Nilai Transaksi LCT atau Local Currency Transaction terus menunjukkan tren positif. Hingga pertengahan 2025, Bank Indonesia mencatat angka transaksi ini telah mencapai USD11,7 miliar. Capaian tersebut melonjak tajam jika dibandingkan dengan semester pertama 2024 yang hanya sebesar USD4,7 miliar. Tak hanya itu, pertumbuhan rata-rata jumlah nasabah pengguna skema Transaksi LCT juga naik sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menjelaskan bahwa lonjakan ini merupakan hasil dari kerja sama lintas lembaga yang tergabung dalam Satuan Tugas Nasional LCT. Satgas tersebut terus berupaya memperluas pemanfaatan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara sebagai langkah strategis menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Dorong Sinergi Lintas Sektor dan Negara
Dalam keterangan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan, menekankan pentingnya LCT dalam memperkuat stabilitas ekonomi Indonesia. Apalagi saat dunia masih dibayangi oleh tekanan geopolitik dan kebijakan perdagangan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat.
Menurut Ferry, pemerintah terus mengambil langkah-langkah mitigatif, mulai dari negosiasi tarif dengan AS, penyelesaian kesepakatan I-EU CEPA, hingga pemberian stimulus untuk mendongkrak daya beli masyarakat dan menjaga iklim investasi. Dalam konteks itu, perluasan penggunaan skema LCT di sektor-sektor potensial seperti pertambangan, migas, pertanian, dan agroindustri menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang.
Capaian LCT yang signifikan tidak terlepas dari konsistensi Satgasnas LCT dalam mempererat kolaborasi antarotoritas serta menggulirkan berbagai insentif kebijakan dan edukasi yang menyasar pelaku usaha ekspor-impor. Filianingsih menyebut, perluasan partisipan Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) juga ikut mendorong jangkauan LCT ke berbagai wilayah dan sektor ekonomi strategis.
Tak hanya itu, kerja sama dengan negara mitra baru seperti Korea Selatan dan Uni Emirat Arab juga mulai terealisasi masing-masing pada September 2024 dan Januari 2025. Sementara itu, hubungan dengan mitra lama seperti Malaysia dan Thailand diperkuat lewat penambahan cakupan transaksi yang kini juga mendukung investasi portofolio. Kesepakatan penguatan LCT dengan Tiongkok pun telah diteken dalam bentuk nota kesepahaman.
Bank Indonesia berharap, penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara ke depan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas makroekonomi nasional sekaligus menjadi tameng dari gejolak nilai tukar yang bersumber dari tekanan global.