Berempat.com – Kepercayaan publik merupakan hal terpenting yang harus bisa dimiliki oleh insan bisnis, pemerintah, maupun media. Namun, sayangnya, menurut Trust Barometer Edelman 2018, kepercayaan publik terhadap bisnis, pemerintah, dan media sangat rendah.
Disebutkan bahwa di beberapa negara kepercayaan publik terhadap bisnis hanya 30%. Bahkan, secara global disebutkan bahwa 60% setuju bahwa para CEO lebih didorong oleh keserakahan daripada keinginan untuk membuat perbedaan positif di dunia. Dan media telah menjadi institusi global yang paling tidak dipercaya.
Lalu, bagaimana pemerintah dan bisnis dapat memperoleh kembali kepercayaan?
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing menyebut 3 hal bagaimana membuat bisnis dan pemerintah menjadi kekuatan untuk kebaikan dan mampu membangun kepercayaan publik.
“Pertama, mengembangkan sistem perdagangan global berbasis aturan terbuka sehingga keuntungan ekonomi dibagi secara merata. Kedua, lepaskan potensi orang melalui sistem meritokratis di mana pencapaian didasarkan pada bakat dan upaya. Ketiga, merangkul nilai-nilai yang menempatkan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan menanamkan pada semua orang rasa penatagunaan,” ujarnya dalam pidato di Forum INSEAD Asia dan Kampanye untuk Peluncuran INSEAD di Singapura, Rabu (12/12).
Komentar serupa juga datang dari CEO Group DBS Bank, Piyush Gupta yang menyebut bahwa ide tentang bisnis untuk kebaikan sangat penting karena hal itu tidak dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri, atau oleh masyarakat maupun LSM.
“Satu-satunya platform dan entitas yang paling relevan yang memiliki kapasitas untuk melakukan berbagai hal dan untuk memajukannya, adalah perusahaan sektor swasta. Ini adalah kenyataan di dunia saat ini,” imbuh Piyush.
Sementara itu, Profesor Strategi dan Manajemen di INSEAD Subi Rangan menyoroti bahwa bisnis dan institusi perlu menggunakan kekuatan untuk kebaikan.
“Kita dapat mengatur kekuatan. Kepercayaan selalu kembali pada penggunaan kekuasaan dan tujuan penggunaannya. Ketika kita menyalahgunakan kekuasaan, kepercayaan akan turun, tetapi jika kita menggunakan kekuatan dengan cara positif, kepercayaan dapat ditanamkan,” ujar Subi.