Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen kuat dalam mempererat hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat melalui dialog strategis yang digelar di Washington DC. Pertemuan tingkat tinggi tersebut menjadi bagian dari upaya mempercepat pembahasan isu tarif dan memperdalam kemitraan ekonomi kedua negara.
Dalam pertemuan itu, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, bertatap muka langsung dengan dua pejabat tinggi pemerintah AS, yakni Ambassador Jamieson Greer dan Howard Lutnick. Keduanya merupakan sosok kunci dalam bidang perdagangan dan investasi AS.
“Amerika Serikat menyambut baik inisiatif Indonesia, dan mereka telah menyatakan kesediaan untuk menyelesaikan isu mengenai kebijakan tarif dan kerja sama bilateral dalam jangka waktu 60 hari,” jelas Airlangga dalam pernyataan tertulis yang dirilis pada Jumat (18/4).
Komitmen Kerja Sama di Sektor Energi, Pertanian, dan Critical Minerals
Selama pertemuan tersebut, Indonesia mengajukan berbagai usulan konkret untuk meningkatkan hubungan dagang yang adil dan berkelanjutan. Di antaranya adalah peningkatan pembelian komoditas energi dan hasil pertanian, serta penguatan kolaborasi dalam pengelolaan critical minerals—sektor yang kini menjadi perhatian global dalam rantai pasok industri hijau dan kendaraan listrik.
Pemerintah juga mendorong adanya kemudahan akses pasar untuk produk-produk AS masuk ke Indonesia, sekaligus memberikan insentif yang adil bagi perusahaan dari kedua negara agar bisa bersaing secara sehat. Tak hanya itu, Indonesia juga mendorong agar produk ekspor utama Tanah Air yang tidak berkompetisi langsung dengan industri domestik AS bisa mendapatkan perlakuan tarif yang lebih rendah dibandingkan negara pesaing.
Dorongan pada Kerja Sama Pendidikan dan Teknologi
Selain sektor perdagangan dan investasi, pembahasan juga mencakup kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi digital, layanan keuangan, serta riset dan sains. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi kedua negara sekaligus menciptakan sumber daya manusia unggul.
Delegasi Indonesia yang hadir dalam dialog ini terdiri dari sejumlah tokoh penting seperti Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, mantan Menteri Perdagangan dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, serta perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kemendag, dan Kedutaan Besar RI di Washington DC.
Pertemuan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menciptakan ekosistem dagang dan investasi Indonesia–Amerika yang lebih sehat, transparan, dan menguntungkan kedua belah pihak dalam jangka panjang.