Warung seafood ini, katakan warung A, berdiri tahun 2004-an. Dengan memakai tenda dan berada di trotoar jalan, di depan toko yang tutup kalau malam hari. Pada radius 3 km, ada warung tenda seafood juga, sebutlah warung B. Menunya hampir sama, yaitu kerang, ikan baronang, kepiting, udang, dan cumi dengan pilihan goreng kering, rebus, dan goreng saus.
Kalau dari segi lokasi, warung B ini lebih strategis karena jalur lalu lintasnya lebih ramai dan berderetan dengan warung-warung tenda makan lain seperti Chinese food dan martabak. Warung B ini selalu ramai dengan pelanggan. Parkiran di bahu jalan sering penuh. Sebenarnya rasa masakannya standar. Karena sering tidak kebagian parkir dan malas menunggu kursi yang kosong, saya beralih ke warung seafood A yang sepi.
Karena di awal buka, biasanya saya yang jadi pelanggan warung A, jadilah saya kenal dengan pemiliknya. Kami sering berbincang-bincang tentang warung tendanya. Saya biasa memesan beberapa menu seperti kerang goreng. Pada hari lain saya mencoba ikan, lalu udang, dan juga kepitingnya. Tak lupa pula saya mencicipi menu tumis kangkungnya. Karena sudah akrab, pemiliknya pernah saya antar pulang karena arahnya yang sama dengan perjalanan saya. Selama itu pula dia sering konsultasi dengan saya dan saya berikan tips-tips jitu.
Saya katakan sebenarnya koki yang menggoreng cukup pintar karena rasa masakannya juga enak. Memang pada awal dia buka, layanan yang diberikan kurang lengkap, lampu penerangan di meja kurang terang. Tidak ada wastafel untuk mencuci tangan, meja dan kursinya kurang bagus. Lalu yang terpenting, tampilan tendanya tidak tampak. Tidak ada papan nama atau spanduk yang jelas terlihat. Apalagi kalau malam hari, tertutup beberapa pohon besar.
Lalu sembari mengobrol, saya sarankan untuk membuat tampilan warung tendanya yang lebih mencolok mata. Dia mulai melakukan pembenahan. Dia pasang spanduk dengan gambar-gambar ikan, cumi, kerang, udang berwarna warni dan dengan jelas terbaca tulisan seafood. Lalu dia pasang lampu neon khusus berwarna–warni yang membentuk huruf seafood yang jelas. Dia pasang papan nama neon ini dekat pohon dan mengarah ke jalan. Lampu-lampu neon di setiap meja diperbanyaknya sehingga semakin mampu mencuri perhatian. Kursi dan meja diperbarui, lebih bersih dan nyaman. Lalu tempat memasak dan dapurnya didesain agak ke depan, sehingga menguatkan eksistensi adanya warung makan seafood. Tempat parkir agak naik ke trotoar sehingga memberi kenyamanan pengendara saat parkir. Lalu dia sediakan juga wastafel untuk mencuci tangan pelanggan.
Dengan pembaruan ini, dalam waktu 6 bulanan mulai tampak hasilnya. Kapasitas tempat duduk yang semula hanya terisi 20% atau sering hanya terisi saya sendiri, mulai 50% diisi pengunjung. Dari segi harga, sedikit lebih murah dari warung B. Setelah dua tahun, warung A ini penuh pelanggan. Saat ini kalau saya datang, seringkali tidak kebagian tempat duduk. Sebaliknya, saya amati warung B agak sepi. Rupanya banyak pelanggan dari B beralih ke A. Efek komunikasi dari mulut ke mulut juga sangat berperan di bisnis makanan. Jadinya banyak pelanggan yang mulai tahu dan merasakan enaknya warung A mulai menceritakan ke relasi-relasinya.
Nah sekarang bagaimana dengan warung saudara Anam? Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:
- Coba Anda amati apakah pembeli yang pernah makan datang kembali ke Anda? Kalau ya, berarti rasa masakan seafood Anda sudah cocok. Kalau jawabannya tidak, bisa jadi rasa makanan Anda belum cocok dengan lidah pelanggan atau layanan (service) karyawan Anda buruk. Jadinya mereka hanya beli sekali lalu tak kembali. Untuk itu perbaiki resep masakannnya kalau pelanggan belum kembali. Buat lebih enak sembari ciptakan menu baru unggulan. Misal “Kepiting Bunting Saus Raja” atau yang lain yang unik. Buat juga menu-menu paket supaya pelanggan memesan lebih banyak. Misal paket menu makan berdua atau makan berempat. Selain itu layanan juga diperbaiki, misal pramusaji berseragam rapi, murah senyum, lebih ramah dan sopan pada pelanggan.
- Coba Anda rancang tempat makan Anda lebih ngejreng, lebih mencolok mata. Seperti cerita di atas, pasang lampu-lampu atau papan nama yang tampak jelas. Tujuannya supaya semakin banyak orang yang lewat dan menoleh lalu mampir ke tempat makan Anda. Taktik ini “menunggu bola”.
- Lakukan taktik “menjemput bola”. Lakukan penawaran ke perumahan sekitar pada radius 1-2 km dengan menyebar brosur menu makanan seafood Tawarkan layanan pengiriman (delivery order) sehingga bisa pesan makanan lewat telepon.
- Kalau dimungkinkan buat database pelanggan dengan memberi kartu keanggotaan. Minta nama, nomor kontak HP, dan tanggal ulang tahunnya. Kita berikan ucapan dan harga khusus buat pelanggan yang merayakan ulang tahunnya sehingga menarik banyak pembeli baru.
Akhir kata, saya ucapkan selamat mencoba taktik-taktik ini dan semakin laris bisnis seafood Anda!
oleh: Yoyok Idrayatmo
Pengamat Marketing