Industri Manufaktur Menguat, Yuasa Battery Jadi Contoh Sukses Komponen Otomotif

0
44
Industri Manufaktur Menguat, Yuasa Battery Jadi Contoh Sukses Komponen Otomotif
Industri Manufaktur Menguat, Yuasa Battery Jadi Contoh Sukses Komponen Otomotif (Dok Foto: Kemenperin)
Pojok Bisnis

Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi tinggi kepada PT Yuasa Battery Indonesia atas kiprahnya dalam memperkuat sektor manufaktur nasional, khususnya industri komponen otomotif. Perusahaan ini dinilai memiliki peran penting dalam mendorong produktivitas dan daya saing industri aki di Tanah Air.

Saat ini, Yuasa tercatat mampu memproduksi sekitar 9 juta unit aki kendaraan roda dua dan 1,2 juta unit aki industri setiap tahun. Produk yang dihasilkan beragam, mulai dari aki kering (maintenance-free), aki basah, hingga baterai industri seperti Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan deep cycle, yang seluruhnya sudah memenuhi standar nasional dan internasional. Seluruh proses produksi juga ditopang oleh laboratorium pengujian berstandar ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.

“Yuasa bukan hanya menguasai pasar dalam negeri, tapi juga berhasil menembus pasar ekspor. Sekitar 20 persen produksinya dikirim ke negara-negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Afrika. Di Indonesia sendiri, jaringan distribusinya tersebar luas dengan lebih dari 47 cabang dan mitra resmi,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Senin (26/5), di Jakarta.

Indonesia Masuk 12 Besar Negara Manufaktur Dunia

Agus menyampaikan, berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2023 mencapai USD255,96 miliar — angka tertinggi dalam sejarah industri nasional. Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-12 dunia sebagai negara manufaktur terbesar, dan posisi kelima di kawasan Asia, setelah Tiongkok, Jepang, India, dan Korea Selatan. Di level ASEAN, Indonesia memimpin jauh dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam.

PT Mitra Mortar indonesia

“Kalau melihat angka ini, saya yakin kontribusi perusahaan seperti Yuasa punya peranan besar dalam mendorong nilai tambah industri nasional,” ujarnya.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada kuartal I-2025 sebesar 4,31 persen. Meski terjadi sedikit perlambatan, sektor ini tetap menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan andil sebesar 17,5 persen—naik baik secara kuartalan (0,19%) maupun tahunan (0,03%).

“Saya ingin tantang siapa pun yang mengatakan bahwa Indonesia mengalami deindustrialisasi. Data-data yang ada, mulai dari MVA hingga kinerja ekspor dan investasi industri, membuktikan sebaliknya,” tegas Agus.

Peluang Besar di Industri Otomotif

Dengan tingkat kepemilikan mobil di Indonesia yang baru mencapai 99 per 1.000 penduduk—jauh di bawah Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211)—potensi pasar otomotif nasional dinilai masih sangat besar. Meski demikian, volume penjualan kendaraan domestik Indonesia tercatat sebagai yang tertinggi di kawasan.

“Angka-angka ini menunjukkan peluang luar biasa bagi pelaku industri otomotif dan pendukungnya, termasuk Yuasa. Kita bisa bersama-sama mendorong peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor melalui strategi peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat,” kata Agus.

Pemerintah pun terus mendorong transformasi industri otomotif ke arah yang lebih ramah lingkungan. Insentif diberikan untuk kendaraan hybrid dan Battery Electric Vehicle (BEV), sebagai bagian dari target besar mencapai net zero emission (NZE) paling lambat tahun 2060, bahkan dipercepat oleh Kemenperin menjadi 2050.

“Kami berharap Yuasa sebagai pemimpin pasar Battery otomotif bisa berinovasi lebih jauh untuk mendukung era kendaraan ramah lingkungan,” tambahnya.

Yuasa juga dinilai memiliki peran strategis dalam memperkuat ekosistem industri nasional, tidak hanya sebagai produsen, tetapi juga sebagai mitra yang menjalin kolaborasi dengan berbagai pelaku industri hulu dan hilir. Jaringan kemitraan ini mencakup penyedia bahan baku lokal hingga sektor pengguna energi cadangan seperti telekomunikasi, perbankan, dan otomotif.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan