Berempat.com – Selama ini para praktisi SEO begitu getol untuk menyesuaikan cara kerja algoritma maupun pengindeksan mesin pencari Google guna menjadikan situsnya berada di halaman pertama penelusuran. Namun, di SEO Conference 2019 yang berlangsung di Jakarta, membuat kerja praktisi SEO lebih ringan. Pasalnya, cara kerja mesin pencari Google dibongkar pada acara tersebut.
Menurut Webmaster Outreach Strategist Google Asia Pasifik Aldrich Christopher, ada tiga kerangka kerja penelusuran mesin pencari Google, yakni pengindeksan dan perayapan, algoritma, dan respons.
Pada tahap pertama, Google akan melakukan perayapan untuk mencari dan menemukan informasi. Menurutnya, bot Google sudah terjadwal untuk melakukan hal tersebut. Karena itu, agar bot Google mudah melakukan perayapan, ia pun menyarankan agar praktisi SEO menggunakan URL sederhana, seperti situs.com/contoh-url atau situs.com/shop.
“Hindari URL yang menggunakan fragment seperti situs.com/#beranda,” imbuhnya, Rabu (13/3).
Setelah melakukan perayapan, Google akan mengelola informasi tersebut dengan cara pengindeksan.
Christopher melanjutkan, algoritma berguna untuk menata dan menyortir halaman dalam indeks. Pada algoritma inilah, terangnya, Google sering menguji perubahan untuk memberikan hasil yang terbaik kepada pengguna. Ia menjabarkan, Google telah melakukan 228.022 ujian kualitas pencarian; 31.584 eksperimen perbandingan; 11.365 eksperimen live; dan 2.453 perubahan.
“Beberapa contoh algoritma Google yang ada saat ini seperti sinonim, ejaan, dan pelengkapan otomatis,” ungkapnya.
Kemudian, untuk kerangka kerja ketiga, yakni respons disebutnya dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Intinya, kerangka kerja dan perubahan algoritma yang dilakukan Google semata-mata untuk memberikan yang terbaik kepada pengguna.
“Karena itu, penyedia situs juga perlu fokus kepada pengguna,” terangnya.
