Harga emas mengalami penurunan signifikan dalam pekan ini, dengan harga penutupan di pasar spot pada Jumat (26/5/2023) berada di posisi US$ 1.946,33 per troy ons, menguat sebesar 0,31%. Namun, secara keseluruhan, harga emas turun sebesar 1,52% selama pekan ini, menandakan penurunan dalam tiga pekan berturut-turut.
Selain itu, harga emas saat ini juga mencapai level terendah dalam sebulan terakhir. Sejak 21 Maret 2023, harga emas tidak pernah mencapai level US$ 1.940.
Penurunan harga emas pada pekan ini dapat diatribusikan kepada dua faktor yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Pertama, harapan pasar terkait kebijakan suku bunga yang akan diterapkan, dan kedua, krisis utang pemerintah AS.
Penurunan Signifikan
Emas mengalami penurunan yang signifikan pada pertengahan pekan ini setelah risalah dari Federal Open Market Committee (FOMC) dirilis. Risalah tersebut tidak menunjukkan sinyal adanya perubahan kebijakan. Bahkan, beberapa pejabat bank sentral AS, yaitu The Federal Reserve (The Fed), masih menginginkan peningkatan suku bunga. Hal ini membuat harapan pasar terkait perubahan kebijakan The Fed pada bulan Juni menjadi hilang.
Pasar saat ini memberikan probabilitas 50-50% mengenai kenaikan suku bunga sebesar 25 bps pada awal Juni. Kemungkinan penyesuaian kebijakan tersebut baru akan terjadi pada bulan September 2023.
Harapan tersebut semakin kecil setelah data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) di AS dirilis pada Jumat lalu. Indeks PCE naik sebesar 4,4% (year on year/yoy) pada bulan April 2023, meningkat dari 4,2% (yoy) pada bulan Maret. Data ini menunjukkan bahwa inflasi kemungkinan akan sulit turun secara signifikan ke depan, tidak sesuai dengan harapan yang sebelumnya diproyeksikan oleh The Fed.
Faktor Penurunan
Selain itu, krisis utang pemerintah AS juga menjadi faktor penurunan harga emas. Emas biasanya menjadi aset yang dicari saat terjadi krisis atau ketika pasar mengalami kekhawatiran. Emas menguat saat krisis utang AS terjadi, tetapi melemah ketika ada indikasi bahwa krisis tersebut dapat diatasi.
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik, Kevin McCarthy, hampir mencapai kesepakatan untuk memotong pengeluaran dan menaikkan batas utang pemerintah AS sebesar US$ 31,4 triliun. Namun, masih terdapat kekhawatiran bahwa krisis tersebut belum sepenuhnya terselesaikan dan risiko gagal bayar masih ada.
Meskipun terdapat sedikit perbaikan pada Jumat, harga emas dapat kembali mengalami penurunan jika krisis utang plafon AS berhasil diatasi. Ini dikarenakan daya tarik emas sebagai aset aman dan lindung nilai akan berkurang.
Seorang analis independen, Tai Wong, menyatakan bahwa kesepakatan mengenai utang AS masih sulit tercapai pada tanggal 1 Juni, yang membuat harga emas naik. Sementara itu, analis dari OANDA, Edward Moya, mengingatkan bahwa harga emas berpotensi melemah jika kesepakatan mengenai utang AS tercapai, karena risiko terbesar akan hilang.