Selasa, November 26, 2024
Top Mortar Gak Takut Hujan
Beranda blog Halaman 38

Mengoptimalkan Event dan Pameran untuk Meningkatkan Penjualan Produk UMKM

Memasarkan produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memerlukan strategi yang tepat agar produk dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu cara efektif untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan pasar adalah melalui event dan pameran. kali ini Berempat.com akan memberi tips untuk memanfaatkan event dan pameran dalam memasarkan produk UMKM.

1. Memilih Event atau Pameran yang Tepat

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih event atau pameran yang sesuai dengan produk Anda. Pastikan event tersebut memiliki audiens yang cocok dengan target pasar produk Anda. Beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Jenis Produk: Pastikan event tersebut relevan dengan jenis produk yang Anda tawarkan.
  • Target Audiens: Cek profil pengunjung yang biasanya datang ke event tersebut.
  • Reputasi Event: Pilih event yang sudah memiliki nama dan diikuti oleh banyak peserta.

2. Mempersiapkan Display Produk yang Menarik

Penampilan produk di event atau pameran sangat penting untuk menarik perhatian pengunjung. Berikut beberapa tips untuk mempersiapkan display produk yang menarik:

  • Desain Booth: Buat desain booth yang menarik dan sesuai dengan branding produk Anda.
  • Penyusunan Produk: Tata produk dengan rapi dan mudah diakses oleh pengunjung.
  • Informasi Produk: Sediakan informasi yang lengkap tentang produk, termasuk harga, keunggulan, dan cara pemesanan.

3. Menyediakan Sampel Produk

Memberikan sampel produk secara gratis kepada pengunjung dapat menjadi cara efektif untuk menarik minat mereka. Pastikan sampel yang diberikan cukup menggambarkan kualitas dan keunggulan produk Anda.

4. Melakukan Promosi Selama Event

Manfaatkan media sosial dan saluran komunikasi lainnya untuk mempromosikan kehadiran Anda di event atau pameran tersebut. Buat postingan yang menarik dan ajak followers Anda untuk mengunjungi booth Anda. Beberapa strategi promosi yang bisa dilakukan antara lain:

  • Live Streaming: Lakukan live streaming selama event berlangsung untuk menarik audiens online.
  • Kontes dan Giveaway: Adakan kontes atau giveaway untuk menarik pengunjung datang ke booth Anda.

5. Membangun Jaringan

Event dan pameran juga merupakan tempat yang tepat untuk membangun jaringan dengan pelaku bisnis lainnya. Manfaatkan kesempatan ini untuk bertukar kontak dan menjalin kerja sama yang dapat mendukung perkembangan bisnis Anda di masa depan.

6. Mengumpulkan Data Pengunjung

Selama event berlangsung, usahakan untuk mengumpulkan data pengunjung yang datang ke booth Anda, seperti nama, kontak, dan minat mereka terhadap produk. Data ini sangat berguna untuk tindak lanjut pemasaran setelah event berakhir.

7. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Setelah event selesai, lakukan evaluasi terhadap partisipasi Anda. Analisis apa yang berjalan dengan baik dan apa yang perlu diperbaiki untuk event berikutnya. Selain itu, tindak lanjuti kontak yang telah didapatkan selama event dengan mengirimkan informasi lebih lanjut atau penawaran khusus.

Event dan pameran adalah platform yang sangat efektif untuk memasarkan produk UMKM. Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, Anda bisa meningkatkan visibilitas produk dan memperluas jaringan bisnis. Ingatlah untuk selalu mengevaluasi setiap partisipasi Anda agar strategi pemasaran semakin efektif di masa mendatang.

KemenKopUKM Dorong Pelaku Koperasi Meningkatkan Aktivitas Ekonomi Berkelanjutan

0

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenKopUKM), Arif Rahman Hakim, mengimbau para pelaku koperasi, termasuk pengurus Koperasi Relica Bumi Sejahtera di Bumiayu, Jawa Tengah, untuk terus menjalankan aktivitas ekonomi produktif yang berfokus pada aspek sosial dan lingkungan, sambil tetap menjaga kelestarian alam dan memperhatikan legalitas usaha.

Dalam acara Penyerahan Badan Hukum Koperasi dan Diskusi Pengaduan serta Serap Aspirasi Publik di Bumiayu, Sabtu (22/6), Arif Rahman Hakim mengungkapkan pentingnya pengembangan potensi ekonomi berbasis lingkungan di Bumiayu oleh Koperasi Relica. KemenKopUKM juga menyerahkan bukti badan hukum kepada Koperasi Relawan Lingkungan Hidup dan Kebencanaan (Relica) Bumi Sejahtera, sebuah koperasi binaan WWF Indonesia.

Arif Rahman Hakim menyoroti bahwa pengelolaan keindahan alam Bumiayu harus dilakukan dengan baik untuk menghindari kerugian. “Masalah kelestarian lingkungan hutan dan meningkatnya sampah menjadi keprihatinan kami. Perhatian Koperasi Relica terhadap isu ini sangat penting,” ujar Arif.

Optimalisasi Wisata Alam Bumiayu

Selain pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan, Arif mendorong Koperasi Relica untuk mengoptimalkan potensi wisata alam di Bumiayu, yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat setempat. “Banyak desa wisata di Bumiayu yang bisa dikembangkan untuk menarik lebih banyak wisatawan, sehingga pendapatan per kapita masyarakat meningkat,” tambahnya.

Arif menegaskan, penerbitan badan hukum koperasi bukanlah akhir, melainkan awal dari pengembangan besar koperasi. Badan hukum Koperasi Relica merupakan hasil kolaborasi KemenKopUKM dan WWF Indonesia. Selain itu, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) juga menyerahkan satu unit sepeda motor pengangkut sampah untuk mendukung produktivitas Koperasi Relica.

“Mudah-mudahan dengan badan hukum dan sepeda motor sampah ini, Koperasi Relica bisa semakin maju,” harap Arif. KemenKopUKM siap memberikan dukungan berkelanjutan untuk pengembangan Koperasi Relica, menjadikan aktivitas usaha mereka yang fokus pada pengelolaan sampah, lingkungan, dan sosial sebagai contoh bagi pelaku koperasi lain.

Dukungan dan Pelatihan dari PNM

Rohmat Agus Pranoto, Pimpinan PT PNM Cabang Purwokerto, menyatakan bahwa dukungan sepeda motor pengangkut sampah adalah bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. PNM Cabang Purwokerto juga siap memberikan pelatihan pengelolaan sampah kepada anggota Koperasi Relica Bumi Sejahtera.

Tri Agung dari WWF Indonesia menyambut baik terbitnya badan hukum Koperasi Relica Bumi Sejahtera, menyebutnya sebagai modal penting untuk berkembang di masa depan. Legalitas ini diharapkan memudahkan koperasi dalam menjalin kemitraan dan memperluas akses pembiayaan.

Ketua Koperasi Relica Bumi Sejahtera, Alvin Kristian, mengucapkan terima kasih kepada KemenKopUKM, WWF Indonesia, dan PT PNM atas dukungan yang diberikan. “Dengan badan hukum dan bantuan ini, kami akan lebih giat lagi dalam menjalankan aktivitas sosial dan usaha koperasi,” ungkap Alvin.

Saat ini, Koperasi Relica Bumi Sejahtera telah mengelola sampah organik dan anorganik, memproduksi VCO (Virgin Coconut Oil), membudidayakan maggot, serta menjalankan kegiatan sosial lingkungan lainnya. Alvin yakin, dengan legalitas dan bantuan sarana prasarana ini, kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar akan meningkat.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Biro Komunikasi dan Teknologi Informasi KemenKopUKM Budi Mustopo, Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Brebes Sapto Aji Pamungkas, Notaris Yulistya Adi Nugraha, dan perwakilan Bank Indonesia Cabang Tegal.

Defisit Anggaran Terjaga, Menko Airlangga: Ekonomi Indonesia Tetap Stabil

Pemerintah telah mengusulkan target defisit anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 berada dalam kisaran 2,45%-2,82%. Usulan ini untuk mengantisipasi peningkatan pembayaran bunga utang tahun depan yang diperkirakan akan naik akibat pengaruh suku bunga global dan tekanan mata uang dolar Amerika Serikat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan keyakinannya bahwa defisit anggaran APBN Indonesia dapat tetap dipertahankan di bawah 3%. Rancangan defisit tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan bagi semua pihak untuk tetap optimis terhadap kondisi perekonomian nasional saat ini dan ke depannya.

