang berlokasi di pusat-pusat keramaian. Keterbatasan ruang parkir yang resmi dapat mendorong pengunjung untuk memilih parkir sembarangan di sekitar area usaha, bahkan jika itu melanggar aturan atau merugikan bisnis lain. Hal ini dapat mengakibatkan pengunjung yang ingin singgah di UMKM kesulitan menemukan tempat parkir yang aman dan nyaman, sehingga mereka lebih memilih untuk menghindari berkunjung sama sekali.

2. Persaingan dari Bisnis Online

Bisnis online semakin berkembang pesat dengan adanya platform-platform e-commerce dan media sosial. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi UMKM konvensional yang belum memiliki kehadiran digital yang kuat. Ketika konsumen lebih cenderung untuk berbelanja secara online karena kemudahan dan kenyamanannya, UMKM yang hanya mengandalkan penjualan offline dapat mengalami penurunan omzet secara signifikan.

3. Perubahan Gaya Hidup Konsumen

Perubahan dalam gaya hidup konsumen juga dapat berdampak pada penurunan omzet UMKM. Misalnya, jika gaya hidup masyarakat berubah menjadi lebih menyukai produk atau layanan yang lebih modern atau berorientasi pada kesehatan, UMKM yang tidak mampu menyesuaikan produk atau layanan mereka dengan tren tersebut dapat kehilangan pangsa pasar.

4. Regulasi dan Perizinan

Terkadang, regulasi dan perizinan yang kompleks dan membingungkan dapat menjadi hambatan bagi UMKM untuk berkembang. Proses yang panjang dan birokratis dalam mendapatkan izin usaha baru atau memperbarui izin yang sudah ada dapat menguras waktu dan sumber daya, sehingga mengganggu operasional bisnis dan mengurangi fokus pada peningkatan omzet.

5. Ekonomi Makro

Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro juga dapat berdampak pada kesehatan bisnis UMKM. Saat terjadi perlambatan ekonomi, konsumen cenderung lebih hemat dalam pengeluaran mereka, yang dapat mengurangi permintaan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan oleh UMKM.

Penurunan omzet UMKM bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk parkir liar, persaingan dari bisnis online, perubahan gaya hidup konsumen, regulasi dan perizinan yang rumit, serta kondisi ekonomi makro. Penting bagi UMKM untuk memahami dan mengatasi tantangan ini agar dapat bertahan dan berkembang di pasar yang kompetitif.

Langkah KKP di Hari Tuna Sedunia: Meningkatkan Pasar dan Kualitas Produk Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memanfaatkan Hari Tuna Sedunia untuk meningkatkan penetrasi pasar dan kualitas komoditas perikanan, sebagai langkah untuk menjaga keberlanjutan populasi tuna.

“Tuna merupakan sumber protein hewani yang vital, maka penting untuk memastikan keberlanjutan konsumsinya bagi generasi masa depan,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta.

KKP telah bermitra dengan Marine Stewardship Council (MSC), organisasi non-pemerintah yang mempromosikan produk laut berkelanjutan, terutama tuna. Langkah ini melibatkan sertifikasi MSC untuk memantau ketersediaan stok dan dampak ekosistem minimal, serta sertifikasi chain of custody (CoC) untuk melacak produk dari sumber perikanan yang berkelanjutan.

Tidak Hanya Hari Tuna Sedunia, Produk Tuna Indonesia Juga di Kenalkan di Berbagai Acara Expo Dunia!

Budi menjelaskan bahwa unit pengolah ikan (UPI) dapat memenuhi sertifikasi CoC dengan menerapkan STELINA (sistem ketertelusuran dan logistik ikan nasional). Selain itu, KKP aktif memasarkan produk tuna berkelanjutan di acara Seafood Expo North America (SENA) 2024 dan Seafood Expo Global (SEG) 2024, di mana produk tuna Indonesia yang dipamerkan telah tersertifikasi dan memenuhi prinsip ketertelusuran dan keberlanjutan.

SENA mencatat transaksi potensial tuna sebesar USD29,50 juta dari total nilai USD58,47 juta, sementara di SEG mencapai USD13,79 juta dari total USD63,8 juta. Produksi tuna Indonesia, yang merupakan yang terbesar di dunia dengan 19,1% dari total pasokan dunia, mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2023. Nilai ekspor tuna Indonesia pada tahun yang sama mencapai USD927,2 juta.

Tahun Tuna Indonesia 2024 Untuk Memperkuat Daya Saing di Pasar Global

Untuk memperluas pemahaman tentang produk tuna Indonesia, KKP menetapkan Tahun Tuna Indonesia 2024 sebagai komitmen untuk memperkuat daya saing di pasar global dan domestik serta pengelolaan yang berkelanjutan. Budi mengundang masyarakat untuk ikut serta dalam usaha menjaga keberlanjutan pengelolaan tuna.

Sementara itu, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran, Yudi Nurul Ihsan, menyoroti potensi besar tuna di Indonesia, terutama di Laut Banda, selatan Bali, Jawa, dan barat Sumatera. Dia mendorong pengembangan budidaya tuna, khususnya tuna sirip kuning, dengan dukungan investasi baik dari dalam maupun luar negeri.

Pengelolaan sumber daya tuna yang berkelanjutan memerlukan kerjasama lintas negara melalui Regional Fisheries Management Organizations (RFMOs), seperti yang telah dilakukan Indonesia melalui keanggotaan penuh di beberapa organisasi seperti IOTC, CCSBT, dan WCPFC, serta kerjasama dengan non-anggota di IATTC.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, secara resmi meluncurkan Tahun Tuna Indonesia 2024 dengan branding “Indonesia Seafood; Naturally Diverse – Safe and Sustainable,” yang diharapkan akan memperkuat akses pasar dan manfaatnya baik bagi masyarakat Indonesia maupun global.

Kemenperin Dorong Standar Industri Hijau demi Peningkatan Daya Saing Manufaktur

Kementerian Perindustrian terus mengupayakan peningkatan daya saing sektor manufaktur dengan mengadopsi prinsip-prinsip berkelanjutan. Salah satu inisiatif utamanya adalah melalui implementasi standar industri hijau yang merangkul konsep ekonomi, lingkungan, dan sosial yang seimbang.

Dalam hal ini, Andi Rizaldi, yang menjabat sebagai Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) di Kemenperin, menekankan pentingnya peran industri hijau dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Ia menyatakan bahwa upaya pengembangan industri hijau bukan hanya menjadi tanggung jawab eksklusif pemerintah pusat, melainkan juga memerlukan keterlibatan aktif dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah.

Andi juga menyoroti peran penting Standar Industri Hijau (SIH) dalam mendukung upaya peningkatan nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) guna memenuhi persyaratan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Dalam konteks perdagangan internasional, SIH diarahkan untuk menjadi instrumen yang mendukung upaya pemenuhan ketentuan asal (COO) dalam kerangka kerja sama perdagangan bebas.

Selain itu, Kemenperin melalui Forum Industri Hijau Nasional juga berupaya mendorong kolaborasi dan sinergi antara para pembina industri di seluruh Indonesia dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk bertukar informasi, meningkatkan pemahaman, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya implementasi praktik-praktik industri hijau, termasuk peran serta pemerintah daerah dalam memberikan stimulus insentif bagi industri untuk beralih ke praktik berkelanjutan.

Program Fasilitasi Sertifikasi Standar Industri Hijau

Lebih lanjut, Kemenperin juga meluncurkan Program Fasilitasi Sertifikasi Standar Industri Hijau sebagai upaya konkret untuk membantu industri dalam proses transformasi mereka menuju praktik-praktik yang lebih berkelanjutan.

Apit Pria Nugraha, yang mengepalai Pusat Industri Hijau, menyoroti beberapa manfaat konkret dari penerapan SIH dan perolehan Sertifikat Standar Industri Hijau.

Manfaat-manfaat tersebut meliputi peningkatan efisiensi dan daya saing, perbaikan citra perusahaan baik di tingkat nasional maupun global, serta akses yang lebih mudah terhadap pendanaan berkelanjutan.

Transformasi industri manufaktur menjadi industri hijau tidak hanya penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi juga untuk memenuhi komitmen lingkungan seperti yang diamanatkan dalam NDC dan NZE.

Oleh karena itu, diperlukan upaya percepatan dan penerapan praktik-praktik berkelanjutan, yang dapat didukung dengan pemberian stimulus insentif baik dari pemerintah pusat maupun daerah, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018.

Mana Yang Lebih Baik Antara Membuat Merek Sendiri atau Memiliki Franchise?

Dalam dunia bisnis, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah lebih baik membuat merek sendiri atau memiliki franchise. Kedua opsi ini memiliki keuntungan dan tantangan masing-masing, dan pilihan terbaik tergantung pada banyak faktor, termasuk tujuan, modal, risiko, dan preferensi individu. Mari kita telaah perbandingan antara keduanya untuk membantumu memutuskan jalur mana yang sesuai untuk bisnismu.

Membangun Brand Sendiri

Kelebihan:

  • Kreativitas dan Kontrol Penuh

Dengan membangun merek sendiri, Kamu memiliki kebebasan penuh untuk menentukan visi, misi, dan nilai-nilai bisnismu. Kamu dapat mengekspresikan kreativitasmu dalam segala hal, mulai dari desain logo hingga strategi pemasaran.

  • Identitas Unik

Dengan merek yang dibangun dari awal, Kamu dapat membangun identitas unik yang membedakan bisnismu dari pesaing. Ini memungkinkan Kamu untuk menarik segmen pasar yang spesifik dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.

  • Potensi Pengembangan yang Besar

Membangun merek dari nol memungkinkan Kamu untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan visimu. Kamu dapat menyesuaikan strategi bisnis Kamu seiring waktu sesuai dengan perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.

Tantangan:

  • Risiko yang Lebih Tinggi

Membangun merek sendiri melibatkan risiko yang lebih tinggi karena Kamu harus membangun kesadaran merek dan basis pelanggan dari awal. Ini membutuhkan investasi waktu, uang, dan upaya yang signifikan.

  • Proses yang Lambat

Perlu waktu untuk membangun merek yang kuat dan mendapatkan pengakuan di pasar. Ini memerlukan kesabaran dan ketekunan untuk bertahan selama fase awal yang mungkin sulit.

  • Tantangan Pemasaran

Tanpa dukungan merek yang sudah mapan, Kamu perlu menciptakan strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau dan menarik pelanggan potensial. Hal ini dapat memerlukan pengetahuan dan keterampilan tambahan dalam pemasaran dan branding.

Ragu Membuat Merek Sendiri? Ini Kelebihan dan Kekurangan Franchise

Kelebihan:

  • Model Bisnis yang Terbukti

Dengan memiliki franchise, Kamu mendapatkan akses ke model bisnis yang sudah terbukti berhasil. Kamu dapat menghindari uji coba dan kesalahan yang sering terjadi saat membangun merek sendiri.

  • Dukungan dan Pelatihan

Franchisor biasanya menyediakan dukungan operasional, pelatihan, dan panduan yang komprehensif kepada franchise. Ini membantu meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang kesuksesan.

  • Nama Merek yang Terkenal

Dengan memiliki franchise dari merek yang sudah dikenal luas, Kamu dapat memanfaatkan kesadaran merek yang sudah ada dan basis pelanggan yang mapan. Ini dapat membantu mempercepat pertumbuhan bisnismu.

Tantangan:

  • Biaya Awal yang Tinggi

Memiliki franchise seringkali memerlukan biaya awal yang signifikan, termasuk biaya lisensi dan investasi awal lainnya. Ini bisa menjadi hambatan bagi beberapa calon franchisee.

  • Keterbatasan Kreativitas dan Kontrol

Meskipun Kamu mendapatkan manfaat dari model bisnis yang terbukti, Kamu mungkin memiliki keterbatasan dalam hal kreativitas dan kontrol atas operasi bisnismu. Kamu harus mengikuti pedoman dan prosedur yang ditetapkan oleh franchisor.

  • Ketergantungan pada Franchisor

Sebagai franchisee, Kamu bergantung pada keberhasilan franchisor dan keputusan mereka. Perubahan dalam strategi bisnis atau manajemen franchisor dapat memengaruhi bisnismu secara langsung.

Ketika memilih antara membangun merek sendiri atau memiliki franchise, penting untuk mempertimbangkan semua faktor yang terlibat dan bagaimana mereka sesuai dengan tujuan dan kebutuhan bisnismu. Sementara membangun merek sendiri memungkinkan untuk kreativitas dan kontrol penuh, memiliki franchise menawarkan manfaat dari model bisnis yang sudah terbukti berhasil. Setiap pilihan memiliki keuntungan dan tantangan tersendiri, dan yang terbaik adalah memilih yang paling sesuai dengan visi dan tujuan bisnismu.