Industri Obat Bahan Alam Tumbuh Pesat, Ekspor Capai USD6,3 Juta di 2024

0
14
Industri Obat Bahan Alam Tumbuh Pesat, Ekspor Capai USD6,3 Juta di 2024
Industri Obat Bahan Alam Tumbuh Pesat, Ekspor Capai USD6,3 Juta di 2024 (Foto Ilustrasi, Obat Bahan Tradisional)
Pojok Bisnis

Di tengah tekanan ekonomi global, sektor industri obat bahan alam (OBA) Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang kuat. Pada tahun 2024, nilai ekspor OBA berhasil mencapai USD6,3 juta. Kondisi ini menandakan bahwa produk berbasis herbal dan bahan alami dalam negeri masih memiliki daya saing di pasar internasional.

Tingginya semangat pelaku industri juga tercermin dalam hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2025. Sub sektor farmasi, termasuk obat kimia dan tradisional (KBLI 21), tercatat mengalami ekspansi dengan nilai IKI tertinggi kedua dari 23 sektor industri pengolahan yang dianalisis.

Fasilitas House of Wellness Jadi Andalan Kemenperin Dorong Fitofarmaka

Dalam rangka mendukung ketahanan industri farmasi nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat dukungan terhadap pengembangan OBA. Salah satu langkah strategisnya adalah keterlibatan dalam Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Fitofarmaka yang dibentuk berdasarkan Kepmenko PMK No. 10 Tahun 2024.

Salah satu institusi kunci yang turut berperan aktif adalah Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK) di Jakarta. Deputi Kemenko PMK, Sukadiono, memberikan apresiasi atas keberadaan fasilitas House of Wellness di balai tersebut. Fasilitas ini menyediakan layanan produksi OBA dengan teknologi manufaktur modern, mendukung pembuatan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang tengah diupayakan masuk ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

PT Mitra Mortar indonesia

Kepala BSKJI, Andi Rizaldi, menegaskan bahwa fasilitas BBSPJIKFK telah dilengkapi perangkat untuk proses produksi mulai dari pengolahan simplisia, ekstraksi, hingga pengemasan, dengan standar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).

Sementara itu, Kepala BBSPJIKFK, Siti Rohmah Siregar, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menjajaki Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Wiralab Analitika Solusindo untuk optimalisasi penggunaan fasilitas tersebut. Kerja sama ini mengacu pada PMK No. 202 Tahun 2022 tentang pengelolaan BLU.

Sinergi Jejaring Laboratorium Perkuat Standar Mutu OBA Nasional

Tak hanya membangun fasilitas produksi, BBSPJIKFK juga turut bergabung dalam Jejaring Laboratorium Pengujian Obat Bahan Alam (JLPOBA) bersama dengan BPOM, IPB, UGM, dan sejumlah mitra lainnya. Jejaring ini bertujuan menyinergikan kemampuan laboratorium dalam pengujian mutu OBA serta menjadi wadah pertukaran informasi antar lembaga.

Data BPOM per September 2024 menunjukkan, terdapat lebih dari 15.000 produk OBA terdaftar sebagai jamu, namun hanya 77 yang berstatus obat herbal terstandar, dan baru 20 yang berhasil masuk kategori fitofarmaka. Ini menandakan potensi besar yang masih terbuka lebar dalam pengembangan kekayaan tanaman obat lokal menjadi produk unggulan nasional.

“Dengan dukungan fasilitas, standardisasi, dan jejaring laboratorium yang solid, kami berharap industri OBA lokal bisa menghasilkan produk yang terbukti khasiatnya, aman dikonsumsi, dan memenuhi standar mutu, sehingga makin dipercaya oleh masyarakat,” tutup Siti.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan