Menko Perekonomian, Darmin Nasution akhirnya angkat bicara terkait mahalnya tiket pesawat. Menurutnya mahalnya tiket pesawat berimbas pada menurunnya jumlah penumpang serta membuat industri pariwisata dan bisnis hotel ikut terdampak.
Seperti diketahui tiket pesawat sudah meroket sejak November 2018 dan sempat viral, karena masyarakat menjerit dan bandara pun sepi. Bahkan banyak masyarakat memilih terbang dengan maskapai asing (Air Asia) transit di Singapura atau Malaysia demi tiket yang jauh lebih murah dari maskapai domestik.
Lebih jauh Darmin mengatakan jika sektor riil terganggu, maka berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengeluhkan salah satu dampaknya tak tercapainya target pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2019.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi yang seharusnya bisa mencapai 5,1-5,2% namun nyatanya anjlok ke angka 5,07% saja. Angka ini jauh dibawah pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 yang mencapai 6,2%.
Darmin pun tak setuju dengan solusi mengatasi tiket mahal dengan mengundang maskapai asing. Menurutnya hal tersebut justru akan membuat maskapai dalam negeri (Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group) babak belur.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu Presiden Jokowi memberi solusi jitu menurunkan harga tiket pesawat dengan mengundang maskapai asing masuk ke dalam negeri. Undangan ini pun direspons banyak maskapai asing asal China yang siap mengarap rute-rute domestik.
Padahal maskapai China pun kalah saing di negerinya sendiri lantaran gempuran maskapai asing yang diizinkan beroperasi di China.