Meski LG Mundur, Proyek Kendaraan Listrik Tetap Jalan!

0
13
Meski LG Mundur, Proyek Kendaraan Listrik Tetap Jalan!
Meski LG Mundur, Proyek Kendaraan Listrik Tetap Jalan! (Dok Foto: Kemenperin)
Pojok Bisnis

Kemenperin terus memperkuat komitmennya dalam membangun proyek kendaraan listrik (EV) di Tanah Air, termasuk mendorong produksi baterai sebagai komponen vital. Upaya ini menunjukkan hasil positif dengan pertumbuhan signifikan jumlah kendaraan listrik di Indonesia yang pada 2024 tercatat mencapai 207 ribu unit, meningkat 78 persen dibanding tahun sebelumnya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pertumbuhan industri EV di Indonesia ditopang berbagai kebijakan strategis pemerintah. “Ekosistem kendaraan listrik nasional terus berkembang pesat, bahkan kapasitas produksinya telah melampaui permintaan pasar. Ini tidak lepas dari dukungan regulasi, penyusunan peta jalan industri, dan optimalisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” jelas Agus dalam keterangannya, Kamis (24/4).

Target Produksi dan Investasi Menjanjikan

Kemenperin menargetkan produksi kendaraan listrik di dalam negeri pada 2030 mencakup 9 juta unit motor listrik dan 600 ribu unit mobil serta bus listrik. Produksi ini ditaksir mampu menekan konsumsi BBM hingga 21,65 juta barel serta memangkas emisi CO₂ sebanyak 7,9 juta ton.

Saat ini, tercatat 63 perusahaan telah memproduksi motor listrik dengan kapasitas produksi mencapai 2,28 juta unit per tahun dan nilai investasi Rp1,13 triliun. Untuk mobil listrik, ada sembilan perusahaan yang memproduksi hingga 70.060 unit per tahun, didukung investasi Rp4,12 triliun. Di sektor bus listrik, tujuh perusahaan aktif memproduksi dengan kapasitas 3.100 unit per tahun dan total investasi Rp380 miliar.

PT Mitra Mortar indonesia

“Total investasi yang masuk ke sektor ini mencapai Rp5,63 triliun, memberikan efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Agus.

Mundurnya LG Digantikan Investasi Baru

Terkait mundurnya LG Energy Solution dari proyek kendaraan listrik, Kemenperin memastikan tidak ada dampak negatif yang signifikan. Proyek tersebut akan dilanjutkan oleh mitra baru asal Tiongkok, Huayou, perusahaan spesialis material baterai lithium-ion dan kobalt.

“Pergantian mitra dalam proyek besar adalah hal yang wajar. Proyek pengembangan EV tetap berjalan sesuai target dan tidak terganggu,” tegas Agus.

Seiring pengembangan EV, sektor produksi baterai juga menunjukkan kemajuan. Dua perusahaan lokal, PT Industri Ion Energisindo dan PT Energi Selalu Baru, telah memproduksi baterai motor listrik dengan total kapasitas 22.000 unit per tahun.

Sementara itu, PT HLI Green Power – kolaborasi antara Hyundai dan LG – sudah memproduksi sel baterai dengan kapasitas awal 10 GWh dan investasi sebesar USD1,1 miliar. Sel baterai ini akan dipasok ke PT Hyundai Energy Indonesia, yang memproduksi 120 ribu baterai pack per tahun. Ada juga PT International Chemical Industry yang menargetkan kapasitas produksi hingga 256 MWh per tahun.

Selain itu, PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia turut berkontribusi sebagai produsen baterai pack dengan investasi lebih dari USD8,7 juta dan kapasitas hampir 18 ribu unit per tahun.

Kemenperin menegaskan bahwa strategi pengembangan kendaraan listrik sejalan dengan arah kebijakan hilirisasi yang digalakkan Presiden Prabowo Subianto. “Kami terus mendorong nilai tambah dari sumber daya lokal, terutama nikel, untuk mendukung kemandirian industri baterai nasional,” ujar Agus.

Ia juga menambahkan, Kemenperin tengah fokus mengembangkan teknologi daur ulang baterai guna menjaga keberlanjutan industri. “Kami ingin menciptakan rantai industri baterai yang terintegrasi, dari hulu ke hilir, termasuk aspek daur ulang,” tutupnya.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan