Berempat.com – Nielsen telah mengeluarkan hasil riset untuk urusan belanja iklan di 9 bulan pertama tahun ini. Pada hasil risetnya, terdapat pertumbuhan belanja iklan hingga 5% dibanding periode sama tahun lalu, baik di media cetak dan televisi yang mencapai Rp 114,4 triliun. Bahkan, untuk di kuartal 3-2018 saja, belanja iklan tumbuh di kisaran 4% year to year (yoy) atau mencapai Rp 39 triliun.
Penyumbang belanja iklan tersebut rupanya tak berasal dari pihak swasta, melainkan dari pihak pemerintah. Seperti pada iklan televisi yang paling banyak disumbang oleh Kementerian Kesehatan dengan total belanja Rp 523,8 miliar dengan pertumbuhan mencapai 31%.
Urutan kedua barulah berasal dari pihak swasta dengan merek Indomie yang menyumbang Rp 394 miliar dengan pertumbuhan 40%. Bukalapak menjadi satu-satunya perusahaan e-commerce yang paling loyal dan menempati urutan ketiga dengan total belanja Rp 368,5 miliar atau tumbuh 403%. Posisi keempat terdapat Kapal Api dengan total belanja iklan Rp 248,7 Miliar atau naik 263%, dan Pantene di posisi kelima dengan total belanja Rp 246,6 miliar atau tumbuh +24%.
Sementara untuk media cetak, institusi pemerintah kembali menjadi penyumbang terbesar. Komisi Pemilihan Umum (KPU) berkontribusi besar dengan total belanja iklan Rp 517,3 miliar. Urutan kedua ialah Pemerintah Daerah Sumatera Selatan dengan total belanja Rp 115,9 miliar atau tumbuh 14%. Lalu Honda Motorcycles menjadi penyumbang iklan terbesar dengan total belanja Rp 99 miliar atau tumbuh 38% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil riset Nielsen, sepanjang kuartal tiga 2018 penyumbang terbesar total belanja iklan memang berasal dari institusi pemerintah dan segemen politik. Total belanja iklan mencapai Rp 2,9 triliun atau tumbuh 40%. Menurut Nielsen besarnya porsi belanja iklan politik berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan anggota DPRD.