Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2018 menyatakan sebanyak 417 juta orang di dunia menderita herpes genital. Namun, pengetahuan masyarakat di seluruh dunia tentang penyakit ini, termasuk di Indonesia, masih sangat kurang.
Herpes genital memang jarang menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini bersifat
kronis, dapat bertahan selama bertahun-tahun atau seumur hidup, menular melalui
kontak seksual dan dapat mengenai pria maupun wanita. Walaupun pengobatan
supresi dapat membantu, jika sudah terkena, virus akan tetap berada dalam tubuh, alias tidak dapat diobati secara permanen.
“Masih banyak yang salah membedakan antara herpes zoster dan herpes genital.
Herpes zoster merupakan reaktivasi virus cacar air, sedangkan herpes genital adalah infeksi menular seksual (IMS) yang diakibatkan Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1 dan 2. Tipe 1 biasanya ditularkan melalui oral ke oral, sedangkan tipe 2 melalui aktivitas seksual,” tutur Dr. dr. Wresti Indriatmi, Sp.KK(K), M.Epid, kepada media di Jakarta belum lama ini.
Menurutnya saat pertama kali terkena herpes genital, tubuh menunjukkan
gejala seperti sariawan atau lesi bernanah. Dalam lesi inisial nonprimer, tubuh sudah terlebih dahulu membentuk antibodi sehingga virus tidak menunjukkan gejala. Dalam episode kambuhan, virus yang sudah ada dalam tubuh, menunjukkan gejalanya saat
antibodi menurun.
“Di RS Cipto Mangunkusumo, penderita herpes genital di rentang usia dewasa muda, antara 20 hingga 40 tahun. Pasien termuda 16 tahun, tertua 64 tahun. Persentase pasien pada 2016 sebanyak 2,95% terdiri atas 4 pria, 8 wanita; pada 2017 sebanyak 3,37% terdiri 6 pria, 6 wanita; pada 2018 sebanyak 3,77% terdiri atas 7 pria, 8 wanita. Dari kasus tersebut, 60% kasus herpes atypic, yakni tidak menunjukkan gejala khas
dan untuk mendeteksinya dibutuhkan pemeriksaan lab HSV dan PCR; 20%
asymptomatik atau yang tidak langsung menunjukkan gejala; sisanya jenis typical atau yang sudah parah,” ungkap dr. Wresti.
Virus herpes genital tidak dapat diobati secara permanen, jika sudah terkena akan
tetap ada di dalam tubuh. Obat-obatan hanya untuk mengurangi kekambuhan penyakit ini.
“Herpes genital bersifat periodik, kemunculannya bergantung daya tahan tubuh pasien. Bagi pasien dewasa, herpes genital tidak berbahaya ataupun menyebabkan kematian, tetapi bagi ibu hamil yang baru saja terkena virus HSV akan sangat berbahaya bagi bayinya.” pungkasnya.