Daerah di Indonesia yang sentra penghasil dan produksi sirsak berada di daerah Raja Mandala (Jawa Barat), Kabupaten Karanganyar dan Rembang di Jawa Tengah, serta Malang Selatan (Jawa Timur). Sirsak berasal dari kata Belanda, zuur artinya asam dan zak artinya kantong, bila digabungkan menjadi zuurzak yang berarti kantung asam. Selama ini, tanaman sirsak jarang sekali diketahui fungsi dan kegunaannya. Padahal, bagian daun sirsak bisa dimanfaatkan sebagai salah satu produk herbal yang memiliki khasiat untuk kesehatan.
Secara morfologis, tanaman sirsak mempunyai batang keras dengan tinggi mencapai 10 meter. Tanaman ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Namun untuk memperoleh hasil buah yang besar dan banyak, sirsak ideal ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air dan di ketinggian kurang dari 1.000 mdpl. Tanaman sirsak juga masih mampu tumbuh dan berbuah di dataran beriklim kering, asalkan tanah dangkal (kurang dari 1,5 m).
Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan sirsak antara 1.500–2.000 mm per tahun dengan musim kemarau 4-6 bulan. Pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah mulai berbuah pada umur 3-5 tahun. Sirsak yang ditanam dari biji mulai berbuah pada umur 2–3 tahun setelah ditanam. Hasil buah sirsak rata–rata 20 buah/pohon per tahun dengan bobot berkisar 10–60 kg.
Tanaman sirsak memiliki ciri-ciri daun yang sangat rimbun sehingga menyerupai perdu. Daunnya berukuran lebar dan agak tebal serta mempunyai bau yang tidak enak. Daun sirsak berbentuk lonjong, berwarna hijau tua, dan letaknya berhadapan. Daun sirsak memiliki kandungan senyawa monotetrahidrofuran asetogenin, seperti anomurisin A dan B, gigantetrosin A, annonasin-10-one, murikatosin A dan B, annosin, serta goniotalamisin.
Khasiat senyawa–senyawa ini untuk pengobatan berbagai penyakit. Daun dan batang sirsak juga mengandung senyawa tannin, fitosterol, kalsium oksalat, serta alkaloid murisin. Asam hidrosianik dalam jumlah tinggi ditemukan dalam kulit kayu pohon sirsak serta jumlah yang lebih sedikit ditemukan dalam akar dan daun sirsak.
Kandungan yang ada dalam sirsak mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan, bahkan beberapa waktu belakangan tersiar kabar bahwa daun sirsak bisa digunakan sebagai obat penyembuh penyakit kanker. Secara klinis sebenarnya kebenaran daun sirsak untuk kanker masih terus diuji kebenarannya, namun sudah banyak yang memberikan testimoni akan manfaat dun sirsak ini untuk kanker.
Bagi penderita kanker dianjurkan untuk meminum air rebusan daun sirsak. Mengonsumsi rebusan daun sirsak dan jus sirsak secara rutin mampu mengatasi penyakit kanker dan bersifat sebagai kemoterapi alami. Mengonsumsi sirsak secara rutin juga berkhasiat mencegah timbulnya penyakit kanker. Resep untuk pencegahan penyakit kanker adalah dengan merebus 10 lembar daun sirsak dewasa yang letaknya berada pada ranting ketiga dari pucuk dengan 3 gelas air hingga mendidih. Kemudian kecilkan api hingga tersisa 1 gelas. Minum air rebusan sirsak 2 kali sehari secara rutin.
Selain sebagai obat kanker, yang jelas sirsak juga banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk menyembuhkan bisul, diare, hepatitis, batuk, rematik, dan hipertensi. Penyakit lain yang bisa diobati dengan mengonsumsi sirsak antara lain ambeien, ulkus (borok/bisul), infeksi kandung (saluran) kemih, migran, anemia, kolesterol tinggi, asam urat, diare, sakit pinggang (lumbago), demam, asma bronkial, penyakit kandung empedu, penyakit hati, eksim dan gangguan kulit, kaki bengkak, lepra, anyang–anyang/beser, keracunan, mempercepat penyembuhan luka, peluruh keringat, menghentikan kebiasaan merokok, batuk, rhinitis, sinusitis, dan bronchitis, kejang, disentri, sariawan, sembelit, kutu kepala, dan obat nyamuk.