“Alarm itu akan berbunyi jika kita melihat defisit anggaran di negara-negara Uni Eropa yang rata-rata berada di angka 5%-7%. Alarmnya di Eropa, bukan di Indonesia, karena Indonesia masih di bawah 3%,” jelas Menko Airlangga saat menjawab pertanyaan para jurnalis di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta (21/06).

Peringatan Bank Sentral Uni Eropa

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Bank Sentral Uni Eropa telah mengingatkan negara-negara anggotanya untuk menjaga tingkat defisit anggaran di bawah 3%. “Lihat saja negara seperti Jerman, Prancis, Italia, defisit mereka antara 5%-7%, sedangkan Indonesia di bawah 3%, jadi tidak perlu panik. Mereka sudah mendapat peringatan dari Bank Sentral Uni Eropa untuk mengikuti langkah negara-negara Asia,” tegas Menko Airlangga.

Selain menjaga fundamental ekonomi Indonesia agar tetap kuat, Menko Airlangga meyakini bahwa kebijakan ekonomi Pemerintah tahun depan akan tetap sejalan dengan kebijakan yang ada saat ini.

Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 mencatat surplus sebesar USD 2,93 miliar, melanjutkan tren surplus selama 49 bulan berturut-turut. Meskipun sektor migas mengalami defisit, surplus neraca perdagangan tersebut didukung oleh sektor nonmigas yang mencapai USD 4,26 miliar.

Peningkatan ekspor nonmigas pada Mei 2024 dibandingkan April 2024 diikuti oleh meningkatnya nilai ekspor ke negara tujuan utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa juga mengalami peningkatan.

Upaya Pemerintah Menjaga Stabilitas Ekonomi

“Dari sisi perdagangan kita surplus, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif tinggi di 5,11%, inflasi rendah di 2,8%, dan daya saing yang tinggi. Peringkat daya saing Indonesia naik 7 tingkat pada 2024 ini, tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Riset IMD World Competitiveness Ranking 2024 mencatat Indonesia berada di posisi ke-27 dari 67 negara, meningkat dari posisi ke-34 pada 2023. Indeks Keyakinan Konsumen juga baik, dan PMI kita positif di atas 50,” papar Menko Airlangga.

Walaupun kondisi fundamental ekonomi masih stabil, Pemerintah terus menjaga faktor sentimen regional dan mendorong masuknya investasi. “Kita juga mendorong devisa hasil ekspor masuk ke dalam negeri dan meminta para pengusaha yang memiliki devisa di luar negeri untuk membawanya kembali ke Indonesia,” tutup Menko Airlangga.

8 Strategi Ampuh Agar Reseller Tetap Loyal dan Produktif

Mempertahankan reseller yang loyal dan produktif adalah kunci sukses dalam bisnis. Reseller yang setia tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga membantu membangun citra positif untuk brand Anda. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda terapkan untuk menjaga loyalitas dan produktivitas reseller Anda.

1. Berikan Pelatihan yang Berkualitas

Pelatihan yang baik sangat penting untuk memastikan reseller Anda memahami produk dan strategi penjualan. Sediakan modul pelatihan online, webinar, dan sesi mentoring untuk meningkatkan keterampilan mereka. Pastikan materi pelatihan selalu diperbarui sesuai dengan perkembangan produk dan pasar.

2. Sediakan Dukungan Pemasaran yang Efektif

Membantu reseller dengan materi pemasaran seperti brosur, katalog, dan konten media sosial dapat meningkatkan efektivitas penjualan mereka. Berikan template dan contoh yang bisa mereka gunakan untuk mempromosikan produk dengan lebih mudah dan menarik.

3. Tawarkan Insentif dan Bonus

Insentif dan bonus dapat memotivasi reseller untuk mencapai target penjualan. Buatlah program penghargaan yang menarik, seperti komisi lebih tinggi, bonus penjualan, atau hadiah eksklusif untuk reseller yang mencapai performa tertentu. Ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menciptakan persaingan sehat di antara reseller.

4. Jaga Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang terbuka dan rutin adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dengan reseller. Gunakan berbagai saluran komunikasi seperti email, grup WhatsApp, atau platform lain untuk berbagi informasi, memberikan pembaruan, dan menerima umpan balik. Reseller yang merasa didengar dan dihargai cenderung lebih setia.

