Pertumbahan Berkelanjutan Pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan selama tahun 2023. Salah satu tren yang mencolok adalah meningkatnya jumlah perusahaan sektor energi hijau yang melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh 79 petinggi perusahaan yang mencari alternatif modal untuk memperluas produksi mereka. Selama tahun ini, sebanyak perusahaan resmi melaksanakan IPO di pasar modal Indonesia, mengumpulkan dana sebesar Rp 54,14 triliun.
Capaian ini merupakan rekor jumlah IPO terbanyak dalam kurun waktu satu tahun sepanjang sejarah, melampaui rekor sebelumnya yang terjadi 33 tahun yang lalu pada tahun 1990 dengan 66 perusahaan. Menariknya, mayoritas IPO yang dilakukan oleh perusahaan sektor energi baru terbarukan (EBT) atau energi hijau, seperti perusahaan sektor panas bumi dan sub-industri utilitas listrik.
Tren ramainya IPO ini berdampak pada pertumbuhan pasar modal Indonesia yang kini memiliki lebih dari 900 emiten. Dengan masih banyaknya perusahaan dalam antrian IPO di BEI, dapat diharapkan jumlah emiten akan terus bertambah di masa depan.
Pertumbuhan Berkelanjutan Pasar Modal Indonesia
Peningkatan jumlah perusahaan yang masuk ke pasar modal Indonesia juga diikuti oleh lonjakan jumlah investor baru. Selama tahun 2023, jumlah investor tumbuh sebesar 17,16 persen year to date (ytd), mencapai 12,15 juta investor pada tanggal 28 Desember 2023. Ini merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya yang mencatatkan 10,31 juta investor.
Artinya, hampir 2 juta investor baru telah berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian nasional melalui pasar modal sepanjang tahun ini. Jumlah ini merupakan peningkatan lima kali lipat dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya memiliki 2,48 juta investor. Hal yang menarik adalah sebanyak 56,47 persen investor berusia di bawah 30 tahun, menunjukkan potensi besar bagi perkembangan pasar modal Indonesia di masa depan. Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Luthfy Zain Fuady, menyatakan optimisme karena adanya generasi investor penerus yang dapat mendukung pertumbuhan pasar modal.
Meskipun demikian, pasar modal Indonesia masih memiliki beberapa tantangan. Mayoritas investor (62,33 persen) masih didominasi oleh laki-laki, dan sebesar 68,14 persen investor masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Untuk mencapai kesetaraan gender dan menjangkau investor di wilayah di luar Jawa, perlu dilakukan upaya lebih lanjut. Hal ini akan membantu menciptakan pasar modal yang lebih inklusif dan proporsional.
Dengan pertumbuhan berkelanjutan pasar modal Indonesia, terutama dalam sektor energi hijau, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan di masa depan.