Ironi, ditengah gencarnya pemerintah Jokowi melakukan pembangunan infrastruktur diberbagai daerah, namun perusahaan milik Negara BUMN Karakatau Steel harus melakukan pemecatan ribuan karyawan secara bertahap. Hal ini dilakukan lantaran terus menurunnya penjualan perusahaan plat merah tersebut.
Seperti diketahui jika pembangunan infrastruktur yang dibanggakan pemerintah dengan utang China juga memboyong pekerja juga barang-barang yang akan digunakan, kontan pembangunan tak berdampak positif terhadap industri dalam negeri juga penyerapan tenaga kerjanya.
Dampak terus merugi, PT Krakatau Steel (Persero) tbk harus mengurangi jumlah karyawan selama periode 2019-2022. Berdalih memperbaiki kinerja dan daya saing, perusahaan harus menata kembali organiasi yang kompetitif, efisien dan efektif.
Tak kurang dari 30% karyawan yang ada harus dipangkas. Saat ini Krakatau Steel memiliki 6.264 jabatan dengan pegawai sebabanyak 4.453 orang. Hingga 2022, Krakatau Steel akan melakukan perampingan jabatan menjadi 4.352 posisi dengan pengurangan pegawai sebanyak 1.300 orang.
Menurut Sanudin, Ketua Serikat Buruh Krakatau Steel, saat ini telah terdapat buruh outsourcing yang dirumahkan dengan alasan efisiensi biaya produksi perusahaan.