5. Berikan Dukungan Teknis

Terkadang, reseller membutuhkan bantuan teknis dalam menjalankan bisnis mereka. Sediakan dukungan teknis yang cepat dan responsif untuk membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi, baik itu terkait dengan sistem penjualan, produk, atau layanan pelanggan.

6. Ciptakan Komunitas Reseller

Membangun komunitas reseller dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan loyalitas. Adakan pertemuan rutin, baik secara online maupun offline, untuk membahas strategi, berbagi pengalaman, dan memberikan motivasi. Komunitas yang solid dapat membantu reseller merasa lebih terhubung dengan bisnis Anda.

7. Evaluasi dan Berikan Umpan Balik

Evaluasi kinerja reseller secara berkala dan berikan umpan balik yang konstruktif. Identifikasi area yang perlu ditingkatkan dan berikan solusi atau pelatihan tambahan jika diperlukan. Umpan balik yang positif dan bermanfaat akan membantu reseller merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berkembang.

8. Personalisasi Pendekatan

Setiap reseller memiliki kebutuhan dan gaya kerja yang berbeda. Cobalah untuk memahami karakteristik masing-masing reseller dan sesuaikan pendekatan Anda. Dengan personalisasi ini, reseller akan merasa lebih diperhatikan dan dihargai, yang pada gilirannya akan meningkatkan loyalitas mereka.

Menjaga reseller tetap loyal dan produktif membutuhkan usaha dan strategi yang tepat. Dengan memberikan pelatihan berkualitas, dukungan pemasaran, insentif, komunikasi yang baik, dukungan teknis, membangun komunitas, memberikan umpan balik, dan personalisasi pendekatan, Anda dapat memastikan reseller Anda tetap bersemangat dan berkomitmen untuk mencapai kesuksesan bersama.

Pertamina Perkuat Komitmen Hijau dengan Kerangka Keuangan Berkelanjutan

PT Pertamina (Persero) baru saja meluncurkan Kerangka Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance Framework) yang pertama kalinya, dengan tujuan untuk mengintegrasikan upaya keberlanjutan ke dalam strategi pendanaan perusahaan. Ini memungkinkan Pertamina dan unit usahanya untuk mengakses pendanaan proyek hijau dan transisi energi.

Kerangka ini sejalan dengan strategi transisi energi Pertamina yang semakin luas, menjadi panduan dalam pendanaan berkelanjutan di masa depan, termasuk pinjaman perbankan dan obligasi.

“Penyusunan Kerangka Keuangan Berkelanjutan ini adalah langkah strategis yang mendukung komitmen kami untuk menciptakan nilai jangka panjang dan keberlanjutan bagi para pemangku kepentingan, serta memberikan dampak positif. Kerangka ini juga memperkuat komitmen Pertamina dalam menurunkan emisi sebesar 32% dari skenario BAU pada 2030 dan mendukung target Net Zero Emissions (NZE) Indonesia pada 2060 atau lebih cepat, sekaligus memastikan ketahanan energi nasional,” ujar Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini.

Validasi oleh Lembaga Independen

ISS-Corporate, sebagai lembaga penyedia opini independen, telah mengeluarkan Second Party Opinion (SPO) yang mengonfirmasi konsistensi Kerangka Keuangan Berkelanjutan Pertamina dengan strategi keberlanjutan perusahaan serta kesesuaiannya dengan standar internasional Green Bond Principles (GBP) dari ICMA dan Green Loan Principles (GLP) dari LMA.

Melalui Kerangka Keuangan Berkelanjutan ini, Pertamina dan unit usahanya dapat menerbitkan instrumen pendanaan hijau atau transisi untuk membiayai atau refinance proyek hijau atau transisi dalam sembilan kategori: energi terbarukan, hidrogen hijau, jaringan transmisi dan distribusi gas terbarukan dan rendah karbon, bangunan hijau, transportasi bersih, bahan bakar rendah karbon, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, penurunan emisi, dan transisi sektor perkapalan.

Tata Kelola dan Transparansi

Implementasi kerangka ini juga mencakup proses tata kelola dan pelaporan yang kuat untuk transparansi dan visibilitas bagi investor dan pemberi pinjaman, terkait dampak positif dari investasi hijau atau transisi energi Pertamina terhadap lingkungan.

