Target Gen Z di Bisnis Kuliner? Begini Cara Bikin Mereka Jatuh Hati

0
10
Target Gen Z di Bisnis Kuliner? Begini Cara Bikin Mereka Jatuh Hati
Target Gen Z di Bisnis Kuliner? Begini Cara Bikin Mereka Jatuh Hati (Foto Ilustrasi)
Pojok Bisnis

Banyak pelaku usaha makanan sekarang ngebidik anak muda karena perilaku belanja mereka unik, aktif di digital, dan doyan coba hal baru. Kalau bisnis kamu memang mengincar Target Gen Z di Bisnis Kuliner, penting banget ngerti pola pikir dan kebiasaan mereka, bukan cuma ikut tren menu viral. Gen Z seneng pengalaman, cerita di balik produk, dan keterlibatan komunitas. Jadi kalau mau serius main di segmen ini, strategi Target Gen Z di Bisnis Kuliner harus lebih dari sekadar rasa enak—harus visual, relevan, dan interaktif.

Gen Z tumbuh di era konten cepat: scroll, klik, beli. Mereka gampang penasaran, tapi juga gampang pindah kalau branding hambar. Kabar baiknya, mereka royal kalau sudah “connect” secara emosional atau identitas. Nah, mari bedah langkah-langkah yang bisa bikin brand kuliner kamu jadi langganan Gen Z.

Strategi Praktis Menembus Selera Gen Z di Bisnis Kuliner

1. Visual First: Makanan Harus “Selfieable”

Gen Z makan dengan mata dulu. Pastikan plating, kemasan, atau warna minuman bikin pengen difoto. Cup lucu, stiker limited, atau topping ngejreng sering jadi alasan mereka beli kedua kalinya.

2. Cerita di Balik Menu

Jangan cuma tulis “es kopi gula aren”. Ceritain asal bahan, siapa roasternya, atau momen minum yang pas. Cerita singkat di menu board atau caption IG bisa bikin brand terasa hidup.

PT Mitra Mortar indonesia

3. Menu Limited Edition & Seasonal Drop

Gen Z suka FOMO. Rilis menu edisi terbatas tema film, konser, musim liburan, atau kolaborasi dengan kreator lokal. “Cuma 7 hari!” jauh lebih memicu aksi daripada “tersedia setiap hari”.

4. Harga Bertingkat Biar Nggak Serba Mahal

Bikin 3 level harga: hemat (untuk nongkrong harian), mid (favorit), premium (signature/limited). Dengan begitu, pelajar tetap bisa jajan, sementara yang pengin gaya punya opsi lebih mahal.

5. Sistem Order Fleksibel

Integrasikan pemesanan lewat QR, aplikasi delivery, atau pre-order untuk pick-up. Gen Z suka cepat, cashless, dan jelas harga totalnya.

6. Jadikan Pelanggan Kreator Konten

Ajak pelanggan bikin konten: challenge video makan pedas, bikin versi topping sendiri, atau review singkat yang kamu repost. Konten UGC (user generated content) bikin brand lebih dipercaya daripada iklan biasa.

7. Mainkan Komunitas & Event Kecil

Gen Z suka ngumpul. Bikin open mic malam Jumat, turnamen mini game mobile, atau workshop latte art. Begitu tempat kamu jadi “basecamp”, repeat order bakal ngalir.

8. Transparansi & Nilai Sosial

Isu lingkungan, bahan halal, penggunaan bahan lokal—semua penting. Kalau brand peduli hal ini, tampilkan jelas. Gen Z menghargai brand yang punya sikap.

9. Aktif di Platform yang Mereka Pakai

IG buat visual, TikTok buat behind-the-scenes & viral konten pendek, WhatsApp Catalog buat order cepat, dan mungkin Discord/Telegram buat komunitas khusus member. Setiap platform beda gaya komunikasinya.

10. Respons Cepat = Poin Tambah

DM dibalas, keluhan ditindak, dan review dihargai. Gen Z sering share pengalaman—yang positif bisa jadi promosi gratis, yang negatif bisa viral kalau diabaikan.

Contoh Kampanye Mini 7 Hari Buat Ngetes Pasar Gen Z

Hari 1–2: Drop teaser menu warna-warni.
Hari 3: Video TikTok “buka box + reaction.”
Hari 4: Challenge foto dengan hashtag khusus; repost favorit.
Hari 5: Diskon kecil untuk pelajar (tunjukkan kartu).
Hari 6: Live IG dari dapur atau proses racik menu.
Hari 7: Umumkan menu paling laris + bonus topping untuk pembelian ulang.

Masuk ke segmen anak muda nggak harus mahal, tapi harus peka. Dengan memahami pola pikir, kebutuhan sosial, dan cara mereka konsumsi konten, strategi kuliner bisa jauh lebih nempel. Ingat: rasa enak itu pondasi, tapi pengalaman, komunitas, dan cerita adalah yang bikin brand kamu dibicarakan, di-tag, dan direkomendasikan.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan