Tak ingin kehilangan moment bersama anak-anak, membuat Umu Layyin berhenti mengajar dan fokus menjadi Ibu Rumah Tangga. Namun kabiasaannya beraktivitas membuatnya mencari kegiatan positif yang juga menambah pundi-pundi penghasilan keluarga. Dengan mengandalkan kemampuannya ia memilih menjual aneka kue dan snack box. Usaha yang dilakoni sejak 2017 itu berkembang menjadi usaha minuman jus buah segar dan kue gabin. “Sampai sekarang yang paling diminati kue gabin dan jus layyin,” ujarnya.
Ia menjual 1 botol jus buah Mangga, Jambu, Jeruk dan Sirsak dengan harga Rp 7 ribu yang dijual di warung-warung sekitar Jalan Raya Cijantung, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Depok, Jawa Barat. “Jus Layyin dipastikan murah meriah dan berkualitas serta aman dikonsumsi karena tidak mengunakan pewarna,” ujarnya.
Segmentasi pasar yg dituju adalah pembeli warung kelontong mulai dari pelajar, ibu-ibu hingga para driver ojek online. Dengan dana yang terbatas mereka bisa menikmati kue gabin yang nikmat dengan minuman penutup jus buah segar yang murah meriah dan menyehatkan.
Perempuan yang akrab disapa Umi layyin ini telah mengalami jatuh bangun dalam usaha. Meski demikian, ia meyakini rejeki telah ada yang mengatur. “Banyak yang jual produk sama, bahannya sama, tapi rasanya belum tentu sama. Makanya saya sangat menjaga kualitas jus dan kue yang saya buat,” papar perempuan kelahiran Jakarta 12 Juli ini.
Pertemuannya dengan banyak pengusaha UKM melalui bimbingan Pengusaha Catering sukses Aloh Marchamah, Pemilik Daun Ketumbar Catering, membuatnya mendapat ide baru untuk mengembangkan usahanya. Salah satunya kini ia memiliki menu andalan baru yakni Jengkol dengan bumbu ala Daun Ketumbar (DK).
“Jengkol ala DK Jengkol yang saya buat diolah berulang kali dengan cara di presto dan memakai bumbu dapur pilihan sehingga bisa menghilangkan bau tajam dari jengkol. Hasilnya, rasa kenyal-kenyal, gurih dan lezat. Banyak yang sudah mencoba, dan mereka suka karena nggak bau jengkol pasca mereka ke kamar mandi. Bahkan mulut pun nggak bau jengkol, meski baru saja makan jengkol buatan saya,” ujarnya bangga.
Menurutnya berjualan Jengkol ala bumbu DK, hasilnya sangat laris manis sehingga Umi Layyin mengaku banyak mendapat pesanan. “Saya jual Jengkol Rp.15 ribu/bungkus atau Rp 40 ribu dengan wadah isi 1/4 kg,” tukas perempuan yang memproduksi kue, jus dan jengkolnya di rumah nya dengan alamat Grogol Krukut, Gg Tower, Depok, Jawa Barat itu.
Dipenghujung perbincangannya dengan Berempat.com, Umi Layyin berpesan jika manusia harus berusaha, jaganlah hanya meminta mencaci dan mengucilkan. Lihatlah kedepan, semakin jauh memandang semakin luas untuk maju.
“Semangatlah menjadi seorang ibu. Alhamdulillah banyak dipertemukan para ibu-ibu tangguh lainnya dalam para komunitas pengusaha yang dipimpin Ibu Aloh Marchamah. Semngat untuk maju semakin kuat, kita saling mendukung untuk lebih maju lagi, dan mendorong semangat untuk gigih. Tapi kita tidak boleh dan melalikan perintah Allah. Kita menjalankan ilmu yang bermanfaat, agama yang baik dan beramal sholeh. Itu yang kita terapkan didiri kita. Jangan saling menjatuhkan sesama usaha,” pungkas pemili akun IG @umu layyin.