Evermos, startup teknologi asal Bandung, baru-baru ini berhasil meraih pendanaan seri C sebesar USD 39 juta atau sekitar Rp 585 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC), sebuah lembaga keuangan yang terkait dengan Bank Dunia.
Selain IFC, investor lain yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini adalah Jungle Ventures, Shunwei Capital, UOB Venture Management, dan Telkomsel Mitra Inovasi. Selain itu, ada juga mitra investor baru yang bergabung dalam pendanaan ini, yaitu SWC Global, Endeavor Catalyst, dan Uni-President Asset Holdings.
Evermos, yang didirikan pada November 2018, berfokus pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Mereka mencatat bahwa hanya sekitar 0,5% UMKM yang dapat berkembang, dan salah satu tantangannya adalah logistik. Dengan geografi Indonesia yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau dengan jarak mencapai 5.100 kilometer dari barat ke timur, ekspansi nasional menjadi mahal dan memakan waktu, terutama di kota-kota dengan tingkat kategori yang lebih rendah.
Ghufron Mustaqim, salah satu pendiri sekaligus CEO Evermos, mengatakan, “Kami akan terus memanfaatkan inovasi untuk menghubungkan brand lokal dengan pelanggan di kota-kota dengan tingkat kategori yang lebih rendah secara lebih efisien.”
Startup Evermos memungkinkan pemilik merek atau brand untuk mengakses 500 kota melalui 160 ribu reseller yang beroperasi di platform mereka. Selama periode 2020 hingga 2022, Evermos mencatat pertumbuhan nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Value/GMV) sebanyak 17 kali lipat.
Dalam penggunaan dana segar ini, Evermos memiliki beberapa rencana strategis. Pertama, mereka akan memperkuat jaringan reseller dengan memperdalam penetrasi di Jawa dan melakukan ekspansi ke Sumatera. Selain itu, mereka juga akan memperluas layanan di seluruh rantai nilai ritel untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Selanjutnya, mereka akan memimpin upaya pengembangan keterampilan bagi reseller dengan memperluas basis pelanggan melalui iklan digital di luar jaringan pribadi. Evermos mencatat bahwa penjualan bagi reseller yang menggunakan alat-alat digital meningkat hingga 18 kali lipat dibandingkan dengan yang hanya mengandalkan jaringan pribadi. Terakhir, Evermos akan mendukung pengembangan berbagai tools dan solusi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk membantu reseller memahami konsumen lebih baik melalui Customer Relationship Management (CRM).
Randall Riopelle, Acting Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste, menyatakan bahwa mendukung platform social commerce seperti Evermos dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka akses ke pasar, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan jutaan UMKM dan pengusaha.
“Investasi kami di Evermos tidak hanya akan mendorong kemakmuran bersama dan inklusi keuangan dan digital, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam memajukan ekonomi digital yang terus berkembang pesat di Indonesia,” tambah Riopelle.
Yash Sankrityayan, Managing Partner di Jungle Ventures, juga menambahkan dukungannya terhadap Evermos, yang telah didukung oleh perusahaan sejak putaran pendanaan seri A pada tahun 2019. Yash menjelaskan bahwa Evermos telah berhasil menjalin jaringan distribusi terbesar untuk produk konsumen diskresioner di seluruh Indonesia, sambil memberikan penghasilan signifikan bagi ratusan ribu penduduk di kota-kota dengan tingkat kategori 2 dan 3.
Wendi Xiang, Vice President SWC Global, menyatakan fokus perusahaan pada pertumbuhan startup Asia di sektor-sektor seperti Mobile Internet, Deep Technology, dan Consumer Internet of Things (IoT). Wendi mengakui pertumbuhan yang mengesankan dari Evermos dengan dasar bisnis yang kuat, serta dampak sosial positif yang telah diberikan kepada reseller di kota-kota dengan tingkat lebih rendah dan daerah pedesaan Indonesia.
Mia Melinda, CEO Telkomsel Mitra Inovasi, menambahkan bahwa Evermos telah menjadi pelopor dalam layanan yang memberdayakan individu dari kelompok rentan, dan membuktikan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.