Daun sirsak juga bisa diolah menjadi bentuk kapsul jenis simplisia, yaitu bagian tanaman yang dikeringkan untuk digunakan sebagai obat. Langkah awal dari pembuatan simplisia daun sirsak ini dengan memilih daun sirsak. Kriteria daun sirsak yang dipilih sebaiknya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Untuk mendapatkan daun tersebut, ambil daun keempat atau kelima dari pucuk. Kandungan senyawa annonaceous asetoginin kemungkinan paling tinggi pada daun dengan kematangan sedang. Daun sirsak yang dipetik, lalu dimasukkan ke dalam keranjang kayu atau bambu.
Tahapan berikutnya, daun sirsak dicuci bersih agar bebas dari kotoran, tanah dan debu yang menempel. Hal ini penting karena kotoran dapat mempengaruhi khasiat yang terkandung dalam daun tersebut. Pencucian dapat dilakukan sebanyak dua kali atau sesuai kebutuhan. Setelah dicuci, daun sirsak ditiriskan dalam wadah atau keranjang berlubang.
Selanjutnya daun dikeringkan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air, mempertahankan daya fisiologis bahan, serta mengawetkan dan mempertahankan kualitas produk.
Terdapat dua metode pengeringan, yaitu dengan bantuan sinar matahari atau dimasukkan ke dalam oven. Daun sirsak sebaiknya tidak dikeringkan dengan dijemur langsung di bawah terik matahari, namun diangin–anginkan pada suhu kamar yang berlangsung selama 3–5 hari sampai kadar air mencapai di bawah 12%. Untuk bisa mengetahui kadar air sudah mencapai sekitar 12% bisa dengan meremas daun dengan tangan. Jika mudah hancur, menandakan daun sudah memenuhi kadar air yang diperlukan.
Dalam mengeringkan daun dengan bantuan sinar matahari, daun dijemur di atas tikar atau rangka pengering. Daun sirsak harus dibolak–balik setiap 4 jam agar keringnya merata. Cara pengeringan lain ialah menggunakan oven. Daun sirsak yang sudah ditiriskan dihamparkan dalam loyang, lalu di masukkan ke dalam oven dengan suhu 60 oC selama 30 menit. Selanjutnya, daun sirsak siap dikemas dan disimpan di dalam tempat yang kering serta terlindung dari panas matahari agar tidak rusak.
Tahap berikutnya proses perajangan/pemotongan bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan. Sebaiknya, daun sirsak dirajang dengan pisau tajam yang terbuat dari bahan stainless steel. Permukaan rajangan yang semakin luas akan mempersingkat proses pengeringan. Hasil rajangan sebaiknya disimpan dalam wadah besar yang bersih.
Daun sirsak yang sudah dirajang kemudian dikemas untuk menjaga kualitas simplisia daun sirsak yang sudah diproduksi. Simplisia daun sirsak dapat dikemas dengan menggunakan kapsul ekstrak atau non ekstrak. Apabila simplisia dikemas dengan cara ekstrak dilakukan dengan menggunakan alat ekstraktor hingga menjadi bubuk. Setelah itu dikemas dengan menggunakan kapsul. Untuk dosisnya banyak variasi mulai dari 150 cc, 250 cc, dan 500 cc. Tergantung usia penderita yang mengonsumsi produk obat herbal tersebut.
Simplisia daun sirsak dapat menghambat dan membunuh sel kanker yang luar biasa. Kini produk obat herbal daun sirsak dalam bentuk kapsul, baru mulai banyak dikembangkan produsen obat-obat herbal, dan direspon pasar dengan baik. Karena itu, semakin banyak produsen yang mencoba membuatnya.
Oleh: Dr. Adji Suranto, SpA.
Sekertaris II Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang
Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) Pusat