Meskipun Tertahan Libur Lebaran, Manufaktur Indonesia Masih Tumbuh

0
65
Meskipun Tertahan Libur Lebaran, Manufaktur Indonesia Masih Tumbuh
Meskipun Tertahan Libur Lebaran, Manufaktur Indonesia Masih Tumbuh (Dok Foto: Kemenperin)
Pojok Bisnis

Pelaku industri di Indonesia masih menunjukkan optimisme tinggi terhadap kondisi usaha dalam negeri, meskipun tengah menghadapi tantangan dari perlambatan ekonomi nasional. Aktivitas manufaktur di Indonesia diyakini dapat semakin berkembang jika ada kebijakan yang mendukung industri lokal, terutama dalam hal perlindungan pasar domestik yang memiliki potensi permintaan besar. Di sisi lain, dinamika perang dagang global mulai berdampak pada sektor ekspor, menyebabkan tekanan bagi beberapa industri dalam negeri.

Optimisme sektor industri ini tergambar dalam laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2025, yang tetap berada di level ekspansi dengan angka 52,98. Namun, angka ini menunjukkan perlambatan sebesar 0,17 poin dibandingkan bulan sebelumnya dan turun 0,07 poin dibandingkan Maret 2024.

“Penurunan ini dipengaruhi oleh periode libur Lebaran, yang secara historis menyebabkan perlambatan produksi. Perusahaan biasanya meningkatkan produksi dua hingga tiga bulan sebelum Ramadan untuk memenuhi lonjakan permintaan, tetapi menjelang dan setelah Lebaran, permintaan terhadap produk seperti makanan, minuman, serta tekstil mengalami penurunan,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief, dalam laporan IKI Maret 2025 di Jakarta, Rabu (26/3).

Laporan ini menunjukkan bahwa ekspansi IKI didukung oleh 21 subsektor industri yang menyumbang 96,5 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas pada triwulan IV 2024. Namun, terdapat dua subsektor yang mengalami kontraksi.

PT Mitra Mortar indonesia

“Dua subsektor dengan IKI tertinggi berada di industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri farmasi, obat kimia, dan obat tradisional. Sebaliknya, industri furnitur serta industri karet, barang dari karet, dan plastik mengalami kontraksi,” jelasnya.

Faktor Pendorong dan Tantangan Industri Manufaktur Indonesia

Febri menambahkan bahwa variabel utama penyusun IKI, yaitu pesanan baru, produksi, dan persediaan, masih menunjukkan tren ekspansi. “Pesanan baru tetap mengalami ekspansi meski melambat 0,88 poin dibanding bulan sebelumnya menjadi 53,69. Sementara itu, produksi meningkat 0,66 poin menjadi 51,21, dan persediaan naik 0,34 poin menjadi 53,86,” ujarnya.

Meskipun permintaan global mengalami perlambatan akibat ketidakpastian ekonomi dunia, geliat konsumsi dalam negeri masih cukup kuat. Momentum Ramadan dan persiapan Hari Raya menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan produksi manufaktur. Namun, serbuan produk impor dengan harga murah memberikan tekanan yang cukup besar bagi industri lokal.

Pentingnya Pasar Domestik bagi Industri Manufaktur

Juru bicara Kemenperin menegaskan bahwa pasar domestik memiliki peran krusial dalam mendukung kinerja industri manufaktur Indonesia. Ada empat alasan utama mengapa pasar domestik sangat penting:

  1. Kontribusi Besar terhadap Penjualan Manufaktur Sekitar 80 persen produk manufaktur dijual di dalam negeri, sementara 20 persen sisanya diekspor. Permintaan domestik yang kuat menjadi penentu utama kinerja industri.
  2. Menarik Investasi Asing Pasar domestik yang besar menjadi daya tarik bagi investor global untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini mendorong pembangunan fasilitas produksi baru dan ekspansi industri manufaktur di dalam negeri.
  3. Menyerap Tenaga Kerja dalam Jumlah Besar Hingga 2024, sektor manufaktur telah menyerap sekitar 19 juta tenaga kerja. Ketika industri manufaktur berkembang, maka pendapatan pekerja ikut meningkat. Sebaliknya, banjirnya produk impor murah dapat mengancam stabilitas ekonomi pekerja dan keluarganya.
  4. Peluang untuk Meningkatkan Daya Saing Dengan meningkatnya permintaan dalam negeri, industri lokal memiliki kesempatan untuk meningkatkan nilai tambah, produktivitas tenaga kerja, serta daya saing produk agar dapat bersaing di pasar global dan masuk lebih dalam dalam rantai pasok global.

Dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, pemerintah diharapkan terus memberikan dukungan kebijakan yang mampu memperkuat daya saing industri manufaktur dalam negeri, sekaligus melindungi pasar domestik dari tekanan eksternal.

DISSINDO
Top Mortar Semen Instan