Pasca sejumlah perusahaan ritel memilih menutup sejumlah gerainya di mal-mal ternama Ibu Kota tahun lalu, tahun 2019 ini rencana penutupan gerai yang berdampak pemecatan ratusan karyawan hingga ribuan karyawan kembali terjadi.
Di awal tahun, Hero juga sudah menutup 26 gerai ritelnya seiring dengan lesunya bisnis makanan yang dijual perseroan. Dampaknya, ketika itu, 532 orang karyawan dirumahkan. Kini PT Hero Supermarket Tbk mengumumkan akan menutup sekitar enam supermarket Giant.
Penutupan dilakukan demi transformasi bisnis perusahaan. Meski di sisi lain, perusahaan memang menelan kerugian dalam dua tahun terakhir.
Senasib dengan Hero, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk juga akan memangkas 1300 karyawan mulai 2019-2022. Hal ini karena sepinya orderan yang membuat perusahaan harus melakukan efisiensi.
Meski kabar PHK ribuan karyawan ini cukup menyedot perhatian publik, namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bergeming. Menurutnya penutupan sejumlah gerai ritel hingga PHK besar-besaran tersebut tak menjadi ancaman peningkatan jumlah pengangguran.
Darmin mengatakan, jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih relatif terkendali.
“Kan tidak akan sekaligus (semua ritel) rontok juga. Paling-paling merek tertentu yang kesulitan,” ujarnya di Kemenko Perekonomian, Rabu (26/6).
Darmin menyebut penutupan ritel dan langkah efisiensi yang dilakukan Krakatau Steel tidak mengartikan kemunduran sektor ritel dan industri. Menurutnya tenaga kerja yang terkena PHK bisa saja masuk ke sektor industri lain.
“Penutupan ritel tidak bisa diartikan sebagai penurunan daya beli masyarakat. Justru, ia melihat persaingan usaha yang meningkat di sektor tersebut,” paparnya.
Darmin menegaskan kondisi persaingan ini masih cukup sehat. Sebab, toko ritel yang tutup lapak hanya karena mereka tidak mampu bersaing.