Bitcoin Turun Imbas Gejolak Global, Pasar Kripto Diterpa Aksi Likuidasi Massal

0
10
Bitcoin Turun Imbas Gejolak Global, Pasar Kripto Diterpa Aksi Likuidasi Massal
Bitcoin Turun Imbas Gejolak Global, Pasar Kripto Diterpa Aksi Likuidasi Massal (Foto Ilustrasi)
Pojok Bisnis

Bitcoin turun tajam dan sempat menyentuh level di bawah USD105 ribu di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dunia. Ketidakpastian global yang dipicu oleh konflik antara Israel dan Iran turut memengaruhi sentimen pasar. Saat ini, investor tampaknya mulai mengalihkan aset mereka ke instrumen yang dianggap lebih aman. Fenomena Bitcoin turun ini tidak hanya terjadi karena isu geopolitik, tetapi juga dipicu oleh likuidasi besar-besaran di pasar derivatif dan spot, yang berdampak cukup luas ke seluruh sektor kripto.

Berdasarkan data dari Coinglass, nilai likuidasi bitcoin tercatat mencapai USD1,148 juta. Di sisi lain, volume perdagangan kripto terpopuler ini menyentuh angka USD369 miliar. Sementara itu, total kapitalisasi pasar aset digital global mengalami koreksi sebesar 3,38 persen.

Tak hanya Bitcoin, aset kripto lain juga ikut melemah. Ethereum (ETH) terpantau turun hingga 9,5 persen, XRP melemah 5,71 persen, dan Solana (SOL) terkoreksi 10,16 persen. Situasi ini menciptakan pola pergerakan yang mengingatkan para pelaku pasar pada dinamika serupa yang sempat terjadi di awal tahun, tepatnya Januari 2025.

Reposisi Investor dan Detoksifikasi Pasar

Vice President Indodax, Antony Kusuma, menjelaskan bahwa gejolak ini sebenarnya merupakan bagian dari dinamika pasar yang masih berada dalam tren positif secara keseluruhan. “Investor saat ini tengah melakukan penyesuaian posisi. Ini wajar dalam siklus pasar yang sedang naik, mereka menunggu momen yang lebih ideal untuk kembali masuk,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Jumat (13/6/2025).

PT Mitra Mortar indonesia

Antony menambahkan bahwa proses likuidasi massal ini bukan tanda bahaya, melainkan upaya ‘pembersihan’ dari posisi yang terlalu berisiko. “Ini bisa dianalogikan seperti proses detoks. Pasar sedang menyaring leverage yang berlebihan agar bisa bergerak lebih stabil dan sehat ketika terjadi rebound nantinya,” jelasnya.

Menurutnya, investor yang mampu berpikir jangka panjang dan tetap tenang di tengah kepanikan justru memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan. “Ketidakpastian selalu hadir, tetapi itu juga ruang untuk menciptakan peluang bagi mereka yang disiplin dan matang secara mental,” tambah Antony.

Selain tekanan dari pasar, kondisi makroekonomi turut memengaruhi kinerja aset digital ini. Salah satunya adalah harapan pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed yang kini hampir tidak ada. Berdasarkan data FedWatch, peluang terjadinya penurunan bunga pada pertemuan FOMC 18 Juni 2025 tercatat sebesar nol persen, sementara 99,8 persen analis memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga saat ini.

Selain itu, investor juga menyoroti data inflasi terbaru di AS, termasuk indeks harga produsen (PPI) dan indeks harga konsumen (CPI) yang tercatat sebesar 2,4 persen. Rilis data ini dipandang dapat memberikan tekanan tambahan pada performa bitcoin dalam jangka pendek.

Imbauan untuk Investor: Riset Mandiri dan Edukasi

Antony pun kembali mengingatkan pentingnya bagi investor untuk tidak hanya bergantung pada rumor atau tren jangka pendek. “Lakukan due diligence, pahami produk yang ingin dibeli, dan sesuaikan dengan profil risiko serta tujuan investasi masing-masing,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya menggunakan platform yang andal. Indodax, kata Antony, terus menjaga keamanan serta menyediakan informasi edukatif dan transparan untuk membantu nasabah mengambil keputusan yang tepat. “Kami selalu berkomitmen untuk mendukung nasabah dengan edukasi dan informasi terkini seputar pergerakan pasar dan teknologi blockchain,” tutupnya.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan