Utang Luar Negeri Indonesia Naik 2,7% di Kuartal II, BI Pastikan Masih Terkendali

0
157
Utang Luar Negeri Indonesia Naik 2,7% di Kuartal II, BI Pastikan Masih Terkendali
Utang Luar Negeri Indonesia Naik 2,7% di Kuartal II, BI Pastikan Masih Terkendali (Ilustrasi Foto)
Pojok Bisnis

Bank Indonesia (BI) menginformasikan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2024 masih dalam kondisi terkontrol. Total ULN Indonesia tercatat sebesar USD 408,6 miliar atau setara dengan Rp 6.403 triliun (dengan kurs 1 USD = Rp 15.670).

ULN Indonesia menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), yang merupakan peningkatan dari 0,2% pada kuartal I 2024. “Peningkatan ini didorong oleh kenaikan utang luar negeri baik dari sektor publik maupun swasta,” ungkap Erwin Haryono, Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Kamis (15/8/2024).

Kontraksi Utang Luar Negeri Pemerintah

Sementara itu, utang luar negeri pemerintah mencatat penurunan pertumbuhan. Pada kuartal II 2024, posisi ULN pemerintah berada di angka USD 191,0 miliar, mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% yoy, melanjutkan tren dari kuartal sebelumnya yang sebesar 0,9% yoy.

Perkembangan ini terutama disebabkan oleh penyesuaian dalam penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, yang dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

PT Mitra Mortar indonesia

Erwin juga menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang tepat waktu. Selain itu, pengelolaan ULN dilakukan secara pruden, terukur, opportunistik, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang efisien dan optimal.

“Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, penggunaan ULN diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas, sambil tetap memperhatikan keberlanjutan pengelolaan ULN,” tambahnya.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah utamanya berada di Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9% dari total ULN pemerintah), diikuti oleh Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,8%), Jasa Pendidikan (16,8%), Konstruksi (13,6%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,5%).

Posisi ULN pemerintah dinilai terkendali karena hampir seluruhnya berjangka panjang, dengan proporsi mencapai 99,99% dari total ULN pemerintah.

Utang Luar Negeri Swasta Tetap Stabil

Di sisi lain, ULN swasta juga tetap terjaga. Pada kuartal II 2024, posisi ULN swasta mencapai USD 196,5 miliar, tumbuh 0,3% yoy setelah pada kuartal I 2024 mengalami kontraksi sebesar 1,2% yoy.

“Pertumbuhan ini didorong oleh ULN perusahaan nonlembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang tumbuh 0,6% yoy, sementara ULN lembaga keuangan (financial corporations) masih mencatatkan kontraksi sebesar 0,9% yoy,” jelas Erwin.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan kontribusi sebesar 79,1% dari total ULN swasta. ULN swasta juga didominasi oleh utang jangka panjang, yang mencapai 76,7% dari total ULN swasta.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan