MenKopUKM Optimistis Startup Lokal Siap Masuki Pasar Global

0
490
MenKopUKM Optimistis Startup Lokal Siap Masuki Pasar Global
MenKopUKM Optimistis Startup Lokal Siap Masuki Pasar Global (Dok Foto: KemenkopUKM)
Pojok Bisnis

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan optimisme bahwa startup lokal Indonesia telah siap untuk menjangkau pasar global. Hal ini disampaikan dalam acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Kamis (16/5), yang mempertemukan 15 startup lokal terkurasi dengan investor dan venture capital global.

Menurut Teten, langkah ini merupakan salah satu solusi finansial untuk mendukung pertumbuhan startup di Indonesia.

“Pertemuan ini akan membuka kesempatan bagi para startup potensial di Asia, khususnya Indonesia, yang memiliki potensi besar dalam pengembangan startup,” ujarnya.

Sejak 2023, KemenKopUKM telah merancang program Startup Go Global, bekerja sama dengan berbagai negara seperti Korea, Jepang, Belanda, dan Australia.

PT Mitra Mortar indonesia

Teten menekankan bahwa kegiatan semacam ini memberikan peluang besar bagi investor dan venture capital untuk melihat langsung ekosistem startup Indonesia, termasuk kemampuan, potensi pengembangan, serta kebutuhan pendampingan usaha.

Beberapa startup yang berpartisipasi dalam acara ini antara lain Dagangan, Bengkel Mania, Djoin, Zendz, Arconesia, Planawood, Qasir, Inspigo, Beli Ayam, Epitlu, Surplus, myECO, MMHC, Silang, dan Crustea.

“Kami aktif mendukung pengembangan startup untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas,” kata Teten.

Pertumbuhan Startup di Indonesia

Indonesia kini menempati peringkat keenam dunia dalam jumlah startup, dengan 2.324 startup pada 2022 yang meningkat menjadi 2.558 pada 2023, menunjukkan pertumbuhan sebesar 9,15 persen.

“Program inkubasi dan pembiayaan kami telah membina lebih dari 500 startup dalam tiga tahun terakhir,” tambahnya.

Namun, Teten juga mengakui tantangan yang dihadapi startup dalam masa 3-5 tahun pertama, terutama dalam mengakses pembiayaan. “Bank konvensional sering kali tidak dapat memenuhi kebutuhan startup karena persyaratan aset sebagai kolateral,” jelasnya.

Kolaborasi antara KemenKopUKM dan DBS Digital Economy Group diharapkan tidak hanya memberikan solusi finansial, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan inovasi startup.

Dukungan Pembiayaan dan Pendanaan

Teten menjelaskan empat fase penting dalam perkembangan startup: kesesuaian solusi masalah, pasar produk, model bisnis, dan keberlanjutan.

Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, juga menekankan pentingnya event seperti ini untuk membangun jejaring dan peluang kolaborasi. “KBRI Singapura akan terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital kedua negara,” ujar Suryo.

Group Head of Institutional Banking DBS, Tan Su Shan, menyoroti pesatnya perkembangan ekonomi digital Indonesia yang didukung oleh infrastruktur digital, pendidikan transformatif, generasi muda melek digital, dan budaya inovasi.

Dia mengatakan bahwa dengan lebih dari 220 juta pengguna internet, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia.

Tan Su Shan juga menekankan pentingnya penguatan ide dan pengembangan SDM untuk mendukung pertumbuhan sektor digital.

Indonesia kini menjadi pasar strategis bagi DBS, dan pihaknya bangga menjadi katalis dalam penguatan jejaring antara startup dan venture capitalists.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan