PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah berhasil memperluas inklusi serta literasi perbankan dan keuangan syariah melalui layanan agen laku pandai yang kini menjangkau daerah-daerah terpencil di seluruh Indonesia. Hingga Juli 2024, jumlah agen BSI mencapai 103.614, tersebar dari Aceh hingga Papua, dengan volume transaksi mencapai sekitar 15.000 transaksi yang bernilai Rp31 triliun.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengungkapkan bahwa keberadaan agen BSI semakin memperkuat layanan dan meningkatkan inklusi perbankan syariah di masyarakat. Perkembangan ini menunjukkan minat yang terus meningkat terhadap transaksi keuangan syariah, yang juga berkontribusi positif dalam menciptakan lapangan kerja baru melalui profesi sebagai agen BSI.
BSI Agen Sebagai Penggerak Ekonomi Syariah
“BSI memiliki harapan besar untuk menjadikan ekosistem syariah semakin berkembang dan memberikan dampak sosial serta ekonomi yang positif bagi masyarakat di masa depan. Melalui agen BSI, kami berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah di seluruh pelosok Indonesia,” kata Anton.
Anton juga berharap bahwa tingginya volume transaksi melalui agen BSI dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang terus berubah. Ia menambahkan bahwa sekitar 60% agen BSI beroperasi di Provinsi Aceh, sementara sisanya tersebar di Pulau Jawa.
Mayoritas agen BSI terdiri dari toko sembako dan toko pulsa, yang menunjukkan bahwa peran agen ini dapat diadopsi oleh berbagai lapisan masyarakat. Anton menambahkan, BSI memiliki standar khusus bagi calon agen untuk memastikan layanan yang diberikan memenuhi kualitas yang diharapkan.
“Kami menetapkan standar dan memberikan pelatihan yang memadai kepada calon agen agar mereka dapat memberikan layanan terbaik sesuai standar perusahaan,” jelas Anton.
Komitmen OJK dalam Mewujudkan Inklusi Keuangan
Program agen laku pandai ini sendiri merupakan inisiatif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertujuan menyediakan layanan perbankan atau keuangan lainnya melalui kemitraan antara bank dan pihak ketiga (agen bank), yang didukung oleh teknologi informasi.
Agen laku pandai hadir sebagai bagian dari komitmen OJK dan industri perbankan dalam mendukung inklusi keuangan, sesuai dengan aspirasi pemerintah Indonesia yang menetapkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012. Salah satu program utama dari SNKI adalah branchless banking melalui agen laku pandai.
Untuk tahun ini, BSI berfokus pada penyebaran layanan agen di wilayah-wilayah potensial, dengan strategi seperti pembinaan UMKM, warung kelontong, serta komunitas atau ekosistem halal, sehingga layanan perbankan dan keuangan syariah dapat terus dioptimalkan terutama di daerah pedesaan dan wilayah yang sulit dijangkau oleh kantor cabang.
“Kami berharap dapat menciptakan peluang baru bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga mereka,” tutup Anton.