Kemenperin terus mendorong industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar global, termasuk bagi para pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Melalui berbagai program pendampingan, pemerintah berupaya meningkatkan daya saing produk lokal agar mampu menembus pasar ekspor. Salah satu IKM yang berhasil memanfaatkan program ini adalah CV. Kahla Global Persada, dari Sukabumi yang baru saja sukses mengirim produk keripik tempe ke Arab Saudi. Langkah ini menjadi pencapaian penting dalam upaya memperluas ekspor produk pangan Indonesia.
“Kami mengapresiasi pencapaian CV. Kahla Global Persada yang telah menunjukkan ketekunan dan semangat untuk berkembang hingga berhasil masuk ke pasar internasional. Semoga keberhasilan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan,” ujar Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin (10/2).
Menurut Reni, IKM sektor pangan memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga berpotensi merambah pasar ekspor. Namun, agar lebih kompetitif di tingkat global, pelaku usaha perlu terus meningkatkan standar kualitas, membangun brand yang kuat, serta berinovasi sesuai dengan tren pasar.
“Pemerintah terus berupaya memberikan dukungan kepada IKM pangan melalui berbagai insentif dan program strategis. Tujuannya agar mereka semakin unggul, mampu bersaing secara global, serta menjadi bagian dari rantai pasok industri besar,” tambahnya.
Sebagai bagian dari dukungan ini, Kemenperin berkomitmen membantu pelaku IKM dalam memasarkan produk ekspor yang sesuai dengan standar internasional dan kebutuhan pembeli luar negeri. Salah satu upaya tersebut adalah dengan memastikan bahwa produk yang dipasarkan memenuhi persyaratan ekspor.
Kinerja Ekspor Tempe Indonesia Meningkat
Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho, mengungkapkan bahwa ekspor tempe Indonesia terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2023, ekspor tempe dengan kode HS 21069097 mencapai 720,68 ton dengan nilai USD 2,43 juta, meningkat 35,47% dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain tempe dalam bentuk asli, Indonesia juga mengekspor produk tempe dalam bentuk keripik. Namun, hingga saat ini belum ada kode HS khusus untuk kategori produk tersebut. Sebagai gambaran, nilai ekspor satu kontainer 20 feet berisi keripik tempe diperkirakan mencapai USD 16.525,52 atau sekitar Rp 269,5 juta.
Bayu menambahkan bahwa CV. Kahla Global Persada merupakan salah satu IKM binaan Ditjen IKMA yang telah mendapatkan berbagai fasilitas pengembangan usaha. Pada tahun 2021, perusahaan ini memperoleh sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) yang memastikan keamanan dan kualitas produk pangan mereka. Selain itu, pada tahun 2020, mereka juga mendapat bantuan restrukturisasi mesin dan peralatan dengan subsidi potongan harga senilai Rp 11,47 juta.
“Program pendampingan dan sertifikasi ini bertujuan untuk memperkuat daya saing produk IKM, khususnya sektor pangan, agar dapat memenuhi standar global dan bersaing di pasar internasional,” jelas Bayu.
Peluang Ekspor IKM ke Berbagai Negara
Saat ini, CV. Kahla Global Persada memiliki kapasitas produksi sekitar 31.000 keping keripik tempe per bulan dan telah memperluas jangkauan pasarnya ke berbagai negara seperti Kanada, Norwegia, Malaysia, Australia, Belanda, Filipina, Vietnam, Hong Kong, Singapura, Jepang, Swiss, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Menurut Bayu, keterbukaan ekonomi melalui berbagai perjanjian perdagangan bebas telah menghubungkan pasar Indonesia dengan jaringan perdagangan global, membuka peluang lebih besar bagi ekspor produk IKM.
“Keberhasilan ekspor keripik tempe ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi IKM lain untuk memperluas pasar mereka, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional,” tutupnya.