“Kehadiran Kerangka Keuangan Berkelanjutan ini diharapkan menjadi langkah nyata Pertamina dalam memimpin transisi energi dan berkontribusi pada keberlanjutan Indonesia,” tambah VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso.

Didukung oleh Crédit Agricole Corporate and Investment Bank (CACIB) sebagai Structure Advisor, pengembangan Kerangka Keuangan Berkelanjutan ini tidak hanya memperkuat komitmen Pertamina terhadap praktik bisnis berkelanjutan, tetapi juga menunjukkan niat Pertamina dalam menggunakan kerangka ini sebagai acuan untuk integrasi keberlanjutan dalam pendanaan masa depan.

Mendag Zulkifli Hasan Siap Dukung Penuh UMKM Galeri Menong Purwakarta

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmennya untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Galeri Menong, Purwakarta, Jawa Barat, dalam mengembangkan bisnis mereka. Dalam acara Dialog Interaktif Bersama UMKM Galeri Menong Purwakarta yang diadakan pada Jumat (21/6), Mendag Zulkifli Hasan juga menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM di sana.

“Saya datang ke sini untuk mendengarkan langsung dari pelaku UMKM Galeri Menong tentang kendala yang mereka hadapi, termasuk omset yang masih rendah,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Tantangan yang Dihadapi UMKM Galeri Menong, Purwakarta

Hasil dialog mengungkap sejumlah tantangan yang dihadapi UMKM Galeri Menong, seperti kesulitan mendapatkan bahan baku dan tingginya harga tepung tapioka merk Aci Gunung dari Lampung, masalah pemasaran di ritel modern, regenerasi pelaku usaha keramik, penjualan di platform digital, serta isu pembiayaan.

Menanggapi kesulitan dan mahalnya harga bahan baku, Mendag Zulkifli Hasan menyarankan agar pelaku UMKM melakukan pembelian secara berkelompok.

“Dengan membentuk kelompok, pembelian bisa lebih mudah dan harga bahan baku bisa lebih murah. Kami juga memberikan bantuan berupa 100 karung tepung tapioka kemasan 25 kg,” jelasnya.

Strategi Pemasaran di Ritel Modern dan Digital

Mengenai pemasaran produk UMKM di ritel modern, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan sudah berupaya agar ritel modern menerima produk UMKM. Namun, masalah sering muncul karena produk dikirim ke pusat di Jakarta, bukan langsung ke ritel.

“Kami akan fasilitasi dialog dengan pihak ritel modern agar pengiriman produk bisa langsung ke ritel masing-masing untuk mengurangi retur akibat kerusakan,” tambahnya.

Untuk regenerasi industri keramik, Mendag Zulkifli Hasan menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan tengah memerangi produk keramik impor yang tidak sesuai ketentuan. Salah satu contohnya adalah temuan di Surabaya dengan nilai hampir Rp80 miliar yang kemudian dihancurkan.

Kemendag juga menetapkan tarif tinggi untuk keramik impor yang harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) guna melindungi harga keramik lokal. “Diharapkan dengan harga keramik yang kompetitif, generasi muda tertarik untuk melanjutkan usaha keramik,” ujarnya.

Dukungan Pemerintah dalam Pembiayaan dan Pelatihan

Mendag Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya bimbingan dan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk dari Dinas Perindustrian dan DPRD, untuk mendukung UMKM, terutama dari sisi permodalan.

Dalam hal pemasaran digital yang masih kurang optimal, Mendag Zulkifli Hasan menyatakan bahwa Kemendag akan memfasilitasi pelatihan di Galeri Menong dengan melibatkan platform e-commerce. Para pelaku UMKM akan dilatih untuk menampilkan produk secara online dengan menarik dan menyiapkan katalog.

Untuk masalah pembiayaan, Mendag Zulkifli Hasan mengusulkan agar pelatihan pemasaran digital juga melibatkan pihak pembiayaan seperti perbankan, kredit usaha rakyat (KUR), dan lembaga keuangan. Ia juga mendukung usulan agar produk-produk UMKM ditampilkan dalam setiap agenda pemerintah.

“Jangan hanya bangga, tetapi juga bela dan beli produk UMKM,” tegas Mendag Zulkifli Hasan.

Aplikasi Temu, Ancaman Baru Bagi UMKM Indonesia dengan Harga Super Murah

Aplikasi e-commerce Temu kini menjadi sorotan karena dianggap dapat mengancam keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan model bisnis e-commerce crossborder, Temu menjual barang dari pabrik langsung ke konsumen dengan harga yang sangat murah, jauh di bawah harga yang ditawarkan oleh UMKM lokal.

Praktik yang diterapkan oleh Temu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), yang menimbulkan kekhawatiran serupa dari regulator setempat. Temu juga telah menciptakan sejumlah kontroversi di Negeri Paman Sam.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Temu:

  1. Perusahaan China dengan kantor pusat di Boston, AS

    Temu dimiliki oleh raksasa e-commerce China, PDD Holdings, yang juga memiliki platform perdagangan sosial di China, Pinduoduo. Walaupun dimiliki oleh perusahaan China, kantor pusat Temu berada di Boston, Amerika Serikat. Temu mengklaim bahwa harga murah produk mereka berkat jaringan luas perusahaan induk PDD Holdings yang terdiri dari lebih dari 11 juta pemasok, seperti dilansir dari Tom’s Guide.

  2. Menjual beragam produk

    Temu menawarkan berbagai produk mulai dari alat pengiris alpukat hingga perkakas listrik. Namun, tidak banyak merek terkenal yang tersedia di aplikasi dan situs e-commerce ini. Meskipun tidak ada iPad atau TV OLED murah, Temu menyediakan banyak aksesori fesyen, pakaian, peralatan dapur, dan berbagai produk lainnya. Temu juga menjual barang elektronik dan produk bootleg buatan China seperti jam tangan pintar dengan harga sangat murah dan kualitas yang diragukan.

  3. Tuduhan terkait kerja paksa

    Sejak diluncurkan pada 2022, Temu menghadapi kecaman atas tuduhan menggunakan kerja paksa dalam rantai pasokannya. Dengan harga yang sangat rendah, Temu tidak seperti Shein dan pengecer lainnya yang mempublikasikan audit fasilitas manufakturnya untuk memastikan tidak menggunakan kerja paksa. Sejak Mei 2023, Temu bersama dengan Shein dan pengecer online lainnya yang memiliki pabrik di China, berada di bawah penyelidikan Kongres oleh Komite Pemilihan DPR AS. Anggota parlemen menuduh perusahaan tersebut gagal mematuhi Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur dan secara ilegal memata-matai pelanggannya.

  4. Kontroversi terkait data pengguna

    Seperti banyak aplikasi lainnya, Temu mengumpulkan data dan informasi dari ponsel penggunanya. Namun, hubungan Temu dengan Partai Komunis China (PKC) menimbulkan kontroversi di AS.

Perum Bulog Gandeng Kamboja untuk Stabilkan Pasokan Beras Nasional

Perum Bulog akan menjalin kerja sama ekonomi dan investasi di sektor pangan dengan Kamboja. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan keunggulan kompetitif dalam rantai pasok beras.

Michael Porter, seorang tokoh manajemen terkenal, mengemukakan konsep keunggulan kompetitif pada tahun 1985. Keunggulan ini merujuk pada kemampuan perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan pesaingnya melalui karakteristik dan sumber daya tertentu, termasuk keunggulan biaya.

Beberapa negara telah menerapkan konsep ini untuk menciptakan ketahanan pangan nasional. Dalam situasi geopolitik dan krisis iklim saat ini, beberapa negara eksportir beras terbesar membatasi ekspornya, mengakibatkan ancaman krisis pangan.

“Penugasan pemerintah untuk berinvestasi di sektor pangan di Kamboja bukan hanya untuk memperluas jangkauan geografis, tetapi juga untuk mewujudkan keunggulan kompetitif dalam rantai pasok beras, sehingga ketahanan pangan di Indonesia dapat tercapai,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam keterangan tertulis pada Jumat (14/6/2024). Menurutnya, investasi ini adalah langkah strategis untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan.

Investasi Pangan sebagai Langkah Strategis

“Kami siap melaksanakan penugasan ini, termasuk berkomunikasi dengan pelaku usaha beras di Kamboja. Kerja sama perdagangan beras yang telah terjalin diharapkan dapat meningkat seiring dengan rencana kerja sama ekonomi dan investasi pangan Perum BULOG,” tambahnya.

Direktur The Climate Reality Project Indonesia sekaligus Ketua Omar Niode Foundation, Amanda Katili Niode, menyampaikan bahwa Data KSA BPS memperkirakan produksi beras pada Juni 2024 akan menurun menjadi 2,12 juta ton, terutama akibat krisis iklim.

“Saat ini, kita berada di tengah polikrisis, di mana satu krisis mempengaruhi krisis lainnya, seperti krisis ekonomi, iklim, kesehatan, dan pangan. Semua saling terkait dan berdampak besar pada manusia. Perubahan iklim adalah sorotan utama dunia saat ini,” ujarnya.

Kamboja sebagai Produsen Beras Potensial

Pakar Pangan Indonesia, Tito Pranolo, menambahkan bahwa Kamboja semakin diperhitungkan sebagai produsen beras di Asia Tenggara. Negara ini memiliki tanah subur di sekitar Sungai Mekong yang cocok untuk pertanian padi. Kondisi ini mirip dengan kesuburan tanah di pulau Jawa.

“Beberapa negara mulai tertarik untuk berinvestasi di sektor pangan di Kamboja. Qatar, misalnya, yang pernah menghadapi masalah ketahanan pangan, menunjukkan minat untuk berinvestasi di sektor agro di Kamboja. Lahan yang murah dan subur membuat Kamboja memiliki potensi besar dalam industri pertanian,” jelas Tito.

Cara Mudah Jualan Makanan Rumahan di GoFood, Shopee Food, dan GrabFood

Memulai bisnis makanan rumahan dan menjualnya melalui aplikasi online seperti GoFood, Shopee Food, dan GrabFood bisa menjadi peluang yang menguntungkan. Namun, ada beberapa persiapan yang harus Anda lakukan agar bisnis Anda sukses dan dapat bersaing.

Pertama, lakukan riset pasar untuk memahami tren dan preferensi konsumen. Pelajari juga pesaing yang sudah ada di aplikasi online agar Anda bisa menawarkan sesuatu yang berbeda dan menarik.

Selanjutnya, tentukan menu yang akan Anda jual. Pastikan menu tersebut variatif, menarik, dan menggunakan bahan baku berkualitas. Jangan lupa untuk menjaga rasa dan kebersihan makanan.

Izin usaha dan sertifikasi kesehatan juga sangat penting. Pastikan Anda memiliki izin usaha yang sah dan pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi dari dinas terkait agar konsumen lebih percaya dengan produk Anda.

Persiapkan Kemasan, Foto Produk dan Manajemen Stok yang Baik!

Kemasan makanan juga perlu diperhatikan. Gunakan kemasan yang menarik, mudah dibawa, dan menjaga kualitas makanan hingga sampai ke tangan konsumen. Pilih bahan kemasan yang ramah lingkungan untuk menambah daya tarik produk Anda.

Foto produk yang menarik juga penting dalam bisnis makanan online. Foto yang bagus bisa meningkatkan minat konsumen. Anda bisa menyewa fotografer profesional atau belajar teknik fotografi makanan agar hasilnya lebih maksimal.

Setelah semua persiapan tersebut, daftarkan bisnis Anda di aplikasi online seperti GoFood, Shopee Food, dan GrabFood. Ikuti prosedur pendaftaran yang ada dan lengkapi semua informasi yang diperlukan.

Manajemen stok dan produksi harus diatur dengan baik. Pastikan bahan baku selalu tersedia dan segar, serta atur jadwal produksi agar pengiriman pesanan tepat waktu.

Untuk pemasaran, manfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Buat akun bisnis dan aktif berinteraksi dengan pelanggan. Berikan promo-promo menarik untuk meningkatkan penjualan.

Pelayanan pelanggan juga harus diperhatikan. Selalu responsif terhadap pertanyaan dan keluhan pelanggan, serta berikan pelayanan yang ramah dan cepat. Langganan yang puas akan menjadi langganan terus dan merekomendasikan resto mu kepada orang lain.

Terakhir, selalu lakukan evaluasi dan adaptasi. Tinjau kembali menu, pelayanan, dan strategi pemasaran Anda secara berkala. Jangan ragu untuk melakukan perubahan berdasarkan feedback dari pelanggan.

Dengan persiapan yang matang, bisnis makanan rumahan Anda dapat berkembang dan sukses di platform online. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda dalam memulai bisnis makanan rumahan yang sukses!

Industri Tekstil Nasional Siap Bangkit dengan Dukungan Teknologi 4.0

Kementerian Perindustrian terus berkomitmen menjalankan berbagai kebijakan yang sesuai dengan peta jalan (roadmap) pengembangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Kebijakan ini termasuk dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), Kebijakan Industri Nasional (KIN), dan Making Indonesia 4.0. Melalui roadmap ini, sektor TPT menjadi salah satu prioritas dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menyatakan pada Jumat (21/6) di Jakarta bahwa tujuan dari roadmap ini adalah untuk mengembalikan kejayaan industri TPT nasional seperti pada masa jayanya.

Langkah Strategis Pengembangan Industri Tekstil Nasional

Beberapa langkah strategis yang telah diambil oleh Kemenperin dalam peta jalan ini termasuk pengembangan pusat desain dan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri tekstil.

Selain itu, peningkatan kemampuan, kualitas, dan efisiensi industri TPT, termasuk industri kecil dan menengah, dilakukan melalui pelatihan desain dan teknologi proses, serta mendukung terciptanya industri hijau. Industri TPT tetap menjadi andalan dalam menyerap tenaga kerja, terutama yang memiliki keterampilan tinggi seiring dengan perkembangan teknologi TPT global.

Febri menegaskan bahwa dalam roadmap Kemenperin (RIPIN, KIN, dan Making Indonesia 4.0), tidak ada rencana mengarahkan industri TPT menjadi industri yang redup. Sebaliknya, industri TPT didorong untuk menjadi industri yang kuat dan berdaya saing dengan penerapan teknologi 4.0.

Selain industri TPT, industri elektronika dan pembuatan microchip juga harus terus dikembangkan bersama untuk mendukung industri manufaktur nasional. Ketiga industri ini memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama industri TPT yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Febri menekankan pentingnya sinergi antara berbagai sektor industri tanpa mengorbankan satu sektor untuk yang lain. “Industri TPT tidak boleh disubstitusi oleh industri elektronik atau microchips karena masing-masing industri memiliki peran penting,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa berlakunya Peraturan Menteri Perdagangan No. 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri TPT nasional. Sejak pemberlakuan Permendag 36/2023, kinerja industri TPT menunjukkan pertumbuhan yang baik, menunjukkan bahwa industri ini masih memiliki potensi untuk bangkit dan tidak seharusnya dianggap sebagai industri yang akan redup.

Dampak Kebijakan Terhadap Impor dan Ekspor

Industri TPT merupakan sektor padat karya dengan lebih dari 3,98 juta tenaga kerja, berkontribusi sebesar 19,47% terhadap total tenaga kerja di sektor manufaktur pada tahun 2023. Pada triwulan pertama tahun 2024, industri TPT menyumbang 5,84% terhadap PDB sektor manufaktur dan memberikan kontribusi ekspor sebesar USD11,6 miliar dengan surplus mencapai USD3,2 miliar.

Pengendalian impor berdampak pada penurunan volume impor, seperti terlihat dari data Januari hingga April 2024. Impor pakaian jadi menurun dari 3,53 ribu ton pada Januari menjadi 2,20 ribu ton pada Maret, sementara impor tekstil juga menunjukkan penurunan signifikan. Efektivitas Permendag 36/2023 terlihat dari pertumbuhan positif PDB Industri Tekstil dan Pakaian Jadi sebesar 2,64% (YoY) di triwulan pertama 2024, setelah sebelumnya tumbuh negatif sepanjang tahun 2023.

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada industri tekstil dan pakaian jadi juga terus meningkat, menunjukkan optimisme pelaku industri terhadap kondisi bisnis dalam enam bulan ke depan. Namun, terdapat tantangan seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di beberapa perusahaan industri TPT.

Febri menggarisbawahi pentingnya koordinasi antara Kementerian dan Lembaga terkait untuk mencapai target dalam roadmap industri TPT, terutama dengan meningkatkan sensitivitas terhadap masalah banjir impor produk hilir yang saat ini dihadapi oleh industri TPT.