Tak ada yang menyangka, di balik seragam loreng khas TNI AD, ternyata sukses membangun bisnis tas rajut skala nasional. Indah Setyawati yang merupakan anggota TNI AD Semarang ini memang kerap tertarik dengan dunia seni, salah satunya seni merajut. Jadi tidak heran ia mampu melihat peluang cerah dari usaha fesyen rajut yang menjadi salah satu tren fesyen saat ini.
Bermodal Rp 5 juta di tahun 2011, ia pun merintis usaha tas rajut dengan brand Trisan House. Dua bulan ia mulai memproduksi tas rajut dengan bantuan pengrajin di daerah Yogyakarta. “Setelah beberapa produk selesai dibuat, saya posting di facebook. hingga akhirnya ada orang-orang yang memnawar produk saya. Dari sanalah saya merasa bila usaha ini memiliki prospek bagus,” terangnya.
Semakin berkembangnya tren fesyen rajut, diyakini wanita yang akrab disapa Indah ini, memiliki peluang yang sangat cerah. Namun persaingannya sejak tahun 2014 cukup ketat karena rajutan ini sudah bukan barang yang langka. Dan penjahit-penjahit tas dan sepatu untuk finishing akhir pun sudah menjamur di lingkungan sekitar. Material bisa dengan mudah dibeli secara eceran sehingga bukan mustahil kalau tas rajut saat ini sudah ngetrend tidak lagi menjual merk atau brand.
Namun, tentu saja dengan mempertahankan kualitas yang ada dalam hal ini seperti kualitas material dan teknik tarikan rajutannya serta kerapihan dan kekuatan saat finishing tas, menjadi daya tarik tersendiri bagi produk buatannya. Menrut Indah, jangan sampai konsumen kapok membeli ke produknya. Karena dengan keyakinan “mouth of world” yaitu dari mulut ke mulut produk Trisan House akan besar dengan sendirinya.
Tas Rajut Full Colour. Demi memanjakan konsumennya, Indah pun menciptakan banyak desain tas rajut terbaru model modern, mulai dari satchel, tote bag, shoulder, hobo, tas rajut slempang, hingga tas ransel. Harga yang ditawarkan dari masing-masing produk tersebut bervariasi, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 600 ribu. Biasanya harga tas rajut yang paling murah adalah tas rajut selempang dengan kisaran harga Rp 200 ribu, karena menggunakan material yang murah, yakni benang polyester dan teknik pengerjaannya pun mudah. Untuk tas ukuran sedang dijual dengan harga bekisar rp 300 ribu per item, dan yang paling mahal Rp 600 ribu biasanya pada tas yang memiliki kerumitan teknik rajut dan perpaduan warna yang cukup banyak.
Ciri khas dari produk ala Trisan house ini adalah penggunaan warna benang yang full colour. Menurutnya saat ini tren fesyen lebih kepada penggunaan warna cerah, tak heran kerap bermain dengan warna-warna cerah untuk semua produk tas rajut. “penggunaan jenis benang boleh sama dengan jenis benang competitor. Namun dari segi desain, dan pemilihan warna tas, saya merasa produk Trisan House lebih unggul,” terangnya. hal ini terbukti dengan banyaknya pelanggan tas rajut milik Indah. Bahkan di setiap bulannya ia mampu menjual ratusan item tas.
Tak hanya dari segi pemilihan warna, keunikan tas yang diciptakan Indah dengan perpaduan berbagai macam tusuk rajut. Mulai dari tusuk dasar, yakni tusuk depan dan tusuk belakang, hingga tusukan yang lebih spesifik lagi seperti half double crochet, front post double crochet, back post double crochet, bobbles crochet, cluster crochet, popcorn crochet, single crochet decrease, double treble crochet, dan masih banyak lagi. Dengan beragam tusukan yang digunakan, tak hanya mempercantik desain tas, tetapi juga memunculkan kekhasan yang pastinya berbeda dengan tas-tas kebanyakan.
Dari banyak jenis tas yang ditawarakan, tas rajut Sholder tali dua, yang bisa dipakai dengan cara dijinjing atau dicangklong, merupakan produk yang paling laris dipesan konsumen. Untuk penggunaan warna, yang paling digemari adalah tas dengan pilihan warna pudding, yakni dalam satu tas menggunakan tiga warna.
Produksi untuk sebuah desain tidak dibatasi banyaknya. “Untuk sebuah desain bisa kami buat hingga ratusan pieces. hal tersbut kami lihat dari permintaan pelanggan. Bila tidak ada permintaan lagi pada desain tersebut, nggak akan dibuat,” terang wanita usia 42 tahun. Tak hanya ingin mengembangkan desain itu-itu saja, Inda pun selalu menciptkan berbagai inovasi tas rajut baru yang mampu memikat para konsumennya. Salah satu produk terbaru yang berdesain unik adalah clutch atau tas pesta rajut, dengan aksen bunga rajut di bagian depannya.
Strategi Pemasaran. Dengan keunikan dan bisa dipakai oleh siapa saja, produk tas rajut Trisan house ini menyasar semua kalangan, baik orang tua hingga anak dewasa. Melihat harga tas yang sedikit lebih mahal daripada tas biasa, produk ini lebih menyasar pada konsumen kelas menengah dan middle up.
Untuk melihat minat pasar, di awal usaha Indah selalu menggunakan jejaring sosial yakni facebook sebagai media pemasarannya. “Awal saya membuat produk, langsung di-share lewat facebook. ternyata banyak yang minat,” terangnya. Merasakan apresiasi masyarakat terhadap produknya kian meningkat, ia mulai meningkatkan jumlah produksi tas rajutnya dan membuka toko offline, yakni sebuah website usaha yang mendisplay semua produk buatannya.
Selain pemasaran online, Indah juga memanfaatkan pemasaran mulut ke mulut. Menurutnya, strategi promosi tersebut lebih efektif memperkenalkan keunikan produknya di masayarakat secara luas. Tak hanya itu, ia juga kerap mengkuti berbagai event pameran dan bazaar baik skala lokal maupun nasional.
Agar lebih berkemabang lagi, ia juga memanfatkan sistem reseller untuk menjangkau konsumen hingga pelosok. Tak heran dengan sistem pemasaran yang sangat aktif, membuat produk tas rajut Trisan House sudah dikenal di seluruh Indonesia. Dengan penjualan per bulan menembus hingga 600 pieces, Indah pun mampu meraup omset hingga ratusan juta rupiah. Keuntungan yang didapatkannya pun bisa mencapai 40 persen lebih.