Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus berupaya memperkuat Ekosistem Rantai Pasok nasional melalui program unggulan bertajuk Kemudahan Usaha Mikro untuk Bermitra atau Kumitra. Langkah ini diambil untuk memperluas kesempatan usaha bagi pelaku mikro agar bisa naik kelas dan berdaya saing di pasar nasional maupun global.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan, program Kumitra bukan sekadar inisiatif pendampingan, melainkan strategi menyeluruh untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat dari level paling bawah. “Selama ini, banyak pelaku usaha mikro yang berjuang sendirian tanpa kepastian pasar. Melalui Kumitra, kita ingin memastikan mereka punya jalur kemitraan yang jelas dalam Ekosistem Rantai Pasok formal,” ujarnya saat menghadiri kegiatan di Sukabumi, Kamis (9/10).
Menurut data Kementerian Investasi/BKPM, sejak 2022 hingga 2024 telah tercatat lebih dari 2.500 kesepakatan kemitraan antara usaha besar dan UMKM dengan total nilai mencapai Rp15,9 triliun. Kemitraan tersebut melibatkan 725 perusahaan besar dan lebih dari 1.500 pelaku UMKM di berbagai sektor industri.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci
Menteri Maman menjelaskan, potensi kemitraan masih sangat besar mengingat Indonesia memiliki lebih dari 64 juta pelaku UMKM. “Kita baru menyentuh sebagian kecil dari potensi yang ada. Masih banyak ruang untuk memperkuat jejaring bisnis, terutama dalam konteks Ekosistem Rantai Pasok yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Selain mendorong kemitraan usaha, program Kumitra juga berfokus pada pemberdayaan kelompok rentan, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas. “Sebagian besar pelaku usaha mikro adalah perempuan, khususnya ibu rumah tangga. Karena itu, kami berkomitmen menjadikan program ini sebagai ruang pemberdayaan ekonomi perempuan sekaligus memberikan akses bagi penyandang disabilitas,” ucap Maman.
Ia menambahkan, penguatan Ekosistem Rantai Pasok tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Kolaborasi lintas sektor antara publik dan swasta menjadi kunci keberhasilan. Kementerian UMKM menggandeng berbagai mitra strategis seperti Bank BJB, Alfamart, Indomaret, Pegadaian, Jamkrindo, Askrindo, Baznas, dan Bandung Kunafe untuk bersama-sama menciptakan rantai bisnis yang saling menguatkan.
“Kerja sama ini bukan hanya tentang penyerapan produk UMKM, tapi juga mencakup akses pembiayaan, pendampingan, serta pengembangan pasar yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dorong Pertumbuhan dan Inklusi Ekonomi
Melalui kolaborasi tersebut, pemerintah berharap pelaku usaha mikro tidak hanya mampu bertahan di tengah tantangan ekonomi, tetapi juga tumbuh dan menjadi bagian penting dalam rantai nilai ekonomi nasional. “Kita ingin mereka menghasilkan produk yang layak ekspor, memiliki akses permodalan yang kuat, dan mampu menembus pasar internasional,” ujar Maman.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzi menegaskan pentingnya kerja sama lintas kementerian sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto. “Upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan perempuan harus berjalan beriringan dengan penguatan sektor UMKM. Program Kumitra menjadi contoh konkret sinergi antarkementerian,” ucapnya.
Sebagai penutup acara, Menteri Maman bersama Menteri Arifah melepas ekspor perdana opak singkong produksi PT Gemilang Agro Inovasi—hasil karya penyandang disabilitas Sukabumi—ke Brunei Darussalam sebanyak 28.800 kemasan dengan nilai sekitar 18 ribu dolar AS.
