Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa keberhasilan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 telah berhasil mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Keberhasilan tersebut tercermin dari meningkatnya penggunaan BI Fast dan transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP).
“Ada lima hasil utama yang lahir dari BSPI 2025. Di antaranya SNAP, BI Fast, QRIS, serta berbagai program elektronifikasi yang dirancang untuk mendorong digitalisasi di sektor pemerintahan. Hasilnya sangat jelas, pertumbuhan transaksi SNAP sangat mengesankan,” ungkap Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ryan Rizaldy, dalam diskusi media di Bali, Sabtu (24/8/2024).
QRIS dan BI-Fast Ungguli Transaksi Pembayaran Lainnya
BI mengakui bahwa perkembangan QRIS dan BI Fast terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya. Saat ini, banyak pedagang, termasuk penjual kecil, yang telah menggunakan QRIS dalam aktivitas pembayaran mereka.
“QRIS dan BI-Fast memang sangat menonjol saat ini. Kita bisa dengan mudah menemukan QRIS, tidak hanya di toko-toko besar, tetapi bahkan penjual kecil seperti pedagang bakso pun sudah menggunakannya. Ini sesuatu yang belum kita lihat beberapa tahun lalu,” tambahnya.
Bank Indonesia juga mencatat bahwa kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Juli 2024 tetap kuat, didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.
Dalam hal nilai transaksi besar, BI-RTGS mencatat peningkatan 15,36% (yoy) hingga mencapai Rp15.450 triliun. Sementara untuk transaksi ritel, volume transaksi BI-Fast tumbuh 65,08% (yoy) dengan mencapai 301,41 juta transaksi.
Transaksi perbankan digital tercatat sebanyak 1.845,27 juta transaksi, mengalami pertumbuhan 30,50% (yoy). Transaksi Uang Elektronik (UE) juga tumbuh 22,61% (yoy) dengan mencapai 1.272,35 juta transaksi.
Sebaliknya, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM atau debit turun 9,57% (yoy) menjadi 584,95 juta transaksi. Namun, transaksi QRIS terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, mencapai 207,55% (yoy), dengan pengguna mencapai 51,43 juta dan jumlah merchant sebanyak 33,21 juta.
Gubernur BI: Lonjakan Signifikan pada Transaksi QRIS
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Agustus 2024 di Jakarta, Rabu (21/8/2024), menyampaikan bahwa transaksi menggunakan QRIS mengalami lonjakan tertinggi secara tahunan pada Juli 2024, dengan peningkatan lebih dari 200 persen. “Transaksi QRIS terus tumbuh pesat, mencapai 207,55 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 51,43 juta dan jumlah merchant 33,21 juta,” jelas Perry.
Berbeda dengan QRIS, transaksi pembayaran melalui ATM atau debit justru mengalami penurunan sebesar 9,57 persen secara tahunan, dengan jumlah transaksi mencapai 584,95 juta. Sementara itu, transaksi kartu kredit tumbuh 15,35 persen (yoy) menjadi 39,83 juta transaksi.
Perry juga mencatat bahwa dalam hal nilai transaksi besar, BI-RTGS mengalami peningkatan 15,36 persen (yoy) sehingga mencapai Rp15.450 triliun. Sedangkan untuk transaksi ritel, volume transaksi BI-Fast tumbuh 65,08 persen (yoy) menjadi 301,41 juta transaksi.
“Transaksi perbankan digital tercatat sebanyak 1.845,27 juta transaksi atau tumbuh 30,50 persen (yoy), sedangkan transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 22,61 persen (yoy) mencapai 1.272,35 juta transaksi,” jelas Perry.
Di sisi lain, dari aspek pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) meningkat 9,45 persen (yoy) menjadi Rp1.041,02 triliun.
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia pada Agustus 2019, kini telah menjadi salah satu metode pembayaran yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.
QRIS tidak hanya memiliki dampak besar pada transaksi harian, tetapi juga membawa inovasi dalam dunia bisnis. Menurut laporan riset terbaru dari Populix berjudul “Understanding QRIS Usage and Its Impact on Daily Transaction,” 94% responden menyatakan pernah menggunakan QRIS untuk transaksi pembayaran dalam sebulan terakhir, terutama untuk membeli makanan dan minuman.