Emiyati memulai usaha membuat produk sirup jeruk kalamansi yang menjadi produk oleh-oleh khas Bengkulu sejak Desember 2001. Di awal merintis usaha tantangan dirasakan saat memperkenalkan sirup jeruk kalamansi pada masyarakat yang belum mengetahui tentang kalamansi, apalagi saat itu belum ada medsos.
Keistimewaan produknya adalah diproduksi tanpa bahan pengawet, pewarna, perasa. “Sirup jeruk kalamansi diolah menggunakan jeruk kalamansi segar dan gula premium,” jelasnya.
Produk dengan brand Sirup Jeruk Kalamansi Putri Bengkulu terinspirasi dari anak pertamanya perempuan dan produk ini dari Bengkulu. Selain itu melalui merek ini Emiyati ingin memperkenalkan bahwa sirup jeruk Kalamansi berasal dari Bengkulu.
Untuk saat ini produknya sirup dan ready to drink dengan harga untuk 1000ml Rp50 ribu, 500ml Rp27 ribu, 350ml Rp20 ribu, 250ml Rp15 ribu, dan ready to drink 250ml Rp 5 ribu.
Kini ia dibantu 6 orang karyawan dan sudah memiliki gerai sendiri di pusat oleh-oleh khas Bengkulu. Selain itu memasarkan secara online, melalui medsos facebook, instagram kalamansi_putribengkulu, marketplace dan mengikuti pameran di dalam maupun di luar provinsi Bengkulu.
Konsumennya berasal dari pulau Sumatra dan pulau Jawa, serta sudah banyak langganan dan reseller. “Saya membuka peluang untuk menjadi reseller. Persyaratannya adalah kejujuran dan bisa diajak bekerjasama dangan kami,” jelas wanita yang hobi memasak.
Dalam sebulan ia bisa memproduksi kurang lebih 2500 botol Sirup. Pengalaman membangun usaha ini menurut Emiyati luar biasa perjuangannya tapi berbuah manis.
“Saya juga pernah mengalami masal sulit di awal membangun usaha saat produk ini belum kenal oleh masyarakat dan banyak produk yang tidak terjual. Di tahun 2020 ini juga terkena dampak Covid-19. Untuk itu, supaya tetap bertahan di bisnis ini yang paling penting adalah kejujuran, tetap menjaga kualitas produk, banyak promosi dan selalu belajar,” terang Ibu dari 1 putri dan 1 putra ini.