Ekspor Batu Bara RI Tertekan, Permintaan China dan India Menurun Tajam

0
74
Ekspor Batu Bara RI Tertekan, Permintaan China dan India Menurun Tajam
Ekspor Batu Bara RI Tertekan, Permintaan China dan India Menurun Tajam (Ilustrasi Foto: Tambang Batu Bara)
Pojok Bisnis

Ekspor Batu Bara Indonesia tengah menghadapi tekanan serius pada awal 2025 seiring menurunnya permintaan dari dua konsumen terbesar, China dan India. Sepanjang periode Januari hingga April, volume ekspor menurun secara signifikan, mencerminkan tantangan yang lebih luas bagi industri batubara nasional.

Menurut data industri, ekspor batu bara ke China turun hingga 20 %—sekitar 14 juta ton—pada April 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara India juga mengalami penurunan impor sekitar 15 %—equivalen dengan 6 juta ton. Penurunan ini terkait dengan strategi peningkatan produksi domestik serta kebijakan transisi energi kedua negara.

Pangsa Pasar Terdampak Kebijakan dan Produksi Domestik

Menurut laporan dari Energy Shift Institute, produksi batu bara Indonesia pada 2024 mencapai rekor 836 juta ton, namun peningkatan tersebut tidak mampu mengimbangi penurunan ekspor di tahun ini. China dan India kini mendorong industri dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor, mempercepat penurunan ekspor RI.

Di sisi lain, kenaikan Harga Batu Bara Acuan (HBA), yang kini ditentukan dua kali sebulan, menjadi salah satu penyebab turunnya keunggulan harga Indonesia di pasar ekspor, terutama China. China menolak harga yang dirasa terlalu tinggi dibandingkan harga pasar domestik, membuat batu bara RI kurang kompetitif.

PT Mitra Mortar indonesia

Meskipun ekspor ke China dan India melemah, pelaku industri tidak sepenuhnya pesimis. Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, menjelaskan bahwa permintaan domestik masih tinggi dan potensi ekspor ke negara lain—seperti Jepang, Korea Selatan, serta negara-negara Asia Tenggara—masih terbuka luas.

Strategi pemerintah kini tengah difokuskan pada diversifikasi pasar dan optimalisasi permintaan domestik, seiring ambisi menuju swasembada energi. Menteri ESDM, melalui Dirjen Minerba, menyatakan siap membuka dialog mengenai penyesuaian kebijakan HBA agar tetap fleksibel dan mendukung daya saing ekspor.

Prediksi Harga Batu Bara dan Tantangan Global

Meski permintaan melemah, harga batu bara secara global mencatat kenaikan. Di pasar ICE Newcastle, harga batu bara termal naik ke US$111,5 per ton—level tertinggi selama tiga bulan terakhir. Kenaikan ini didorong oleh kebijakan energi di AS dan China, serta lonjakan impor India.

Namun, peningkatan harga tak serta-merta mengatasi penurunan volume ekspor. Pengusaha dan analis memperingatkan bahwa strategi yang dibutuhkan adalah kombinasi efisiensi biaya, perluasan pasar, dan adaptasi kebijakan agar industri batubara nasional tetap kompetitif dan berkelanjutan.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan